Sabtu, 08 September 2012

9 Jejak Sains Indonesia di Dunia


Tak banyak yang tahu bahwa ilmuwan-ilmuwan Indonesia juga turut serta menyumbang pemikiran bahkan penemuan-penemuan penting yang berdampak pada kemajuan dunia. Untuk mengapresiasinya, Indonesia Berprestasi bermaksud membuat ulasan singkat mengenai beberapa penemuan yang dimaksud. Ini dia:

 
1955
Teori 23 Kromosom

Dr. Joe Hin Tjio, seorang ahli Cytogenetics asal Indonesia menemukan fakta bahwa kromosom manusia berjumlah 23 buah. Melalui penelitian di laboratorium Institute of Genetics of Sweden’s University of Lund, temuannya berhasil mematahkan keyakinan para ahli genetika bahwa jumlah kromosom adalah 24 buah. Ia berhasil menghitung jumlah kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr. T.C. Hsu di Texas University, AS.


 
1961
Pondasi Cakar Ayam

Teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo ketika ia sebagai pejabat PLN diminta mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol, Jakarta. Pondasi yang dibuatnya ternyata mampu mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan tanah di bawahnya dibandingkan dengan pondasi biasa. Pondasi cakar ayam ini kemudian digunakan di Bandara Juanda, Surabaya yang memungkinkan landasan menahan beban hingga 2.000 ton atau seberat pesawat super jumbo jet. Selain di Indonesia teknologi yang sudah dipatenkan ini juga digunakan di 9 negara lain, seperti Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belgia, Kanada, AS, Belanda.


 
1979
Ketela Pemadam Api

Ketika sedang melakukan uji coba menggunakan cairan pelumas berbahan kulit ketela pohon di Queen Marry College-London University, Inggris, Randall Hartolaksono menemukan teknologi untuk memadamkan api secara efektif dan ramah lingkungan. Ketika itu, cairan buatannya tidak sengaja tumpah dan memadamkan api yang sedang menyala. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata diketahui bahwa cairan tersebut jika terkena panas akan mengeluarkan uap yang dapat menyerang api. Kini temuannya digunakan di berbagai perusahaan pertambangan di penjuru dunia sebagai solusi untuk mengatasi kebakaran


 
1983
Pesawat CN-235

Adalah pesawat dengan mesin turbo propeller hasil kerjasama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dengan CASA asal Spanyol. Pesawat ini mampu mengangkut 2 pilot hingga 45 orang penumpang dengan kecepatan maksimal 509 km per jam dan jarak tempuh 796 km. Pesawat ini kemudian digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan sipil dan militer di sejumlah negara di dunia


 
1998
Kromatografi Tercepat

Di bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada tahun 1998, Prof. Dr. Rahmiana Zein, yang saat itu sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini peneliti membutuhkan waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa kimia, teknik yang digunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa kimia dalam waktu kurang dari 10 menit.

 
 
2000
Teknik Pengeringan Sperma

Teknik pengeringan – yang disebut sebagai evaporative drying – serta penyimpanan sperma dalam ruangan bertemperatur kamar ditemukan oleh Mulyoto Pangestu, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil gelar Ph.D di Monash University, Australia. Uniknya, Mulyoto berhasil melakukannya menggunakan perlengkapan yang dapat ditemukan dengan mudah dan murah. Penemuannya ini dipatenkan di Australia dan menjadi milik Monash University. Akan tetapi, Mulyoto tetap tercatat sebagai penemunya.


 
2005
Persamaan Helmholtz

Persamaan matematika ini berhasil dipecahkan oleh Yogi Ahmad Erlangga, dosen ITB asal Tasikmalaya. Ketika memecahkan rumus tsb, Yogi sedang menempuh program Ph.D di Delft University of Technology, Belanda. Persamaan Helmholtz yang berhasil dipecahkannya, membuat banyak perusahaan minyak dunia gembira. Pasalnya, dengan rumus temuan Yogi itu mereka dapat lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumusnya juga bisa diaplikasikan di industri radar, penerbangan, dan kapal selam


 
2006
Pemindai 4 Dimensi

Electrical Capacitance Volume Tomography ditemukan oleh Dr. Warsito Purwo Taruno dan dipatenkan secara internasional. ECVT merupakan teknologi yang menggunakan sensor medan listrik statis yang bisa menampilkan gambar 4 dimensi dari tingkah laku gas dan partikel di dalam reaktor tertutup. Teknologi ECVT ini diperkirakan dapat mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi di berbagai bidang, mulai dari energi, proses kimia, kedokteran, hingga nano-teknologi.


 
2010
Sistem Telekomunikasi 4G berbasis OFDM

Bersama koleganya, Khoirul Anwar, alumni ITB kelahiran Kediri ini merombak pakem efisiensi alat komunikasi. Ia mematenkan temuannya seputar sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Atas karyanya, Khoirul Anwar mendapat penghargaan pada 2010, dari Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC), Taiwan.


16 Rahasia Terselubung Mengenai Doraemon !!



1. Apa maksud nama "Doraemon"?

Nama Doraemon sebenarnya diciptakan dari 2 patah kata: Dora & Emon. Dora adalah seperti kucing jalanan dan emon adalah kata ganti untuk binatang jantan untuk bahasa tradisional Jepang. So, maksud nama Doraemon adalah kucing jantan liar.

2. Bagaimana menuliskan "Doraemon" dalam bahasa Jepang?

ドラえもん

3. Doraemon memiliki kode produksi?

Ya! Doraemon memiliki kode, yaitu MS-903. Ini adalah nama asli Doraemon sebagai robot, & dengan nama inilah ia dipanggil oleh pemilik pabrik robot di mana ia diciptakan.

4. Birthday Doraemon?

3 September 2112 adalah TANGGAL di mana Doraemon dihasilkan. Doraemon ni lebih kurang robot masa akan datang la.

5. Doraemon memiliki nomor ajaib?

1293. Doraemon memiliki berat 129,3 kg & tingginya 129,3 cm. Ia bisa berlari dengan kecepatan hingga 129,3 km / jam ketika ketakutan & melompat 129,3 cm ketika terancam bahaya. Kekuatan maksimumnya 129,3 bhp. Lingkar pergelangan tangannya 129,3 mm. Kakinya berdiameter 129,3 mm. Ia dibuat pada September 3, 2112, di Pabrik Robot Matsushiba.

6. Apa warna asli Doraemon?

Warna cat asli Doraemon adalah kuning. Setelah tahu bahwa telinganya digigit tikus, So Doraemon merasa tertekan dan menyelinap ke atas menara, dan meminum air ramuan berlabel "kesedihan". Ketika Doraemon menangis, warna kuningnya luntur dan suaranya berubah karena ramuan tersebut. Sesuai dengan pepatah english In Blue berarti dalam kesedihan kan.

7. Doraemon adalah robot yang tidak sempurna dan tambahan lagi, Doraemon adalah produk Sub-standar karena banyak peralatannya tidak berfungsi dengan baik sebagai contoh bel pemanggil kucingnya.

8. Doraemon pernah bersekolah?

Doraemon memang bersekolah. Nama sekolah Doraemon adalah Robot School (ロボット 学校, Robotto Gakkō)

9. Bagaimana kinerja Doraemon di sekolahnya?

Doraemon berprestasi buruk di sekolah robot sehingga tidak yang mau mengambil Doraemon untuk sebagai teman sehingga sampai bayi Sewaishi (cicit Nobita, dimasa akan datang) menyukai Doraemon dan mengirim Doraemon ke Nobita yaitu Kakeknya dimasa lalu untuk menjaga Nobita.

10. Berapa jumlah alat di kantong doraemon?

Lebih kurang 4500 alat telah dikeluarkan dari kantong doraemon mulai dari episode pertama sampai sekarang, termasuk yang paling populer adalah Doko Demo Doa (Pintu Ke mana saja), Take-copter (Baling-baling Bambu), Kuukihou (Meriam Senjata Angin) & Time Machine (Mesin Waktu)

11. Tombol turn on / off Doraemon adalah sebuah switch berbentuk bola kecil bulat yang menjadi ekornya.

12. Tangan Doraemon memiliki kekuatan adhesive & daya sedot yang luar biasa sehingga semua benda bisa dipegang oleh Doraemon. Teknologi yang digunakan pada tangannya yang sama dengan gaya gravitai bumi dalam skala mini. Inilah yang menjelaskan bagaimana tangan Doraemon yang bulat bisa memegang barang.

13. Kenapa Doraemon dan Dorami dikatakan sebagai kakak & adik?

Ini karena mereka berdua "dilahirkan" dari satu tangki minyak yang sama dan "Doraemon" lahir terlebih dahulu dari Dorami (2 tahun lebih tua), sehingga ia disebut "kakak", kemudian Dorami juga disewa oleh keluarga Sewashi.

14. Bagaimana Doraemon buang air?

Sistem pencernaan Doraemon meskipun Doraemon ni adalah robot, namun mampu mengolah bahan apa pun menjadi sumber energi berbentuk sejenis minyak tanpa ampas. Sebab itulah Doraemon tak pernah pup.

15. Kenapa Doraemon takut pada tikus?

Doraemon takut pada tikus karena trauma saat telinganya digigit oleh tikus sewaktu dia tidur siang hari.

16. Siapa nama awek Doraemon yang juga merupakan kucing asli?

Namanya adalah Mii-chan

Virus dari Tikus Hantui Pelancong di Amerika




 

Sebanyak 12.000 orang yang berkemah di bumi perkemahan Taman Nasional Yosemite di California, AS, terancam terinfeksi virus mematikan bernama hantavirus. Peringatan itu datang setelah seorang pelancong asal Virginia Barat yang mengunjungi taman itu Juni lalu menjadi orang ketiga yang meninggal akibat virus tersebut.
Hingga saat ini tercatat sudah ada delapan kasus penularan hantavirus yang diakibatkan oleh kotoran tikus.
Gejala penularan baru terlihat enam minggu kemudian dan dampaknya sangat fatal.
Taman Nasional Yosemite mengatakan 1.000 telepon per hari masuk ke sambungan hotline mereka dari pengunjung yang ketakutan dan ingin mencapat informasi tentang hantavirus.
Hantavirus berada dalam kotoran, urine dan liur tikus. Ketika kotoran itu mengering dan bercampur dengan debu, virus dapat terhirup oleh manusia terutama di ruangan kecil.
Penyakit itu juga menyebar jika orang menyentuh atau makan zat yang terkontaminasi, atau digigit oleh hewan yang terinfeksi.
Kematian pertama dilaporkan pada Agustus lalu. Salah satu korban adalah pria berusia 37 tahun dari San Fransisco.
Yosemite mengatakan dari delapan pasien hantavirus yang tertular di taman mereka, lima diantaranya menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.
Wabah hantavirus di Yosemite diduga karena adanya tikus yang bersarang di insulasi tenda di salah satu area perkemahan yang bernama Curry Village. Demikian ditulis BBC (7/9/2012).*

ISI PANCASILA MODEL JAMAN SEKARANG

Pancasila Asli :


ISI PANCASILA MODEL JAMAN SEKARANG (Sindiran)


  1. KEUANGAN. YANG MAHA KUASA. 
  2. KORUPSI YG ADIL DAN MERATA. 
  3. PERSATUANMAFIA HUKUM INDONESIA. 
  4. KEKUASAAN YG DIPIMPIN OLEH NAFSU KEBEJATAN DALAM.PERSEKONGKOLAN DAN KEPURA- PURAAN. 
  5. KENYAMANAN SOSIAL BAGI SELURUH PEJABAT, WAKIL RAKYAT, DAN KELUARGANYA.


Sumber :
  1. http://hasbiwijaya.blogspot.com/2012/06/pancasila-terbaru.html
  2. http://dreamindonesia.wordpress.com/2011/06/02/mengenal-pencipta-lambang-negara-indonesia-garuda-pancasila-sultan-hamid-ii-dari-pontianak/
  3. http://www.harianjogja.com/2012/channel/jateng/masyarakat-sudah-banyak-melupakan-pancasila-191560
  4. http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila

Ketika Anak Punk Berpikir Tentang Agama dan Tuhan (1)




 
Foto Berwarna dari kiri ke kanan : Asep, Danang, Otoy Dan Anggi

APA yang Anda ketahui ketika mendengar kata Punk? Seorang pengamen dengan rambut berwarna di lampu merah? Penuh tato dan suka mabuk bahkan jauh dari agama? Pecinta musik yang suka meninggalkan sholat dan mungkin segudang penilaian negatif lainnya.
Namun, suasana di pinggir terminal Pulo Gadung ini terasa jauh berbeda. Sebuah rumah dua tingkat yang 65% bahan bangunannya terbuat dari papan. Ruangan tengah penuh dengan foto-foto dokumentasi. Semua foto itu seakan bercerita bagaimana sejak awal komunitas ini berdiri. Tepat didepan pintu masuk ada sebuah rak lemari berisi tumpukan Al Qur’an. Beberapa peralatan sablon. Suasana merakyat itu semakin lengkap dengan lantunan ‘Ujung Aspal Pondok Gede’ dari Iwan Fals. Dinyayikan bersama-sama dengan gendang rakitan sambil menghitung pendapatan dari mengamen hari ini.
“Ya beginilah anak-anak, siang mengamen mikirin dapet duit, malamnya kita istirahat. Kalau hari Senin wajib untuk ikut pengajian. Biasa bang siraman ruhani cieeeeee.....” Jelas Otoy salah satu anggota komunitas Punk Muslim langsung di soraki teman-temannya penuh canda dan persaudaraan, Senin (03/09/2012).
“Gaya lo Toy..toy” Celetuk seorang rekan Punk Muslim lainnya.
Beberapa orang seperti Anggi, Otoy, Danang dan sekitar 20 anggota Punk Muslim hari ini berkumpul di markas Punk Muslim tersebut. Setengah dari jumlah tersebut baru tiba dari mengamen keliling kota. Tidak berapa lama, Asep salah satu anggota senior tiba dari kampungnya setelah melaksanakan mudik Lebaran.  Hari ini adalah jadwal pengajian mereka disetiap hari senin.
Setelah menunggu dari pukul 19.00WIB, tepat pukul 23.30 WIB acara pengajianpun dimulai. Materi tentang kesesatan Syiah-pun dikupas tuntas oleh sang ustad yang juga merupakan penggerak dakwah di jalanan Jakarta.
Ada yang garuk-garuk kepala, ada yang tertidur karena begitu lelah. Ada juga yang mencatat dan mendengarkan dengan khusyu kajian sang Ustad yang sudah seperti ayah sendiri bagi anak-anak ini.
Inilah sehari-hari mereka. Siang hari mereka disibukkan dengan mencari nafkah. Hampir semua anggota Punk sejak berumur belia tidak biasa meminta uang kepada orangtua mereka. Sejak kecil mereka sudah terbiasa mencari makan sendiri di jalanan yang keras.
Mengamen, menjadi kuli bangunan, berjualan pulsa hingga membuka warung kelontongan secara kolektif (patungan).
“Sebenarnya makan nggak makan asal ngaji bang hahahahah,” celetuk Anggi yang sudah dua tahun bergabung di komunitas ini sambil disahuti tawa riang gembira kawan-kawan lainnya.
Lelaki bernama lengkap Anggi Setiawan ini sebelumnya anak pelarian dari rumah. Dia memakai pernak-pernik Punk sendiri karena ikut-ikutan pergaulannya. Sama dengan Punk Muslim lainnya ketika menceritakan masa lalu mereka. Anggi sendiri tidak pernah tahu apa arti dan tujuan dari Punk. Bagi Anggi kalau dia tidak ikut mabuk, ngelem (mabuk menghisap uap lem aibon), memakai tindikan di kuping hingga merokok dia akan dianggap norak sama teman-temannya dulu.
Antara Tato dan Sholat
Ada pengalaman menarik yang dialami Anggi. Suatu ketika saat sedang mengamen di daerah Cakung, Jakarta Timur. Ia ditangkap razia polisi pamong praja (Pol PP). Punk Muslim yang memiliki tim advokasi anak jalanan langsung memberikan bantuan kepadanya. Setelah keluar dari penjara ia lantas menetap di Warung Udik Pulo Gadung. Warung Udik adalah nama lain dari markas Punk Muslim ini.
Punk Muslim bikin gue ngerti akhirnya apa tujuan hidup yang sebenarnya, Punk Muslim bikin gue sadar fitrah hidup gue bang, gue (fitrahnya) Islam dan karena itu gue takut Allah nggak ridho sama gue,” jelas lelaki kelahiran Jakarta, 17 Agustus 1993 ini.
Rahmat Purwadipun atau Danang menambahkan kisah sahabatnya Anggi tersebut. Lelaki kelahiran Jakarta, 23 Januari 1991 ini sangat jauh dari agama. Kebenciannya terhadap ketidakadilan membuat dia tidak peduli pada apapun selain bertahan hidup. Perkelahian, kekerasan sudah menjadi bagian hidupnya. Sebagai seorang Punk Jalanan hukum rimba akan selalu berlaku. Konsep persamaan hak juga sebenarnya tidak ada. Karena pada dasarnya di dalam punk juga terdapat penindasan.
“Ya namanya kita nggak mau mabok terus dipaksa mabok kan penindasan juga bang...,” 
Jauh dari sholat, tidak ada keteraturan dan tujuan hidup telah melekat dalam hidupnya. Semua itu seratus persen berubah saat ini. Danang ikini cenderung lebih pendiam dan tenang. Dia jarang bicara kecuali perlu. Menjaga diri dari perkataan dan perilaku yang tidak bermanfaat telah membuatnya menjadi seorang pendiam.
Danang sadar, jika kita tidak mau disakiti orang lain maka kita jangan menyakiti orang. Itulah yang menyebabkan ia jarang bercanda, teringat masa lalu ia sering bertengkar karena salah paham dalam bercanda.
“Sekarang gue ngerti kenapa gue harus ngejar surga. Hidup udah kayak neraka buat gue, masa setelah mati gue ketemu neraka lagi,” jelas Danang yang kini selalu menjaga sholat 5 waktunya.
Sementara Sarkam atau biasa dipanggil Asep punya kisah yang lebih mendalam. Rasa bersalahnya atas tato yang sudah terlanjur melekat terus menghantui.
Asep memang satu-satunya yang memiliki tato paling banyak di antara anggota Punk Muslim lainnya. Beragam kisah masa lalunya hampir sama dengan Anggi dan Danang.
Namun, Asep lebih banyak merasa rendah diri ketika tampil di depan umum. Keinginannya untuk segera memiliki pinangan hidup begitu dalam. Seiring itu, dia sering merasa tidak percaya diri. Semua itu bukan karena masa lalu semata, tapi juga karena tato yang terlanjur menempel di sekujur lengannya.
“Gue sadar gue masih Islam turunan meski gabung Punk Muslim tidak lantas ini ngejamin gue masuk surga. Tapi setidaknya gue punya harapan buat ngejar ampunan Allah setelah dibina di Punk Muslim,” jelas lelaki kelahiran Kuningan, 17 Agustus 1988 ini.
Asep bercerita melepaskan diri dari kehidupan Punk menjadi seorang Muslim tidak mudah. Bahkan sering godaan-godaan untuk mabuk dan bermaksiat lagi datang. Beruntung di komunitas ini ada banyak saudara yang saling mengingatkan. Bahkan saling menutupi aib untuk tetap saling memotivasi. Saat ini Asep memulai bisnis warung kelontong dan jualan kayu bangunan.
“Kalau lagi lemah iman, gue cari kesibukan atau gue banyak-banyakin ngumpul sama teman-teman di markas ini,” jelas Asep lagi.
Semua hal itu dibenarkan oleh Iip Iswaryadi atau biasa dipanggil Otoy. Lelaki kelahiran 8 Februari 1983 ini termasuk yang dituakan di komunitas. Buat dia Punk Muslim adalah hal yang gampang untuk didefinisikan. Punk Muslim adalah kemandirian dari akidah hingga ekonomi.
Secara ekonomi anak-anak tidak mau disebut miskin. Anak-anak Punk Muslim menolak mengemis bantuan donatur. Secara akidah Punk Muslim wewajibkan anggota mengikuti pengajian tiap hari Senin malam.
“Kita biayain markas aja ini ngontraknya dari ngamen, dulu pernah dibantu lembaga zakat, tapi gitu ribet ngurusnya dan bantuannya juga formalitas doang,” jelas Otoy.
Selain mengamen dan bisnis kayu. Punk Muslim juga bisa menyablon. Biasanya mereka merilis merchandise komunitas untuk dijual. Hasil penjualannya untuk biaya mengurus dan biaya bayar sewa markas.
Dulu Punk Muslim memang sering bekerja sama dengan lembaga zakat tertentu. Namun semua itu sudah ditinggalkan. Pasalnya, mereka sedih dengan pola birokrasi yang ada di lembaga zakat tersebut.
“Ya bingung aja bang, masa kita harus urus ini dan itu yang kita sendiri baca aja nggak semua bisa. Bikin KTP aja susah,” jelasnya.
Dua buah bendera berkibar di lantai dua markas Punk Muslim. Bendera Merah Putih dan Bendera Palestina. Usai pengajian tepat dipukul 01.30 Dini hari. Setelah mereka menyiapkan sajian mie instant. Semua dibeli secara kolektif. Mie Instant untuk sang Ustad, tim Hidayatullah dan para anggota Punk Muslim. Santapan lezat dini hari apalagi cuaca dingin seusai pengajian begitu terasa. Pukul 03.00 dini hari Ustadpun izin pulang karena ada jadwal dakwah siang nanti.
Sunyi suasana Pulo Gadung dini hari itu. Laju motorpun meninggalkan tempat dimana para petarung itu telah menjalani kemerdekaan. Ketika tidak setiap orang justru mampu menemukannya. Anggi, Danang, Asep, Otoy dan lainnya telah kembali menasehati kita tentang rasa syukur. Tentang ketangguhan melawan keterbatasan. Tentang menang melawan diri sendiri. Bahkan sering terasa mereka telah dewasa lebih cepat dari umur mereka.
Pelan-pelan komunitas Punk Muslim, berproses menjadi Muslim dan meninggalkan total subkultur Punk yang identik dengan kebebasan tanpa aturan agama.
“Buat kami ini revolusi bung!” tegas Otoy.*

20 MEI Hari Kebangkitan untuk Siapa?




 
Tambang Papua yang telah dikeruk untuk negara asing

PERINGATAN hari kebangkitan nasional sudah menjadi rutinitas yang sering kita lakukan pada 20 Mei setiap tahunnya. Seperti biasa, rutinitas ini diisi dengan acara yang formalitas tanpa ruh, plus pidato basa-basi tentang kebangkitan. Kalau dihitung-hitung sejak berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) hingga saat ini berarti sudah 104 tahun berlalu. Pertanyaannya, sudahkah kita bangkit?
Alih-alih bangkit, kehidupan dan nasib rakyat malah semakin terpuruk. Di saat yang sama para pejabat berlaku hidup mewah dan menghambur-hamburkan uang Negara, sehingga korupsi menjadi aktivitas yang biasa dilakukan oleh pejabat negeri ini. Karena itu, tidak aneh kalau begitu banyak julukan ‘hitam’ untuk negeri.
Ada yang mengatakan the failed state (negara gagal), the vampire state (negara drakula penghisap darah rakyat), the envelope country (Negara amplop), negeri sejuta markus dan julukan-julukan menyedihkan lainnya.
Secara emosional kita tentu marah dijuluki demikian, tapi fakta memang menunjukkan demikian. Kasus terakhir lihatlah kejahatan wisma atlet yang terus menjadi bola liar dan menyentuh pejabat pejabat teras negeri ini. Demikian juga kasus Century yang sangat sistematis. Bahkan hampir melibatkan seluruh penegak hukum; mulai dari kepolisian, kehakiman, jaksa, hingga pengacara.
Secara ekonomi, Pemerintah boleh saja mengklaim angka pertumbuhan ekonomi tinggi, neraca perdagangan positif, rupiah menguat, ekspor meningkat, pengangguran berkurang, dan sejumlah klaim lainnya. Namun, lihatlah realita sesungguhnya ditengah-tengah masyarakat. Kemiskinan di mana-mana tumbuh meningkat. Banyak rakyat yang hidup tak layak, bahkan untuk makanpun susah. Busung lapar terjadi di beberapa tempat. Biaya kesehatan makin meningkat tidak terjangkau. Rakyat kecil harus bisa menahan rasa sakit karena tak mampu berobat. Pendidikan pun semakin mahal sekaligus tidak bermutu dan tidak menjamin seseorang meraih pekerjaan apalagi gaji yang layak.
Bukti kongkrit kondisi ini, lihatlah di jalan-jalan. Anak-anak jalanan dan pengemis semakin subur. Jumlah orang gila di jalanan makin bertambah karena tidak mampu menahan beban hidup yang berat dan kompleks. Masyarakat kita menjadi masyarakat yang sakit. Tidak sekali dua kali kita mendengar dan menyaksikan ibu membunuh anaknya, suami membakar istrinya, anak membunuh orang tuanya. Semuanya berpangkal pada kesulitan hidup.
Kesenjanganpun semakin menjadi-jadi. Saat orang miskin kesulitan makan untuk sehari-sehari, pedagang mendapat lima ribu rupiah saja sulit, pemimpin negeri ini dengan teganya mempertontonkan kekayaannya dengan acara pernikahan putra bungsunya yang super mewah mencapai miliaran rupiah; ada yang dengan tega mempertontonkan korupsinya hingga miliaran rupiah. Para pejabat dan politisi pun memamerkan kerakusannya dengan biaya anggaran selangit.
Data menyedihkan
Lihat dunia pendidikan kita, hanya 11% siswa SMU yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi (APTISI, 2000). Angka pengangguran bertambah menjadi 113,74 juta orang, dan angka “setengah” menganggur adalah 59% penduduk Indonesia (Data BPS, 2009). Komnas perlindungan anak pun merilis pada tahun 2007 sekitar 11,7 juta anak putus sekolah, dan lebih mengejutkan ketika KPI juga merilis laporan pada tahun 2008 pada anak-anak sekolah menengah pertama (SMP) bahwa 97% di antaranya mengaku pernah menonton film porno, dan 93,7% remaja SMP mengaku pernah berciuman serta happy petting alias bercumbu berat, dan lebih mengejutkan 62,7% remaja SMP mengaku sudah tidak perawan lagi. Mungkin angka ini bisa bertambah lebih banyak lagi jika semuanya mengaku.
Lembaga Demografi UI juga menyatakan bahwa 58,36 juta dari 111,47 juta (52,3%) angkatan kerja Indonesia hanya berpendidikan SD, sekitar 19,91% pendidikan setingkat SMP, 20,7% setingkat SMA, dan hanya 5,05% Perguruan Tinggi. Senada denga itu laporan ADB atas pendidikan di Indonesia juga menunjukkan hal serupa yaitu hanya 46,8% siswa yang mampu menyelesaikan wajib pendidikan 9 tahun.
Belum lagi fakta miris yang menujukkan bahwa negeri muslim terbesar ini justru sangat parah dalam hal aborsi, sekitar 2.6 juta balita diaborsi setiap tahunnya. Selain itu, Indonesia menempati urutan pertama dalam penularan HIV/AIDS di Asia Tenggara. Data Kementerian Kesehatan per Juni 2011 menunjukkan bahwa pengidap AID 93.000 orang.
Tidak hanya itu, korupsi yang menjadi momok yang tidak pernah selesai dalam sejarah negeri ini, seakan menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. TKI disiksa tidak pernah mendapatkan perlakuan dan pembelaan yang layak dari pemerintah Indonesia.
Kemiskinan yang merajalela sampai saat ini, sementara negara sibuk menjual asset kepada pihak swasta dan asing.
Ketika pemerintah dengan berapi-api mengatakan NKRI harga mati! tapi lihat, faktanya mereka menjual hasil alam Negara. 90% dari total produksi minyak Indonesia dikuasai asing, yakni Total (30%), ExxonMobil (17%), Vico (BP-Eni joint venture, 11%), ConociPhilips (11%), BP (6%), dan Chevron (4%) (kementerian ESDM, 2008). Hutan Indonesia menghasilkan sekitar 80 triliun setiap tahun tetapi hanya 17% masuk kas Negara dan sisanya ke kantong HPH (Kompas, 2001). Perusakan Alam menjadi saksinya, dalam 1 menit perusakan hutan terjadi seluas 5 kali luas lapangan sepak bola (kompas, 2008).
Di Bumi Papua, kekayaan tambang emasnya setiap tahun menghasilkan uang sebesar Rp 40 triliun. Sayangnya, kekayaan tersebut  90%-nya dinikmati perusahaan asing (PT Freeport) yang sudah lebih dari 40 tahun menguasai tambang ini. Wajarlah jika gaji seorang CEO PT Freeport Indonesia mencapai sekitar Rp 432 miliar pertahun (=Rp 36 miliar perbulan atau rata-rata Rp 1.4 miliar perhari). Padahal, rakyat Papua sendiri hingga saat ini hanya berpenghasilan Rp 2 juta saja pertahun (=Rp 167 ribu perbulan).
Pemerintah Indonesia pun hanya mendapatkan royalti dan pajak yang tak seberapa dari penghasilan PT Freeport yang luar biasa itu (Jatam.org, 30/3/07).
Di Kaltim, batubara diproduksi sebanyak 52 juta meter kubik pertahun; emas 16.8 ton pertahun; perak 14 ton pertahun; gas alam 1.650 miliar meter kubik pertahun (2005); minyak bumi 79.7 Juta barel pertahun, dengan sisa cadangan masih sekitar 1.3 miliar barel. Namun, dari sekitar 2.5 juta penduduk Kaltim, sekitar 313.040 orang (12.4 persen) tergolong miskin. Di Aceh, cadangan gasnya mencapai 17.1 tiliun kaki kubik. Namun, Aceh menempati urutan ke-4 sebagai daerah termiskin di Indonesia, dengan Jumlah penduduk miskinnya sekitar 28.5 persen.
Hasil Totalnya, menurut data Bank Dunia 100 Juta atau kurang lebih 50% penduduk Indonesia hidup di garis kemiskinan dengan standar kemiskinan US$ 2per hari (MI, 2006).
Akhirnya, kekayaan yang berlimpah ruah di Indonesia hanya dinikmati segelintir orang.
Semua ini menghantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa sepanjang sejarahnya Indonesia tidak pernah bangkit, lalu hari kebangkitan siapa yang di peringati setiap tahunnya oleh bangsa ini?  Tapi,  bukan tidak mungkin negeri ini dapat bangkit dikemudian hari, hanya saja itu akan terjadi jika diterapkannya hukum yang Maha Adil, yaitu syariat Islam secara total insya Allah.*

“Agenda Terselubung” Kedatangan Kapal Perang US Navy di Tanjung Perak




 

TIGA kapal perang AS (US CG WAESCHE, US Navy USS Vandegrift FFG-48 dan USS GPN LSD 42) akan merapat dan bersAndar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Pihak TNI-AL  sudah sibuk menyambut kedatangannya. Kedatangan kapal perang AS dijadwalkan hadir 28 Mei – 6 Juni 2012 nanti.
Terkait kedatangan kapal perang AS terdapat berbagai persoalan antara yang pro dan kontra. Pihak yang dibuat tidak setuju adalah pengusaha laut yang ada di Tanjung Perak. Hal ini sebagaimana yang dilansir beberapa media on line. Menurut Ketua DPC INSA (Indonesia National Ship-owner Asociation) Surabaya Steven H Lasawengen, sAndarnya tiga kapal perang AS dalam waktu cukup lama, bisa mengganggu arus bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Perak. Selain itu jika dihitung kasar, kerugian logistik dari terhambatnya arus bongkar muat barang bisa mencapai  US$ 4,5 juta dan menimbulkan dampak biaya ekonomi tinggi. (www.suarapembaharuan.com,4/5/2012)
Peryataan keberatan dari pengusaha tersebut akhirnya mendapat tanggapan dari TNI-AL. Pihak TNI-AL berharap Kapal perang dari negeri Paman Sam itu bersAndar selama 2 hari dan melanjutkan kegiatan bakti sosial (baksos) dan latihan bersama dengan TNI AL.
"Kami meluruskan, bahwa itu tidak benar 10 hari standby di sana (Dermaga Jamrud). Paling hanya 2-3 hari di sana, karena ada kegiatan di laut (Latihan bersama TNI AL-US Navy)," kata Kadispen Armatim Letkol (Laut) Yayan Sugiyana, Rabu (detiksurabaya.com,16/5/2012).
Gubernur Jatim, Soekarwo juga menyetujui kedatangan kapal perang US Navy. Pada prinsipnya, Pakde Karwo kepada wartawan di gedung negara Grahadi Surabaya, Selasa (15/5/2012) mengatakan, tidak menjadi permasalahan jika kapal perang AS bersAndar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. "Ya rundingan, daripada para pengusaha itu teriak-teriak. Kalau menolak kapal perang Amerika sAndar itu tak bisa, sebab pelabuhan Tanjung Perak itu bukan hanya untuk kapal niaga, tetapi juga angkatan perang," tegasnya. Pakde Karwo juga mempertanyakan letak kerugiannya. Padahal biasanya kapal perang itu tidak sandar di dermaga bongkar muat barang, (www.beritajatim.com )
Pihak Amerika Serikat (AS) tidak tinggal diam. AS yang diwakili Konsulat Jenderal AS di Surabaya menegaskan bahwa kapal perang milik Angkatan Laut (AL) AS yang sAndar di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak, bukanlah keinginan AS, melainkan atas undangan militer Indonesia. Akan diadakan juga latihan militer bersama  dengan sandi CARAT (Cooperation of Afloat Readiness and Training). Selain itu juga akan mengadakan bakti sosial bersama. (www.republika.co.id, 17/5/2012).
Berlepas dari pro dan kontra antara pengusaha dengan TNI AL yang saat ini sedang dibahas win-win solution. Ada hal yang menarik dicermati dan dikaji lebih mendalam yaitu bentuk kerjasama US Navy dan TNI-AL sebagai bagian kerjasama dengan RI dengan AS. Jika memang pengusaha merasa dirugikan karena menggangu aktifitas bisnis yang hanya beberapa hari. Maka ada kerugian besar yang harus ditanggung negeri ini, yaitu penjajahan militer dan hegemoni AS di dunia muslim. Selain itu juga akan mengokohkan pengaruh AS di Asia Pasifik termasuk di Indonesia.

Misi Militer AS di Asia Pasifik
Situs resmi US Navy (www.navy.mil) merilis “Blue Ridge Builds Friendship with Indonesia 15/5/2012 NNS120515-03” menjelaskan bahwa Armada USS Blue Ridge ditugaskan untuk Armada Pasifik antiterorisme dan membina hubungan positif dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. Selain itu juga ada bakti sosial dan interaksi dengan warga Indonesia.
Rilis yang lain (USNS Mercy Deploying for Pacific Partnership 2012 "Preparing in Calm to Respond in Crisis" 26/4/2012 NNS120426-16) menjelaskan beberapa agenda untuk memperkuat hubungan AS dan negara yang dikunjungi. Hubungan juga dilakukan dengan bidang militer, organisasi, dan LSM yang ada di negara tersebut. Tujuan pentingnya adalah untuk mengatasi krisis dan bencana alam.
Sesungguhnya berbagai bentuk kebijakan US Navy berupa—bakti sosial, kerjasama militer, bentuan medis, latihan bersama—tidak terlepas dari misinya. “The mission of the Navy is to maintain, train and equip combat-ready Naval forces capable of winning wars, deterring aggression and maintaining freedom of the seas.” (misi Angkatan Laut adalah untuk memelihara, melatih dan melengkapi siap-tempur Angkatan Laut sehingga mampu memenangkan perang, menghalangi agresi dan memelihara kebebasan lautan (www.navy.mil)).
Jika TNI-AL tetap berambisi melakukan latihan militer dengan US Navy yang dibungkus dengan kegiatan kemanusiaan. Apalagi alasan TNI-AL untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam menjaga wilayah Indonesia. Maka ambisi dan alasan itu sulit diterima akal. Pasalnya militer AS mempunyai tugas pokok melakukan operasi militer seberang lautan untuk menjaga kepentingan AS di luar wilayah negerinya.
Wilayah Asia-Pasifik khususnya Indonesia merupakan wilayah strategis. Indonesia dengan wilayah lautan dan berpulau-pulau, serta jumlah penduduk yang banyak. AS tidak ingin Indonesia jatuh dalam hegemoni China. Ketakutan AS ini wajar. Hal itu dikarenakan ada kebangkitan dan agresivitas militer China. China telah mengklaim  kedaulatannya atas Laut China Selatan.
Peningkatan kekuatan AS di Asia-Pasifik mulai dilakukan belakangan setelah menyusutnya belanja militer AS sebesar US$487 miliar dan pengurangan gelar pasukan di Eropa dan Timur-Tengah, yang mulai mengalami transisi demokratis. Menurunnya belanja militer AS membuat para pengambil keputusan memberikan prioritas tinggi bagi kawasan di mana kepentingan AS terancam. Istilah smart power pun dipakai sebagai bagian dari peningkatan kekuatan militer AS di Asia-Pasifik.
Obama sebagai pemimpin tertinggi militer AS belajar dari pengalaman AS pasca-PD II yang mementingkan pre-emptive strike, untuk menghancurkan kekuatan musuh di sarangnya sebelum ia dapat menyerang kepentingan AS di mana-mana. Serangan militer Jepang di Pearl Harbour dan aksi terorisme 9/11 telah mengubah sikap para pengambil keputusan di AS. Sehingga, strategi pertahanan AS ada di luar wilayahnya, dan perlu pangkalan militer dan gelar pasukan seperti di Jepang dan Korsel, selain Guam dan Singapura untuk perawatan kapal-kapal perang yang melayani kepentingan AS di Asia-Pasifik. Sedangkan gelar pasukan dengan mobilitas tinggi dilakukan melalui operasi kapal induk yang memuat pasukan dan senjata tempur canggih militer AS secara masif.
Kesungguhan AS untuk Asia Pasifik dibuktikan dengan menempatkan pasukan marinir di Pangkalan Militer AS, Darwin Australia. Sekitar 200-250 marinir AS akan mulai ditempatkan pada pertengahan tahun 2012 hingga tahun 2016, total 2.500 marinir AS akan ditempatkan di sana.
Saat ini memang AS fokus pada Asia-Pasifik setelah adanya pengurangan dana militer dan kekalahan di Irak, Afghanistan, dan negeri lainnya. Untuk itulah AS mencoba cara baru di Indonesia. Indonesia yang memang secara politik mengekor pada AS tidak ingin kehilangan kepercayaannya dari tuannya. Indonesia sebetulnya sudah bersiap diri untuk membantu pendirian pangkalan Militer AS. Sementara itu, militer Indonesia secara kekuatan pasukan, dana, dan persenjataan mengalami penurunan. Ketiadaan pemerintah pada perhatian militer inilah yang menyebabkan militer mencoba caranya sendiri. Caranya dengan bekerjasama secara militer baik dalam latihan bersama militer asing, maupun bertukar data-informasi, pengiriman pelajar militer dan bantuan dana. Hal ini sangat berbahaya untuk kedaulatan Indonesia.
Misi militer AS di Asia Pasifik berdampak bagi kepentingan ekonominya. Jika dicermati dari sisi kepentingan ekonomi ini sebagian besar kekayaan AS bergantung pada perusahaan-perusahaan multi nasional yang menyebar di kawasan ini, seperti di antaranya;  industri manufaktur (Ford, General Motors, Honeyway, Intel dan lainnya), departement stores (K-Mart, JC Penney, Federal Dep Stores), energi (Exxon Mobil, Unocal, Freeport, Newmont Mining, Eron, dan lainnya), industri jasa (UPS, FedEx, American International Groups, Citigroup, kelompok pebisnis hotel, dan lainnya). Pada intinya misi militer AS di Indonesia untuk mengamankan aset-asetnya.
   
Untung-Rugi Kerjasama Militer
Negara super-power (AS dan sekutunya) selain menggunakan politik dan ekonomi juga menggunakan militer untuk menjajah suatu negeri. Penjajah militer yang nyata merupakan bentuk hard power jika negara tidak bersedia tunduk pada kepentingan AS. Hal itu ditunjukan di Afghanistan, Irak, dan negeri lainnya. Negara itu hancur dan porak poranda.
Penjajahan militer AS di Indonesia terlihat dari embargo yang dilakukannya. Embargo ini dimaksudkan untuk memperlemah militer secara persenjataan. Baru beberapa kali ini saja AS membuka diri melihat ada kepentingan di Indonesia. Kepentingan ini erat kaitannya dengan ekonomi AS. Kehancuran ekonomi AS karena bawaan sistem ekonomi kapitalisnya. Selain itu pula AS telah melakukan Comprehensip-Partnership 2011 ketika Obama datang pertama kali di Indonesia. Kerjasama dalam semua sektor yang sesungguhnya semakin mengokohkan hegemoni penjajahan di Indonesia.
Kalaupun TNI AL berkeinginan meningkatkan skill pasukan dan menyontoh keahlian militer AS, sungguh berakibat fatal. Hal ini menunjukkan kekalahan militer Indonesia. Akibatnya akan mudah dipengaruhi dan diintervensi. Unsur ekonomi juga ada terkait dengan penjualan perangkat militer dan persenjataan perang. Maka ada dua keuntungan yang akan didapat AS secara ekonomi-militer. Militer Indonesia tunduk pada kepentingannya dan AS dengan mudah menjual persenjataan militer ke Indonesia. Karena AS tahu jika Indonesia juga berkerjasama dengan Rusia dan dijadikan pangsa pasar ekonomi China.
Kehadiran militer AS dan kerjasama dengannya menunjukkan bangsa ini sebagai inlander (terjajah). Beberapa kali ketika melakukan latihan perang militer Indonesia tidak dapat mengimbangi militer AS. Hal yang perlu diingat adalah peralatan militer yang tidak sebanding. Lihatlah saja ketika dulu Obama datang di Indonesia, militer AS senantiasa mengawal baik darat, udara, maupun laut. Kecongkaan dan kesombongan militer AS menginjak kedaulatan Indonesia. Militer Indonesia merasa tak berdaya walaupun sebagai tuan rumah. Dengan seenaknya sendiri militer AS tidak menghormati sama sekali militer Indonesia.
Walaupun saat ini dengan wajah manis datang dengan tiga kapal perang tentu ada agenda terselubung. Hal yang patut dicatat bahwa politik militer AS selaras dengan politik luar negeri AS. Politik luar negeri AS yaitu hegemoni dan pengamanan kepentingan di negara lain.
Ada fakta menarik terkait penjajahan militer AS yang disampaikan Frida Berrigan (Associate at the World Policy Institute's Arms Trade Resource Center. Sumber http://www.commondreams.org/views05/0218-32.htm). Tulisannya berjudul “After the Tsunami: Military Aid For Indonesia?”. Penjelasannya ada beberapa point.
Pertama, peristiwa Tsunami di Aceh dijadikan sebagai pemulihan hubungan militer Indonesia-AS.
Kedua, jangka waktu yang lama AS dengan sekutu, menjadikan Indonesia telah berada di bawah embargo militer selama lebih dari satu dekade karena track record kebrutalan militer dari represi dan pelanggaran HAM. Setelah serangan 11 September, Jakarta berjanji untuk bekerjasama dalam perang melawan terorisme. Pemerintahan Bush berusaha untuk memulihkan hubungan militer sebagai hadiah.
Ketiga, dalam tanggapan tertulis atas pertanyaan dari Senator Joe Biden selama sidang konfirmasi nya, Condoleezza Rice, mengatakan bahwa pelatihan militer bagi tentara Indonesia adalah demi kepentingan AS. Laksamana Thomas Fargo, yang memimpin Komando Pasifik, sedang mencari persetujuan Pentagon. untuk meningkatkan sejumlah konferensi antara perintah dan perwira militer Indonesia tentang hubungan sipil-militer, lembaga demokratis dan pelatihan senjata tidak mematikan.
Sementara itu, pemerintahan Obama menjadikan Aceh sebagai strategis untuk menempatkan kapal perang AS di selat Malaka dan dapat dengan cepat bergerak menuju Laut Cina Selatan untuk melindungi kepentingannya. Hal ini sangat mungkin terjadi, setelah melihat perkembangan Aceh terkini dimana menjelang pemilukada Aceh yang lalu, AS melalui kedutaannya telah mengutusVincent Cooper, Asisten Keamanan Regional AS yang juga merupakan anggota CIA dengan menunjukkan perhatian khusus kepada salah satu kandidat Gubernur asal Partai Aceh yang memang akhirnya memenangkan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh. Kalau memang tidak ada maksud tertentu, kenapa hanya kandidat dari Partai Aceh yang menerima kunjungan tersebut? Demikian pula setelah kemenangan pasangan ZIKIR, road show dilakukan oleh Gubernur dan Pemangku Wali ke kedutaan-kedutaan besar di Jakarta.Salah satunya Kedutaan AS. Apakah pemimpin terpilih Aceh nantinya akan menjadi “corong-corong” kepentingan yang dibawa oleh AS yang gemar memberikan buaian mimpi kekayaan dan kekuasaan?
Oleh karena itu tidak ada keuntungan sama sekali kerja sama dalam aspek militer. Karena akan merugikan Indonesia dan membuat ketergantungan pada militer AS. Jika militer Indonesia mempunyai niatan baik. Maka militer bisa mandiri dan berdaulat tidak mengekor pada asing. Pada faktanya nanti juga dijadikan kambing hitam. Bahkan yang lebih naif lagi perpecahan wilayah Indonesia dan penjajahan sistemik oleh AS.

Kedaulatan Militer dan Polugri Islam
Kerja sama militer ini patut ditanggapi dan dilihat dari sudut pAndang Syariah. Islam sebagai sebuah sistem telah mengatur hubungan militer dan kebijakan politik luar negeri.
AS dalam pandangan syariah merupakan negara kafir harbi fi’lan (kafir yang nyata memerangi kaum muslim). Maka apa pun bentuk kerjasamanya baik militer, politik, maupun kemanusiaan harus ditolak. Tidak layak Indonesia bergembira menyambut kedatangan US Navy yang seharusnya menjadi lawan tempurnya. Bukan malah dijadikan lawan dalam latihan biasa.
Tidakkah bangsa Indonesia melihat saudara mereka—Afghanistan, Iraq. Libya, dll—diinvasi militer AS. Tiga kapal perang US Navy merupakan kapal perang pengangkut persenjataan yang digunakan membunuh kaum Muslim di kawasan Timur Tengah.
Selayaknya Indonesia berdaulat dalam militer secara syariah. Syariah menjelaskan pengaturan militer dalam Departemen Peperangan dan namanya berhubungan dengan perang dan pertempuran. Departemen Peperangan menyiapkan pasukan dan pelatihan, baik fisik maupun teknik yang mencakup teknik menggunakan senjata. Pelatihan ini berkembang seiring berkembannya persenjataan. Karena itu, kajian enginering dan kemiliteran adalah suatu keharusan. Latihan dengan berbagai teknik perang dan berbagai persenjataan termasuk hal yang sangat penting (Struktur Negara Khilafah Bab Amirul Jihad).
Kemandirian dan kedaulatan bidang militer ini didukung dengan politik luar negeri yang kuat. Islam melarang menampakan loyalitas dan kerjasama lebih-lebih pada negara kafir harbi fi’lan (AS, Australia, dan sekutunya).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُون

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS: Ali Imron: 118).
Seharusnya politik luar negeri Indonesia seharusnya sudah diarahkan menjadi politik yang berideologi Islam dan polugri yang berdaulat tidak mudah diintervensi dan dihegemoni asing. Maka syariah layak menjadikan Indonesia sebagai negara berdaulat dengan Islam. Wallahua’lam bisshwab.*

Sepakbola vs "Sepak (terjang) Dakwah"




 
Jadwal sepakbola telah dituduh sebagai biang perusak ibadah

  BAGI sebagaian orang, sepakbola adalah hiburan utama yang tidak tergantikan dengan hiburan lain. Tapi bagi sebagian orang, sepakbola telah dituduh sebagai biang perusak ibadah.  Maklum, umumnya pertandingan sepakbola diputar tengah malam, di mana seseorang seharusnya menyendiri dan menangis di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala. Sementara, para penggemar bola, tertawa dan berteriak-teriak (kalau perlu menjelang Subuh) hingga diperkirakan banyak di antara mereka yang tak sempat shalat Subuh. [baca pula; Sepakbola dan Propaganda Perusakan Nilai-Nilai Islami]
Terlepas dari fenomena polemik itu, sesungguhnya antara sepakbola dan dakwah ada kemiripan.
Pergulatan Emosi
Dalam pertandingan sepakbola, di sana syarat dengan pergulatan emosi, skill dan strategi. Ketiga hal itu berperan sangat penting bagi sebuah tim dalam melakoni pertarungan di lapangan hijau.
Emosi para pemain –termasuk pelatih dan ofisial– mengalami pasang surut saat pertandingan berlangsung. Seorang Kapten akan marah habis-habisan kala wasit tidak memberikan hadiah penalti bagi timnya saat pemain lawan tampak jelas kedapatan handsball di kotak terlarang. Namun, begitu rekannya berhasil membobol gawang musuh, Kapten tadi berganti senang dengan luapan kegembiraan yang tak terkira. Apalagi jika gol tersebut adalah momen penentu kemenangan. Apa jadinya jika saat sedang marah sebelumnya, sang kapten lantas memukul wasit? Mungkin, timnya bukan meraih kemenangan, tapi justru terpuruk kalah. Emosi, dalam sepakbola benar-benar harus terkontrol.
Begitupula dalam sepak terjang di dunia dakwah. Seorang da’i haruslah pandai-pandai mengendalikan emosinya saat mengemban amanah sebagai juru dakwah (sebagai murabbi) di tengah masyarakatnya. Suatu saat ia akan dihadapkan pada situasi yang menguras emosi melelahkan. Satu contoh nyata adlah kejadian yang menimpa Ustad Abdullah Gymnastiar atau akrab dipanggil Aa Gym. Bagaimana ketika awalnya ia dipuja, disanjung dan diburu ibu-ibu (hanya untuk ingin berfoto) tapi mendadak dicaci, dikecam bahkan didemo ketika ia memilih untuk menikah lagi.
Tak hanya masyarakat yang berdemo, bahkan media massa yang dulu membesarkan namanya, ikut andil mengecam. Akibat musibah ini, konon, jumlah jama’ah pengajian Aa Gym di Ponpes Daarut Tauhid Bandung berkurang drastis.
Apakah kejadian ini harus dibalas  Aa Gym dengan marah-marah terhadap media yang pernah membesar-besarkannya? Tapi rupanya tidak! Di sinilah letak emosi seorang da’i yang terkontrol dalam menghadapi setiap persoalan.
Bagaimanapun pilihan Aa Gym dengan menikah pasti telah dipikirkan. Jika keputusan itu memang diniatkan karena Allah Subhanahu Wata’ala, insyaAllah, Allah akan bersamanya. Hanya saja, persoalan tidaklah sampai di situ. Ia harus perlu mengendalikan emosi dan sabar mengelola semua ini, hatta, andaikata karene kebencian media itu ia tak lagi memiliki jamaah. Karena seoang dai yang benar, ia harus berdiri di atas tauhid yang kokoh. Meski jamaahnya harus hilang tinggal satu, ia tetap bisa mengelola emosi dan keyakinannya pada Allah tak berubah.
Skill dan ketrampilan
Dalam sepakbola, peran skill (keterampilan) juga teramat penting. Skill individu pemain sangat membantu sebuah tim untuk menciptakan gol. Seringkali kebuntuan serangan tim sepakbola dapat terpecahkan oleh aksi individu pemain. Pada Final Liga Champion Eropa 2012 lalu, Chelsea FC berhasil menghempaskan Bayern Muenchen lewat aksi cemerlang Didier Drogba yang menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui sundulan mautnya di penghujung pertandingan, lalu memenangkan The Blues lewat gol terakhirnya pada sesi adu penalti.
Seorang da’i, wajib terampil dalam membawakan ceramah. Itu tak bisa dipungkiri lagi. Sudah rahasia umum bahwa ada sekelompok orang yang menjalankan misi dakwah Islam dengan sikap yang kurang bersahabat. Sedikit-sedikit mengkafirkan orang lain yang berbeda gaya. Hasilnya, jangankan diterima, justru sebagian masyarakat lari dari ajakan dakwah yang isi sebenarnya sangat baik dan bermanfaat.
Dalam perjuangan memenangkan kompetisi peradaban agama (Islam, red), umat Islam juga dituntut untuk menerapkan strategi yang mumpuni. Musuh-musuh Islam saat ini sudah jauh memiliki taktik yang hebat dalam mengemban misi mereka. Para da’i, sudah sepatutnya memainkan strategi baru dalam berdakwah. Kepiawaian Messi dalam menggiring dan melesakkan bola ke gawang lawan ternyata tak mampu menghantarkan negaranya untuk menjuarai Copa Amerika 2011. Menurut para pakar, hal itu karena strategi (permainan) dan kerjasama tim Argentina tak mendukung penuh bagi efektifitas seorang Messi.
Selihai-lihainya seorang ustadz berceramah, tentu tak cukup jika dia tidak terorganisasi dalam sebuah jama’ah. Kata Sahabat Ali r.a, “Kejahatan yang terorganiasasi akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisasi.”
Di saat musuh gencar menyerang umat Islam dengan berbagai serangan, di saat bersamaan para pejuang syari’at harus piawai memainkan strategi. Taktik apa yang akan dipakai saat musuh menyerang dengan senjata? Bagaimana menghadang gempuran budaya Barat? Itu perlu strategi yang matang.
Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassalam, di awal-awal dakwah beliau tidak serta merta mengangkat pedang menyambut perang. Beliau memainkan strategi “tikitaka”: dari kaki ke kaki, dari kepala ke kepala, dari kerabat ke kerabat, dari rumah ke rumah, dari gunung ke gunung, dan seterusnya. Pelan-pelan tapi pasti. Saat perintah perang dikumandangkan, barulah pedang diayunkan. Saat dakwah dalam posisi aman, perang kembali disarungkan. Benar-benar strategi yang matang. Hasilnya, Islam tersyi’ar hingga ke berbagai penjuru jazirah Arab dan dunia hingga saat ini.
Dan sudah barang tentu, sepakbola memiliki perbedaan yang sangat jauh dengan “Sepak (terjang) dakwah”. Sepakbola lebih pada  urusan nafsu kesenangan, sedangkan “Sepak (terjang) dakwah” merupakan kerja atas dorongan keimanan dan panggilan Tuhan.
Supporter sebagai pendukung tim sepakbola, - menginginkan hasil kemenangan tim (kemenangan dunia). Sementara  jamaah dakwah (umat) sebagai bagian hasil “sepak (terjang) dakwah”, menuntut hasil jauh lebih besar dari urusan dunia, yakni  tegaknya peradaban Islam itu sendiri.
Alhasil, “sepakbola” dan “sepak(terjang)dakwah” jelas dua hal berbeda. Oleh karena itulah, di tengah gagap gempitanya kita sibuk mengikuti perhelatan Euro 2012, ingat satu hal,  “Silahkan sibuk menonton bola, jangan sekali-kali terlena –apalagi-- menduakan ibadah dan dakwah.”

“Ada Yahudi” Di Balik Perempuan Merokok




 
Ronald Reagan ikut promo rokok Chesterfield tahun 50-60-an, mengikuti gagasan psikoanalisis


“BARANG dagangan Anda tabu, tapi ingin dapat dinikmati oleh berbagai penjuru? Ambillah seorang pakar humas Yahudi dan Anda dapat mewujudkannya,” mungkin itu yang ada di benak George Washington Hill, Presiden American Tobbaco Company (ATC) yang hampir patah arang mempopulerkan produk rokok khusus perempuan miliknya pada tahun 1920-an.
Ganjalan yang dihadapi ATC memang bukan murni problematikanya. Sejak Abad 19 realitas perempuan merokok sama dengan memancing stigma. Bahkan tahun 1908, seorang perempuan di New York ditangkap hanya karena menghisap tembakau di hadapan warga Amerika.
Adalah Edward Bernays (1891-1995), bapak Hubungan Masyarakat (Humas) dunia yang juga seorang Yahudi tulen sekaligus kemenakan Sigmund Freud yang berhasil membalikkan itu semua.
Hal ini bermula ketika George Washington mengaduh. Ia meminta Bernays memecahkan problematikanya. Bernays pun merasa iba. Yahudi itu mengaku tersentuh melihat Washington kehilangan para perempuan yang menjadi pelanggan produknya.
Seperti dikutip Majalah Historia, Bernays segera mengunjungi temannya, seorang psikolog A.A. Brill, yang juga pengagum teori-teori Freud. Bernays dan Brill mendiskusikan masalah yang dihadapi ATC.
“Menurut Brill, yang menjadi alasan utama perempuan tak merokok adalah alam bawah sadar mereka mengasosiasikan rokok dengan alat kelamin laki-laki, yang merepresentasikan kekuatan seksual laki-laki,” tulis Jonathan Gabay dalam Soul Traders.
Alam bawah sadar memang salah satu karaketristik teori psikoanalisis Freud bahwa hampir 90 % tindak tanduk manusia didorong oleh bawah sadarnya.
Brill menulis, sebagaimana dikutip Bernays dalam The Engineering of Concent: “Beberapa perempuan menganggap rokok merupakan simbol kebebasan... Saat ini banyak perempuan melakukan pekerjaan yang sama dengan laki-laki... Rokok, yang dhasosiasikan dengan laki-laki, merupakan obor lambang kebebasan.”
Konsep “obor kebebasan” bergema dalam benak Bernays. Yang harus dia lakukan adalah menemukan waktu dan tempat yang tepat untuk menyebarkan “obor kebebasan” itu ke seluruh dunia. Bernays mendapatkannya ketika kota New York menggelar Parade Paskah pada 1929, sebuah acara yang selalu mencuri perhatian publik.
Bernays menghubungi media. Dia mempersiapkan sepuluh perempuan yang disebut “Kontingen Obor Kebebasan”.
Saat pertunjukkan, para perempuan itu mengelilingi Lucky Strike, membawa rokok yang disembunyikan di pakaian mereka dan kemudian, dengan pongah, menyulut rokok di depan publik. Foto-foto yang menunjukkan para pemberontak muda penuh glamor tengah mengisap “Obor Kebebasan” menjadi headline di berbagai media di dunia.
“Ketabuan telah dihancurkan. Pengahalang-penghalang telah diruntuhkan. Para perempuan mulai membeli rokok-rokok American Tobacco Company. Tak lama setelah acara itu, beberapa perempuan bahkan meminta agar dapat menjadi anggota klub merokok, yang seluruh anggotanya laki-laki,” tulis Gabay.
Berkat keberhasilan mempopulerkan barang haram tersebut, nama Bernays semakin berkibar.
James Sandorlini dari Chicago Media Watch dalam tulisannya “Propaganda: The Art of War”, menjelaskan bahwa Bernays telah menjalankan propaganda secara serius dengan mengabungkan psikologi individu dan sosial, opini publik, persuasi politik dan trik-trik marketing untuk menjalankan suatu hal yang tadinya ilusi menjadi kenyataan.
Bahkan hingga kini rokok menjadi hal yang tidak lagi tabu dan jamak dikonsumi para perempuan.
Warga Kelas Dua
Di Indonesia, fenomenanya lebih sadis lagi. Rokok bukan saja lekat kepada wanita tapi juga ulama. Masih ingat dalam benak awak media, ucapan KH. Kholil Ridwan dalam deklarasi MIUMI beberapa waktu lalu. Beliau mengatakan ada dua jenis ulama di Indonesia, ulama yang tidak merokok dan ulama yang merokok. Bahkan untuk menentukan fatwa haram rokok di Indonesia sempat terjadi silang sengketa.
Menariknya, di Israel, kaum Yahudi melarang warganya mengkonsumsi rokok. Negara Singapura sebagai Negara dengan komunitas Yahudi terbesar di Asia Tenggara pun memperlakukan para perokok sebagai warga negara kelas dua. Semua yang berhubungan dengan perokok akan dipersulit oleh pemerintahnya.
Harga rokok 1 pak di Singapura adalah 7 US Dollar, bandingkan dengan Indonesia yang hanya berharga 70 sen US Dollar.
Pemerintah Singapura menganut apa yang telah dilakukan oleh peneliti Israel, bahwa nikotin hanya akan menghasilkan generasi yang “bodoh” dan “dungu”.
Padahal Yahudi adalah salah satu produsen rokok terbesar di dunia. Tak heran, Philip Morris, pabrik rokok terbesar di Amerika menyumbangkan 12% dari keuntungan bersihnya ke Israel. Jadi malang betul nasib umat Islam: Yahudi yang menciptakan rokok, kita yang menghisapnya. Mati pula!*

Kemerdekaan Indonesia Atau Kemerdekaan Amerika?




 
Siapakah yang menikmati indahnya alam nusantara: Indonesia atau Amerika?


HARI SELASA
(06/06/2011) ada pemandangan menarik di Departemen Sejarah Universitas Indonesia, Depok. Sebuah diskusi terbatas bertajuk  “Peran AS Dalam Kemerdekaan Indonesia 1945-1949” tengah berlangsung dengan menghadirkan Profesor Ron Spector, Guru Besar Sejarah dan Hubungan Internasional di George Washington University dengan didampingi dosen dari Prodi Kajian Wilayah Amerika UI.

Spector mengungkapkan bagaimana peran Amerika dalam Kemerdekaan Indonesia tidak bisa dipandang sepele. Meski hubungan antara Amerika dengan Belanda di pihak penjajah sangat dekat, namun sebagai pemenang perang dunia kedua, Amerika memilki perhatian kuat pada politik global di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. “Amerika concern terhadap Hak-hak kebebasan dan melawan kolonialisme,” ujarnya.
Sebagai negara baru pasca perang dunia kedua yang masih berusaha memperjuangkan kedaulatan, Indonesia tentu membutuhkan dukungan negara berpengaruh di dunia internasional. Keberpihakan dunia internasional bagi kemeredekaan, akan menjadi jalan mulus bagi Indonesia keluar dari penjajahan. Spector mengungkap salah satu negara yang memiliki posisi penting di PBB saat itu adalah Amerika. Meski di sisi lain, tindakan kolonialisme yang dilakukan Belanda kepada Hindia Belanda juga tidak lepas dari intervensi Amerika. “Namun Amerika kemudian berbalik mendukung Indonesia,” lanjut Dosen Fulbright di India, Singapura, dan Israel ini di hadapan peserta mahasiswa program Doktor Sejarah UI.

Namun yang menarik adalah data yang kemudian dikemukakan bahwa Belanda yang hancur lebur dalam PD II akhirnya menerima proposal bantuan recovery dari AS. Dengan catatan, Belanda harus angkat kaki dari Indonesia dan berniat tulus melepaskan Indonesia sebagai negara merdeka dan mengalihkannya kepada Negeri Paman Sam. Dan kita tahu, di sinilah penjajahan baru dimulai.

Peran AS di balik Kemerdekaan Indonesia
Tentu argumen Spector menjadi sangat menarik. Bahwa pameo “sejarah bergantung pada siapa yang berkuasa” memang menjadi keniscayaan. Bahwa data-data dari Spector seakan membuka tabir bahwa sebenarnya tidak pernah ada “kemerdekaan sejati” di bangsa ini. Yang ada adalah pengalihan dari satu penjajah ke penjajah lainnya. Terlepas dari penghormatan kita kepada para pahlawan yang telah berjuang memperjuangkan kedaulatan bangsa ini.

Tesis Spector ternyata tidak sendiri. Jauh sebelumnya, Francis Gouda juga sudah menemukan fakta yang nyaris sama. Dalam bukunya yang berjudul "Dutch Culture Overseas: Praktik Kolonial di Hindia Belanda, 1900-1942”, Guru Besar Sejarah Universitas Amsterdam itu memaparkan fakta bagaimana telah terjadi serangkaian lobi anak negeri guna menarik simpati Amerika demi memuluskan jalan kemerdekaan bumi pertiwi.

Salah satu tokoh yang menjadi perwakilan Indonesia ke Amerika adalah Sudarpo Sostrosatomo, pemuda berumur dua puluhan berpendidikan tinggi yang pada 1949 ditugaskan untuk menjadi atase pers di New York. Dengan cerdas Sudarpo kemudian membandingkan antara revolusi kemerdekaan Indonesia dengan Amerika dengan makalahnya yang berjudul "It's 1776 in Indonesia". Sebuah perbandingan yang terlalu dipaksakan, namun cukup menarik perhatian pejabat publik Amerika yang memang selalu mengagung-agungkan deklarasi kemerdekaan Amerika pada tahun 1776.

Pemandangan serupa juga terjadi di dalam negeri. Gouda mengatakan hampir di berbagai jalanan, tembok-tembok penuh dengan kalimat pidato tokoh kemerdekaan AS seperti Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, dan lain sebagainya. Mereka berharap, dengan tulisan itu dapat terbetik minat pasukan AS di Indonesia. Tak hanya itu, pemerintah Indonesia juga menerbitkan seri perangko bergambar arsitek utama Republik Indonesia yang disandingkan dengan para tokoh kemerdekaan Amerika, antara lain perangko bergambar George Washington berada dibelakang gambar Soekarno, Hatta bersanding dengan Abraham Lincoln, dan Sjahrir yang bersanding dengan Thomas Jefferson.

Meski Gouda tidak sependapat bahwa sejak awal pemerintah Amerika Serikat dan para pembuat kebijakan luar negerinya mendukung sepenuhnya perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia pada 1945—1949, namun setidaknya bukti-bukti yang ia ungkapkan menggambarkan ada satu bentuk pengharapan besar Indonesia kepada Amerika bagi tercapainya kemerdekaan Negara dengan mayoritas muslim ini.

Kita Masih “Dijajah”

Kini setelah sejarah itu berlalu puluhan tahun, kita masih merasakan bahwa beban sejarah itu masih menggantung di pundak para pemimpin Indonesia. Bahwa mereka seakan memiliki hutang budi pada Amerika hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Sebab Kiprah AS memberikan kemerdekaan bagi Indonesia, hanya tindakan untuk menggenapi moto bahwa "tidak ada makan siang yang gratis".

Kita mulai dari tambang emas di ujung Indonesia. Menurut Marwan Batubara, baru pada tahun 1995, Freeport secara'resmi mengakui menambang emas di Papua. Sebelumnya sejak tahun 1973 hingga tahun 1994, Freeport berdalih hanya sebagai penambang tembaga, tidak lebih. Jumlah volume emas yang ditambang selama 21 tahun tersebut tidak pernah diketahui publik, bahkan oleh orang Papua sendiri. Masih menurut Ketua KPK-N (Komite Penyelamat Kekayaan Negara) itu, Freeport mengelola tambang terbesar di dunia di berbagai negara, yang didalamnya termasuk 50% cadangan emas di kepulauan Indonesia. Namun, sebagai hasil eksploitasi potensi tambang tersebut, hanya sebagian kecil pendapatan yang yang masuk ke kas negara dibandingkan dengan miliaran US$ keuntungan yang diperoleh Freeport.
Kegiatan penambangan dan ekonomi Freeport telah mencetak keuntungan finansial bagi perusahaan tersebut namun tidak bagi masyarakat lokal di sekitar wilayah pertambangan.
Dari tahun ke tahun Freeport terus mereguk keuntungan dari tambang emas, perak, dan tembaga terbesar di dunia. Pendapatan utama Freeport adalah dari operasi tambangnya di Indonesia (sekitar 60%, Investor Daily, 10 Agustus 2009). Setiap hari hampir 700 ribu ton material dibongkar untuk menghasilkan 225 ribu ton bijih emas. Jumlah ini bisa disamakan dengan 70 ribu truk kapasitas angkut 10 ton berjejer sepanjang Jakarta hingga Surabaya (sepanjang 700 km).

Kejinya, untuk menutupi aksi illegal dan korupnya, Freeport-McMoRan disinyalir telah memberi uang kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI agar pertambangan mereka di Papua tidak banyak diganggu, baik oleh pemerintah maupun lembaga nonpemerintah pemerhati lingkungan. Koran The New York Times telah melakukan investigasi berbulan-bulan untuk mengetahui masalah itu. Koran tersebut berhasil mendapatkan laporan perusahaan Freeport yang menunjukkan, pada 1998-2004 perusahaan tambang emas dan tembaga menghabiskan dana US$ 20 juta atau sekitar Rp 200 miliar untuk personel TNI dan Kepolisian RI.

Belum lagi kita juga melihat kapitalisasi Asing yang menjajah di Indonesia, seperti Exxonmobile. Masih menurut Marwan Batubara, tokoh muslim yang getol membuka aib sumberdaya Indonesia yang dikeruk AS, bahwa porsi bagi hasil Exxon dan pemerintah ditetapkan sebesar 100:0. Artinya, pemerintah sama sekali tidak memperoleh bagi hasil, karena seluruh keuntungan produksi gas yang dihasilkan Natuna merupakan hak milik Exxon selaku kontraktor. Alasannya, eksploitasi D-Alpha Natuna membutuhkan investasi biaya yang besar dan biaya pemisahan CO2 sangat tinggi. Sedangkan potensi penjualan gas saat itu masih rendah. Karena itu, bagian 100% keuntungan bagi kontraktor dianggap sebagai suatu hal yang wajar. Lalu bagaimana dengan California Texas (Caltex) yang di Riau, entahlah betapa sumberdaya bangsa ini sudah dipreteli satu persatu.

Dan terakhir tentu masih hangat dalam ingatan kita terkait perluasan Kedutaan Besar AS di Jakarta. Bagaimana mungkin ada sebuah kedutaan dari sebuah negara pembunuh umat muslim bisa dengan bebasnya mendirikan bangunan setinggi 10 lantai. Apalagi dalam dokumen kontrak pembangunan gedung tersebut (Department of State 2012 Design-Build Contract for US Embassy Jakarta, Indonesia) memang nyata-nyata disebut bahwa pembangunan gedung itu berikut markas satuan pengaman laut atau Marine Security Guard Quarters(MSGQ) dengan embel-embel fasilitas rahasia dan personel keamanan yang diperlukan.. (“1. Project Description (Secret Facility and Personnel Security Clearances Required)SAQMMA-12-R0061, Jakarta, Indonesia NEC. The project will consist of design and construction services including a New Office Building (NOB) with attached Marine Security Guard Quarters (MSGQ).” Dan pemerintah RI tidak bisa berbuat apa-apa.

Oleh karena itu, sudah seharusnya bangsa Indonesia merenung. Bahwa hingga kini kita betul-betul tidak bisa membedakan bahwa siapakah sebenarnya yang merdeka: Indonesia atau Amerika? Siapakah yang menikmati indahnya alam nusantara: Indonesia atau Amerika? Siapakah yang dengan sewenang-wenangnya mengatur pemerintahan ini: Indonesia atau Amerika? Karena kemerdekaan sejati hanyalah terjadi ketika kita melepaskan diri dari intervensi penjajahan kaum kuffar dan menerapkan hukum Allah di negeri ini, bukan demokrasi dan kapitalisasi. Karena itulah cita-cita para ulama dan mujahid yang membebaskan negeri ini dengan darah dari imperialisme asing.
Mengakhiri tulisan ini, saya kutip kata-kata pejuang kemederkaan kita dari Kota Pahlawan Surabaya, Bung Tomo.
“Dan kita yakin saudara-saudara…. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, Sebab Allah selalu berada di pihak yang benar,” ujar Bung Tomo.


Bekal Hadapi Pasang Surut Kehidupan




 
Manusia tak berkuasa atas hatinya sendiri, karena hati berada di bawah kendali Allah


SIFAT dasar dunia adalah fana’, tidak abadi. Segala yang kita temui di sini pada hakikatnya tidak pernah menetap, namun selalu berubah. Sebagai misal, betapa banyak penguasa yang tumbang. Di masa jayanya, setiap mata mdrasa iri kepada yang mereka miliki, namun belum lagi siang berganti malam, tiba-tiba roda nasib melibas mereka. Sekarang, mereka tidak dilirik barang sedikit pun, bahkan secara terbuka dicaci dan dinistakan martabatnya.

Alkisah, dulu di Jazirah Arab terdapat sebuah kerajaan bernama Hirah. “Kerajaan bayangan” dari Kekaisaran Persia ini kemudian runtuh pada zaman ‘Umar bin Khattab, seiring kejatuhan induknya. Suatu kali, Ziyad bin Muhallab, seorang jenderal termasyhur pada zaman Umawiyah, berjumpa dengan Hindun binti Nu’man, putri penguasa terakhir Hirah. Ziyad pun memintanya bercerita, lalu Hindun berkata, “Kami memasuki waktu pagi dari hari ini, sementara tidak seorang pun dari bangsa Arab melainkan pasti mengharapkan kami. Lalu, kami memasuki waktu senja, sementara tidak seorang pun di antara bangsa Arab melainkan pasti merasa kasihan kepada kami.” (Riwayat Ibnu Abi Dunia dalam al-I’tibar, no. 10).

Demikianlah faktanya. Saat ini, terlalu banyak contoh serupa untuk disajikan. Kita bisa menderetkan kisah-kisah terbaru dari Iraq, Tunisia, Mesir, dan Libya.
Negeri kita sendiri pun merupakan gudang kasus-kasus kebangunan dan kejatuhan para penguasa, politikus serta selebritis. Masih terbayang dalam benak kita lambaian tangan dan senyum mereka di podium-podium kehormatan, namun belum lagi siang berganti malam, tiba-tiba perputaran nasib telah menjungkalkan mereka. Sebagian mereka ditahan dan menghadapi dakwaan berlapis, tanpa harapan lolos. Sebagian lagi tewas terbunuh dan diperlakukan lebih buruk dari seekor anjing. Lalu, sebagian lainnya mati dalam keadaan putus asa, atau hidup nista dan diabaikan. Ini baru masalah-masalah pelik yang mereka hadapi di dunia, dan entah bagaimana nanti nasib mereka di akhirat.
Ini adalah contoh-contoh spektakuler. Bila skala kejadian dan pelakunya dikecilkan, maka tidak terbilang lagi padanannya.
Pelajaran yang mestinya diambil adalah: jangan terlampau mendalam menyikapi dunia ini, karena segalanya mudah sekali berganti. Kegembiraan, kekayaan, kelapangan, kesehatan, dan canda tawa, betapa mudah berubah menjadi kesedihan, kemelaratan, kesempitan, sakit, dan dukacita. Kematian pun bisa menghapus kehidupan dengan seribu satu macam cara.
Maka, tiada pilihan terbaik kecuali bersiaga menghadapi pasang-surutnya. Dalam pandangan Islam, ia mestinya ditempuh pertama-tama dengan memperbaiki hati. Karena hati adalah raja, maka dialah kunci nasib dari seluruh anggota kerajaannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ingatlah, bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah, ia adalah hati.” (Riwayat Bukhari-Muslim, dari Nu’man bin Basyir).
Masalahnya, manusia tidak berkuasa atas hatinya sendiri. Hati sepenuhnya berada di bawah kendali Allah. Kita mendengar Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya hati anak Adam itu berada diantara dua jari Allah yang Maha Pengasih, seolah-olah satu hati saja. Dia akan memalingkannya kemana saja yang Dia kehendaki.” Beliau kemudian melanjutkan dengan berdoa, “Ya Allah, Dzat yang kuasa memalingkan hati, palingkanlah hati-hati kami ke arah ketaatan kepada-Mu.” (Riwayat Muslim, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash).
Jika memperbaiki hati merupakan keharusan, sementara hati berada di bawah kuasa Allah, maka tiada cara lain kecuali menuruti kehendak-Nya. Dia paling tahu apa yang bisa merusak atau memperbaiki hati itu. Lalu, apa yang Dia kehendaki dari kita? Allah berfirman;

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Qs. adz-Dzariyat: 56).
Tepatnya, Allah meminta kita beriman dan beramal shalih. Hanya iman dan amallah yang bisa memperbaiki hati dan menjadikannya tangguh dalam mengarungi samudera kehidupan.
Dikatakan dalam sebuah hadits: “Perkenalkanlah dirimu kepada Allah pada saat engkau sejahtera, niscaya Dia mengenalimu pada saat engkau mengalami kesulitan.” (Riwayat Ahmad, dari Ibnu ‘Abbas. Hadits shahih).
Menurut Ibnu Rajab dalam Jami’ul Ulum wal Hikam, maksudnya adalah: “Bila seorang hamba bertakwa kepada Allah, tidak melanggar batas-batas aturan-Nya, dan senantiasa memelihara hak-hak-Nya pada saat ia sejahtera, maka ia telah memperkenalkan dirinya kepada Allah, sehingga ada (hubungan) perkenalan khusus diantara dirinya dengan Tuhannya. Maka, Tuhannya pasti akan mengenalinya pada saat ia tertimpa kesulitan dan memelihara (hubungan) perkenalan dengannya (sebagaimana) pada saat ia sejahtera. Maka, berkat perkenalan inilah Allah menyelamatkannya dari kesulitan-kesulitan. Ini adalah (hubungan) perkenalan khusus yang dapat diartikan sebagai telah dekatnya hamba itu dengan Tuhannya, kecintaan-Nya kepadanya, dan dikabulkan-Nya doannya.”
Jadi, hanya dengan menaati Allah jiwa kita akan terbekali ketahanan untuk menghadapi pasang-surut kehidupan, sebab ia didukung oleh Allah secara langsung. Tanpanya, jiwa akan mudah ambruk dan akhirnya binasa.
Oleh karenanya, Qatadah bin Di’amah (seorang Tabi’in) berkata, “Sesungguhnya amal shalih itu mengangkat (derajat) pelakunya pada saat ia kuat, dan tatkala ia terjatuh maka ia mendapati tempat bersandar.” (Riwayat Ahmad dalam kitab az-Zuhd, no. 183). Dan, Allah-lah sebaik-baik penolong serta tempat bersandar. 

Rahasia Pelipur Lara




 

 
ADALAH Panglima Besar Nuruddin Mahmud al-Zinki (sebagian menyebutnya Zanki) yang berada di Damaskus. Saat itu sedang berkecamuk Perang Salib. Mendengar Tentara Salib telah masuk ke pesisir Mesir dan berhasil mengepung kaum Muslimin di kota Dumyat, Mesir, hati Nuruddin merasa gundah dan gelisah. Senyumnya yang kerapkali menghiasi wajahnyapun terlihat sirna. Imam Masjid Omawi merasa iba dan turut sedih melihatnya. Imam Masjid tersebut ingin memberikan pelipur lara untuk menghibur beliau agar dapat tersenyum.
Ba’da shalat, Imam menyampaikan dalam halaqah (pengajian) yang biasa dihadiri Nuruddin. Dibacakanlah sebuah hadits Rasul saw, yang setiap orang mendengar hadits tersebut pasti tersenyum. Ketika semua orang tersenyum mendengar hadits itu, Nuruddin Zinki masih belum bisa tersenyum. Dengan keheranan Imam bertanya kepada Nuruddin, ”Mengapa Paduka tidak tersenyum, saat semua orang yang mendengar hadits tersebut tersenyum?”
Nurudin menjawab,”Saya malu kepada Allah melihat saya tersenyum, sedangkan kaum Muslimin di Dumyath masih terkepung oleh Tentara Salib!”
Setiap malam, Nuruddin Mahmud melakukan shalat, bersujud dan berdoa sebanyak-banyaknya sambil menangis, memohon kepada Allah swt agar segera membebaskan kaum Muslimin yang terkepung di Dumyat.
Beberapa hari kemudian, saat Nuruddin berangkat ke mesjid Omawi untuk melakukan shalat subuh, Imam masjid mencegat nya, seraya mengatakan kepadanya.
”Paduka, saya bermimpi telah bertemu dengan Baginda Rasulullah saw dan meminta kepada saya untuk menyampaikan kabar gembira kepada Paduka bahwa Allah swt telah membebaskan kaum Muslimin di Dimyath. Lalu saya tanyakan kepada Rasulullah saw (dalam mimpi itu), ”Wahai Baginda Rasulullah, apa tandanya agar Nuruddin dapat mempercayai berita gembira ini dariku?”
Rasulullah saw (dalam mimpi itu menjawab); “Katakan padanya, masih ingatkah saat ia di Tal Harem, ketika turun dari kudanya, melakukan shalat, bersujud, berdoa sambil menciumkan wajahnya di atas tanah, seraya mengatakan: ”Ya Allah tolonglah agama-Mu ini, tolonglah tentara-tentaramu dan jangan tolong Nuruddin Mahmud yang hina ini, apalah artinya seorang Nuruddin hingga Engkau tolong.”
Benar, memang hal itu yang dilakukan dan diucapkan Panglima Nuruddin Mahmud saat di Tal Harem, ketika beliau dan tentaranya akan berhadapan dengan tentara Salib, saat itu ia menyendiri berdoa. Tanda dan bukti itu dibenarkan oleh Nuruddin Mahmud karena hanya ia sendiri yang tahu saat bermunajat dengan Tuhannya, sehingga iapun percaya bahwa Dumyath telah dapat dibebaskan dari kepungan.
Beliau terharu, terkesima, menangis sebagai ungkapan syukur, dan kemudian ia telah dapat tersenyum lagi.
Penawar Hati
Tak pelak lagi bahwa shalat, sujud untuk mengadu dan berkomunikasi dengan Sang Pencipta merupakan penawar hati yang luka dan solusi aneka ragam duka lara, tentunya dengan diiringi keikhlasan dan tawakkal kepada-Nya pada setiap usaha yang diridhai-Nya.

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ
Firman Allah swt: ”Dan Kami sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (salat).” (QS: Al-Hijr: 15/97).
Ayat di atas, selain sebagai pelipur lara yang menghibur Nabi saw, karena kesedihannya dan terasa sesak dadanya mendengar ejekan, ulah dan kesombongan kaum musyrikin kala itu. Ayat di atas juga memberikan solusi dan kiat untuk menghilangkan kesedihan dan duka tsb, yaitu dengan cara bersujud (shalat) disertai memperbanyak tasbih, tahmid dan doa untuk kebaikan diri, keluarga dan umat.
Tuntunan bagi Nabi saw, berarti juga tuntunan bagi umatnya. Banyak sekali hal yang dapat membawa kepada kesedihan, seperti musibah yang menimpa diri, saudara, teman, atau merajalelanya kezaliman, kemungkaran, ….… yang terkadang seorang tidak mampu untuk mencegah atau menghilangkannya dengan kekuatan tangannya.
Hamba yang dekat dan dicintai Allah swt adalah pada saat seorang hamba bersujud, sebagaimana Rasul saw bersabda:”Hamba yang paling dekat dengan Tuhannya adalah saat hamba-Nya bersujud, karenanya ikhlaskanlah dalam berdoa pada saat bersujud”.
Mudah-mudahan kita semula menjadikan shalat, sujud untuk mengadu dan berkomunikasi bukan dengan cara lain.*
Amiruddin Thamrin, kini tinggal di Damaskus-Suriah

Jumat, 07 September 2012

“Kecanduan Internet” Penyakit Baru Anak Muda


Selama ini yang sering disebut dengan kecanduan adalah kecanduan alkohol, kecanduan narkoba atau kecanduan judi. Namun sekarang yang sedang merasuki anak muda  kita adalah kecanduan internet karena mereka sangat rentan untuk kecanduan dibandingkan orang dewasa.
Internet memiliki manfaat yang besar sebagai sarana informasi dari berbagai kehidupan social dimasyarakat. Selain memiliki kebaikan ternyata internet juga telah menjadi suatu penyakit bagi mereka yang menggunakanya. Penyakit tersebut adalah kecanduan internet, karena yang kecanduan biasanya akan lupa makan, lupa tidur bahkan lupa mandi heheheheheh. Bisa juga karena tidak dapat online mereka mengalami kecemasan, marah, stress dan juga depresi.
Sebuah keluarga yang memiliki koneksi internet untuk  anak mereka adalah karena orangtua berharap agar koneksi internet yang mereka miliki dapat mempermudah putra putrinya  mengakses berbagai ilmu pengetahuan dan mempermudah mereka untuk belajar.
Namun selain tujuan yang baik tersebut ternyata internet telah di salah gunakan  untuk bermain game online, chat online, facebook an, yang lebih menghawatirkan adalah jika berakrab-akrab ria dengan orang asing yang sebelumnya tidak mereka kenal lebat chat mesra. Beberapa kasus pernah kita dengar ada seorang remaja dibawa kabur oleh orang yang baru saja ia kenal dari chat online.
Di banyak negara, anak-anak yang kecanduan internet mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Karena asiknya bermain internet mereka akan lupa belajar. Bahkan kesehatan merekapun akan terganggu karena mereka akan lupa makan, lupa tidur bahkan lupa mandi. Prilaku yang seperti ini mengakibatkan mereka lupa dengan dunia luar karena mereka asik dengan dunia mereka sendiri. Kurangnya bersosialisasi dan bergaul dengan sesama teman, lihat saja sekarang dijalan-jalan sering kita lihat anak muda lebih asik dengan Hp nya tanpa perduli dengan lingkungan sekitar.
Internet sebenarnya banyak manfaatnya bagi orang yang menggunakannya dengan bijak, namun internet juga sangat membahayakan bagi orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya untuk menggunakan internet dengan baik. Seperti juga dengan kecanduan yang lain, kecanduan internet juga memiliki obatnya yaitu diri kita sendiri. Bisakah kita mengendalikan diri  dan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat saja??
Di Korea pemerintahnya telah menangani anak-anak muda yang terkena sindrom internet. Dengan membangun 140 jaringan lebih konseling untuk mereka yang kecanduan internet dan lebih dari 100 rumah sakit untuk memberikan pengobatan kepada mereka yang terkena sindrom ini. Ada juga “camp bebas internet” yang berlokasi di hutan sebelah selatan kota Seoul. Semua sarana untuk orang yang kecanduan internet ini di danai oleh pemerintah, maka semua layanan itu gratis.
Sebenarnya kecanduan internet timbul pada anak-anak  karena kurang pengawasan dan perhatian dari orangtua kepada mereka. Di sekolah juga sedikit sekali kegiatan yang berhubungan dengan internet, akibatnya anak yang dirumahnya memiliki koneksi internet mencari hal-hal yang selama ini mereka pikirkan. Seperti penasarannya mereka dengan yang berbau seks, sudah bisa ditebak mereka akan mencari gambar-gambar  porno. Atau mencari hiburan dengan bermain game, chat, atau fban. Jika keterusan mereka pasti akan kecanduan.
Di Indonesia yang pemerintahnya belum tanggap dengan prilaku anak-anak muda yang terpapar penyakit ini, jika dibiarkan lambat laun maka siap-siap kita para orangtua akan mendapati anak yang tidak perduli pada lingkungan sekitar karena asik dengan permaianan didunianya sendiri. Untuk itu yuk sebagai orangtua, guru dan orang dewasa  kitalah yang bertanggungjawab agar anak kita tidak terpapar sindrom internet ini, caranya berilah pengawasan dan perhatian yang lebih pada putra-putri kita agar mau mengunakan internet untuk hal-hal yang bermanfaat bagi mereka.

Sekian deh, ini saya ambil dari punya orang, belum sempat Nulis Artikel, lagi sibuk Nulis untuk Buat buku Fantasi Fiksi.!! :