Kamis, 08 November 2012

Tips Menjadi Remaja Gaul yang Saleh

Seorang remaja mengetahui norma-norma agama yang mengatur pergaulan antar manusia. Diantaranya :
1. Lebih baik diam dari pada berkata-kata yang tidak baik
Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa beriman kepada allah dan hari akhirat, maka hendaknya berkatalah yang baik-baik saja, (atau kalau tidak bisa) sebaiknya diam saja. (H.R Muslim).
Lebih baik diam, dari pada berkata-kata yang tidak perlu, apalagi perkataan yang mengandung maksiat. Seorang remaja tidak perlu khawatir dikatakan kurang pergaulan akibat sikapnya yang banyak diam. Asal jangan jadi remaja yang sok alim. Sok pendiam, tapi diam-diam kelakuannya lebih parah dari teman-temannya.
2. Lebih takut kepada Allah dari pada kepada lain-Nya
Seorang remaja harus berani berkata “tidak kepada ajakan negatif kawan-kawannya. Jangan takut dikatakan “kuper” atau sok alim untuk menolak ajakan maksiat kawan-kawannya. Karena dalam Islam tidak boleh ada ketaatan kepada orang lain, biarpun kepada pemimpin atau orang tua apalagi kawan, jika menyakut kemaksiatan kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan kepada Allah sesungguhnya ketaatan hanya dalam hal kebaikan. (H.R Bukhari dan Muslim)
3. Mengutamakan kepentingan akhirat dari pada kepentingan dunia
Seorang remaja adalah orang yang sudah mukallaf, artinya harus menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya. Karena itu, jika seorang remaja melakukan perbuatan melanggar ketentuan Allah, ia akan mendapat dosa dan akan disiksa di akhirat nanti. Maka dari itu, seorang remaja yang shaleh akan mengutamakan kepentingan dunia yang hanya sementara. Allah SWT berfirman, artinya Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan (QS. Adh-Duha:4)
Biarlah dikatakan kurang gaul atau perkataan lainnya, tetapi yang penting masa depan kita di akhirat selamat.
4. Rela bersusah-susah terlebih dahulu untuk mendapatkan kebahagian/keberhasilan
Tidak ada keberhasilan yang dicapai tanpa perjuangan. Semua orang sukses pasti telah melakukan perjuangan terlebih dahulu. Seperti kata pepatah, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”
Seorang remaja yang menahan dirinya untuk tidak banyak bermain, memanfaatkan waktu untuk belajar dan mengikuti kursus-kursus yang lain, mungkin ia akan merasa hidupnya tertekan atau kurang hiburan. Apalagi zaman sekarang ini, dimana acara-acara televisi bagus, ada pertandingan sepak bola terkenal, sinetron percintaan anak remaja, dan lain-lain.
5. Tidak melakukan perbuatan yang sia-sia
Seorang remaja harus memiliki pertimbangan ketika akan melakukan semua perbuatan baik berkaitan dengan kegiatan dalam sekolah atau dihubungan dengan pendidikan. Lakukanlah perbuatan atau ikutilah kegiatan yang mendatangkan manfaat dan tinggalkanlah perbuatan dan kegiatan yang sia-sia. Ingatlah firman Allah SWT:
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kebenaran. (QS. Al-Ashr:1-3)
Yang dilakukan remaja adalah kegiatan yang positif (amal soleh) bukan kegiatan yang sia-sia.
Seorang remaja yang mampu menjalankan prinsip-prinsip ini dalam pergaulannya, tidak bisa disebut sebagai remaja kurang pergaulan apalagi remaja yang sok alim atau sok soleh. Ia justru remaja yang soleh yang patut dijadikan teladan bagi kawan-kawannya.
Inilah seorang sufi remaja yang mampu menempatkan dirinya di tengah pergaulan modern yang hanya mengedepankan kesenangan. Ia mampu bersikap dan bertindak tanpa melukai perasaan kawannya, tetapi justru menimbulkan simpati dan pujian.

Sumber: http://acmy.id.or.id/web/index.php?option=com_content&task=view&id=310&Itemid=77

Tidak ada komentar:

Posting Komentar