Senin, 19 Maret 2012

Sejarah, Bekal Meraih Masa Depan

BANDUNG, (TubasMedia.Com) – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menegaskan, dalam mengisi kemerdekaan tidak boleh mencela sejarah. Pembangunan hendaknya dilaksanakan dengan semangat persatuan dan kesatuan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan modal itu maka cita-cita mewujudkan kesejahteraan bangsa dapat segera dilaksanakan.
“Tidak boleh mencela masa*lalu. Sejarah yang lalu hendaknya digunakan sebagai bahan evaluasi. Hal-hal yang buruk di masa lalu menjadi pelajaran agar tidak terulang kembali. Sementara hal-hal yang baik dapat menjadi panutan untuk mengejar keberhasilan di masa depan. Intinya banyak yang dapat kita petik dalam sejarah masa lalu.
Ada hal yang terkait dengan keburukan juga ada hal yang menjadi tinta emas keberhasilan sebuah bangsa,” tegas Heryawan pada pembukaan Musda IV Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotongroyong (Kosgoro) Jawa Barat, di Bandung, baru-baru ini. Hadir dalam acara Musda tersebut, Ketua Majelis Pertimbangan Kosgoro Hayono Isman yang juga anggota DPR dari Partai Demokrat.
Sebagai bahan evaluasi sebuah bangsa, tambah Heryawan mencontohkan dua negara yakni Indonesia dan Korea Selatan. Hari Kemerdekaan kedua negara hanya terpaut dua hari. Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 sedangkan Korea Selatan (Korsel) tanggal 15 Agustus tahun yang sama.
Namun mengapa kemajuan kedua negara tersebut terpaut cukup jauh. Sejarah kemajuan bangsa Korsel hendaknya menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia untuk meraih masa depan yang lebih baik. “Ternyata masalah kultur dan ragam suku bangsa menjadi fokus perhatian. Indonesia dengan ragam budaya dan suku bangsa hendaknya lebih maju dibanding Korsel,” harpanya.
Menurut Heryawan, hal yang paling utama dalam mempersatukan bangsa Indonesia terletak pada komitmen untuk ikhlas dipersatukan dalam kerangka NKRI, dengan pondasi Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945. Keberadaan NKRI adalah harga mati dan tak perlu lagi diperdebatkan. Sehingga ke depan yang harus dilakukan bagaimana mengoptimalkan sumberdaya yang ada untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa. Hendaknya pilar-pilar tersebut dapat mewarnai program pembangunan, termasuk sebagai bahan kerangka kebijakan organisasi Kosgoro.
Hayono Isman yang menjelaskan Kosgoro merupakan organisasi yang mengedepankan persatuan dan kesatuan untuk pembangunan bangsa. Kosgoro merupakan organisasi non Parpol yang bekerja demi kepentingan masyarakat luas. Meski jika menilik sejarah, embrio Kosgoro berasal dari Partai Golkar.
Hayono menegaskan Kosgoro merupakan Ormas independen yang siap menerima anggota tanpa membedakan ras, agama, dan suku bangsa demi tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa. (damanik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar