Dalam
mitos setiap bangsa di dunia, manusia raksasa hampir
merupakan sebuah tokoh penting yang tidak pernah ketinggalan.
Dari mitologi Yunani diceritakan tentang pertemuan pahlawan
Audosa, Edy Zeus dengan manusia raksasa bermata satu di
sebuah pulau di laut, dan Grand dalam dongengnya
Jack dengan kacang polong dan manusia raksasa, hingga
ke negeri manusia raksasa dalam kisah perjalanan
Buddha. Banyak sekali kisah cerita yang semuanya
menggambarkan tentang kehidupan manusia raksasa seperti
ini. Setelah abad ke-18, seiring dengan perkembangan penelitian
pengetahuan manusia di zaman modern, berangsur-angsur
legenda sejenis ini pun lenyap. Dan sekarang,
orang-orang mengatakan bahwa semua kisah ini hanya
legenda, tidak boleh sepenuhnya dipercaya. Namun,
sejumlah penemuan arkeologi yang berhubungan dengan
manusia raksasa membuat orang merenungkannya kembali,
apakah hanya sekadar legenda?
Kita lihat dulu ukiran batu Ica yang
ditemukan di Peru, Amerika Selatan, semua batu yang
dikumpulkan di museum Dr. Javier, banyak sekali terdapat
ukiran yang membuat orang sulit untuk percaya. Di dalam
semua gambar ini, dengan jelas kita bisa melihat suasana
kehidupan bersama antara manusia dengan dinosaurus,
dinosaurus tampak seperti hewan peliharaan atau hewan kesayangan
orang-orang pada waktu itu. Sementara ilmuwan berpendapat, bahwa
sejak lebih dari 50 juta tahun yang silam dinosaurus
sudah lenyap, kalau begitu, siapa sesungguhnya yang
mengukir semua gambar tersebut?
Salah
satu pada batu tersebut terukir sebuah gambar, di mana
ada seorang yang panik terus dikejar oleh seekor
dinosaurus ganas, dia terus berlari dengan perasaan takut. Dinosaurus
ini sama seperti dinosaurus ganas yang kita tonton dalam
film Jurassic Park, adalah semacam dinosaurus yang
berdiri tegak, kaki belakangnya sangat kuat bertenaga,
dan kaki depannya sangat pendek. Sepertinya tidak normal
pertumbuhannya, tampak tidak serasi dengan sosok badannya
yang raksasa. Kini, setelah pakar dinosaurus mengeskavasi fosilnya,
melalui penyusunan perbedaan jenis secara seksama, kemudian
dengan cara membentuk secara tambal sulam penyusunan
kembali kerangka, selanjutnya berdasarkan perkiraan yang
rasional lalu melukiskan bentuk dinosaurus di masa itu.
Orang yang mengukir semua batu-batu ini, jika bukan hidup
pada lebih dari 100 juta tahun yang silam, maka jelas
mereka memiliki pengetahuan yang setara dengan ilmuwan
sekarang bisa menggambar bentuk dinosaurus melalui fosil pemulihan.
Tidak peduli pendapat mana yang benar, kesimpulan yang
diperoleh sama menakjubkan, karena semua gambar yang diukir
di atas batu ini terlalu sukar untuk dipahami orang, kenapa bisa
melukiskan dinosaurus bersama dengan orang? Coba lihat lagi
sebuah batu lainnya, di mana yang terukir di atasnya
adalah seekor dinosaurus bersegi tiga. Bentuk dinosaurus
ini sangat mirip dengan badak raksasa, dan nama segi tiga
diambil dari bagian kepalanya. Dalam gambar tersebut
yang terukir adalah seseorang yang menunggang punggung dinosaurus
segi tiga, tangannya memegang dan mengayunkan senjata yang
mirip kapak. Di atas batu itu, kita masih dapat melihat
seseorang yang menunggang di atas punggung dinosaurus
bersayap. Batu-batu yang terukir ini hampir semuanya
menampilkan jenis dinosaurus yang terkenal itu, dan lagi
pula, sepertinya memiliki hubungan yang sangat erat
dengan kehidupan orang-orang yang mengukir di atas batu ini.
Jika membandingkan secara seksama semua batu ini, maka
akan menemukan sebuah kenyataan yang semakin membuat orang
merasa takjub. Di dalam semua batu ukiran ini, skala ukuran manusia
dengan dinosaurus tidak jauh berbeda. Dengan berdasarkan
contoh fosil dinosaurus ganas yang ditemukan sekarang,
tinggi badan dinosaurus ganas kira-kira setinggi 3 lantai
gedung apartemen, dalam film Jurassic Park, kita bisa
melihat bahwa betapa besarnya dinosaurus ganas itu,
dengan sekali injak saja bisa meremukkan orang. Dalam semua batu
ukiran yang kita lihat, meskipun dinosaurus tetap lebih besar
dari manusia, namun perbandingannya tidak jauh berbeda,
terhadap orang yang menunggangi dinosaurus bersegi tiga,
perbandingannya adalah seperti orang sekarang dengan
sapi. Kalau demikian halnya, semua ini menunjukkan apa?
Apakah ada kemungkinannya bahwa manusia yang hidup pada
masa dinosaurus itu adalah manusia raksasa?
Pemikiran seperti ini kalau baru pertama kali
mendengarnya sukar diterima orang, namun jika semua orang mengetahui
bahwa capung yang hidup pada masa dinosaurus, sayapnya bisa
mencapai hingga satu meter lebarnya jika dibentangkan,
lalu jika mengatakan bahwa orang yang hidup pada masa
dinosaurus adalah manusia raksasa, maka tidak aneh lagi
jika mempunyai pemikiran seperti itu bukan?
Coba kita lihat kedua gambar ini. Yang satu adalah
ukiran batu Ica, yang satunya lagi adalah gambar raksasa Nasca di
atas tanah datar. Di atas sebuah batu Ica yang tergali, terukir
gambar kera yang nyaris sama dengan gambar raksasa Nasca
di atas tanah datar. Apakah seniman pengukir juga
merupakan pelukis gambar raksasa Nasca? Dan apakah gambar
raksasa Nasca yang membuat orang sukar untuk dipahami
ini juga dilukis oleh manusia raksasa?
Pada periode terakhir tahun 1950, daerah lembah Turki
ditemukan banyak sekali fosil tulang raksasa. Setelah dibuktikan
melalui penyelidikan, tulangnya sangat mirip dengan tulang
manusia hanya saja ukurannya sangat di luar dugaan, salah
satu fosil tulang paha di antaranya mencapai hingga 120
cm. Berdasarkan ukuran ini, maka tinggi badan manusia ini
mencapai 5 meter, maka sedikit pun tidak salah jika
disebut sebagai manusia raksasa, bukan?
Sedangkan satunya lagi yang mirip di atas ditemukan di
Amerika. Orang Indian memiliki sebuah legenda, dahulu kala pernah
ada sebuah bangsa manusia raksasa berambut merah, perawakannya
benar-benar besar dan juga sangat ganas, leluhur orang
Indian, setelah melalui rangkaian ekspedisi sepanjang
tahun, baru bisa mengusir manusia raksasa ini. Beberapa
manusia raksasa ini tinggal di sebuah kota kecil 35 km
dari benua Nevada, Amerika Serikat, di sebuah gua yang
disebut Gua Gerai Rambut. Pada mulanya orang tidak menaruh perhatian
terhadap legenda ini, hingga sampai pada tahun 1911 sesudah
Masehi, setelah buruh tambang sedang menggali kotoran
burung di Gua Gerai Rambut tersebut, menemukan sesosok
mayat kering (mumi), dengan tinggi badan 2,2 meter,
berambut merah. Dengan ditemukannya mumi tersebut barulah
menarik perhatian para Arkeolog.
Setelah penemuan ini disingkap, para sarjana teringat
akan legenda kuno orang Indian dulu, dan kemudian mulai melakukan
penyelidikan. Lembaga sejarah Universitas Beograd, California
dan lembaga sejarah Nevada mengutus stafnya untuk
melakukan penyelidikan. Laod menemukan beberapa barang
peninggalan orang Indian, sayangnya gua tersebut kini
telah rusak dikarenakan penggalian tambang.
Selanjutnya, insinyur pertambangan Richde dan staf
lainnya mengukur beberapa tulang paha yang telah digali dan
menemukan petunjuk dari tulang paha orang-orang itu bahwa tinggi
badannya bisa mencapai 2-3 meter. Dan juga ditemukan beberapa
rambut berwarna merah pada tempat yang sama. Semua
kerangka ini masih disimpan di Museum Henphood, Nevada,
Amerika Serikat.
Di Malaysia di sekitar kota Serawak, juga tersiar
legenda tentang manusia raksasa, pada awal abad ini, ada orang yang
menemukan beberapa gada (pentungan) raksasa di hutan lebat
Serawak dengan panjang 2,5-9 meter, konon katanya itu
adalah alat yang digunakan oleh manusia raksasa.
Dalam perkembangan sejarah manusia yang panjang, apakah
benar pernah ada keberadaan manusia raksasa ini? Jika tidak,
lalu apa yang terjadi dengan tulang belulang raksasa yang ditemukan
di Turki dan Gua Gerai Rambut di Nevada, Amerika Serikat?
Dan jika pernah ada, lalu ke mana perginya mereka?
Beberapa bukti di atas, jika dipisah, semuanya merupakan
teka-teki yang belum terpecahkan, dan jika disimpulkan
merupakan suatu misteri yang mengundang orang untuk
berpikir.
|
Sabtu, 29 September 2012
Manusia Raksasa Bukan Sekedar Legenda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar