
Oleh: Michel Chossudovsky
Kemanusiaan berada di persimpangan jalan
 yang berbahaya. Persiapan perang untuk menyerang Iran berada dalam 
"keadaan siap-siaga". Sistem Hi-tech termasuk senjata berhulu ledak 
nuklir dikerahkan sepenuhnya.
 Petualangan militer ini telah 
digambarkan Pentagon sejak pertengahan tahun 1990-an. Menurut dokumen 
rahasia 1995 Komando Sentral Amerika Serikat, pertama Irak, berikutnya 
Iran.
 Eskalasi merupakan bagian daripada 
agenda militer. Sementara Iran adalah target berikutnya bersama-sama 
dengan Suriah dan Lebanon, penyebaran militer strategis ini juga 
mengancam Korea Utara, Cina dan Rusia.
Sejak tahun 2005, Amerika Serikat dan 
sekutunya, termasuk mitra Amerika, NATO dan Israel, telah terlibat dalam
 penyebaran luas dan penimbunan sistem senjata mutakhir. Sistem 
pertahanan udara Amerika Serikat dan negara-negara anggota NATO serta 
Israel sepenuhnya terintegrasi.
Ini merupakan sebuah upaya terkoordinasi
 Pentagon, NATO, Israel Defense Force (IDF), dengan keterlibatan militer
 aktif dari beberapa negara mitra non-NATO termasuk negara-negara Arab 
garis depan (members of NATO's Mediterranean Dialogue and the Istanbul Cooperation Initiative), antara lain Arab Saudi, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, Singapura, Australia, (NATO terdiri dari 28 negara anggota NATO dan 21 negara-negara lainnya merupakan negara anggota Euro-Atlantic Partnership Council (EAPC), Dialog Mediterania dan Istanbul Cooperation Initiative termasuk sepuluh negara Arab ditambah Israel.)
Peran Mesir, negara-negara Teluk dan 
Arab Saudi (dalam aliansi militer yang luas) hubungannya khusus. Mesir 
mengontrol transit kapal perang dan kapal tanker minyak melalui Terusan 
Suez. Arab Saudi dan negara-negara Teluk menempati garis pantai Barat di
 Selatan Teluk Persia, Selat Hormuz dan Teluk Oman. Pada awal Juni, 
"Dilaporkan Mesir mengizinkan sebuah kapal Israel dan sebelas kapal 
Amerika Serikat melewati Terusan Suez  .... yang merupakan sinyal jelas 
kepada Iran ... Pada tanggal 12 Juni, sumber pers daerah melaporkan 
bahwa Saudi telah memberikan hak kepada Israel untuk terbang di atas 
wilayah udaranya ... " (Muriel Mirak Weissbach,  Israel’s Insane War on Iran Must Be Prevented., Global Research, July 31, 2010)
Doktrin militer setelah peristiwa 
serangan 9/11 berupa penyebaran besar-besaran perangkat keras militer 
yang dijelaskannya sebagai bagian dari apa yang disebut "Perang Global 
Melawan Terorisme", dengan sasaran organisasi teroris "non-negara" 
 termasuk al Qaeda dan apa yang disebut sebagai Negara sponsor 
"terorisme", termasuk Iran, Suriah, Libanon, Sudan.
The setting up of new US military bases,
 the stockpiling of advanced weapons systems including tactical nuclear 
weapons, etc. were implemented as part of the pre-emptive defensive 
military doctrine under the umbrella of the "Global War on Terrorism".
Amerika Serikat membangun pangkalan 
militer baru, menimbun sistem persenjataan canggih termasuk senjata 
nuklir taktis, dsb, sudah diimplementasikan sebagai bagian dari doktrin 
pertahanan militer pre-emptive di bawah payung "Perang Global Melawan 
Terorisme".
Perang dan Krisis Ekonomi
Implikasi lebih luas dari serangan 
Amerika Serikat-NATO-Israel terhadap Iran jauh jangkauannya. Perang dan 
krisis ekonomi sangat terkait erat. Ekonomi perang dibiayai oleh Wall 
Street, yang berdiri sebagai kreditur pemerintah Amerika Serikat. 
Produsen senjata Amerika Serikat adalah penerima kontrak pengadaan 
sistem senjata mutakhir yang bernilai miliaran dolar dari Department 
Pertahanan Amerika Serikat dengan. Pada gilirannya, "pertempuran untuk 
minyak" di Timur Tengah dan Asia Tengah secara langsung melayani 
kepentingan raksasa minyak Anglo-Amerika.
Amerika Serikat dan sekutunya "memukul 
genderang perang" di puncak depresi ekonomi di seluruh dunia, belum lagi
 bencana lingkungan paling serius dalam sejarah Dunia. Dalam 
memutar-balikkan malapetaka yang menyedihkan salah satu pemain utama 
(BP) dalam permainan geopolitik Timur Tengah - Asia Tengah, yang 
sebelumnya dikenal sebagai Anglo-Persian Oil Company, adalah penghasut 
bencana ekologis di Teluk Meksiko.
Media Disinformation 
Opini publik dipengaruhi oleh agitasi 
media yang secara diam-diam mendukung, acuh tak acuh atau berpura-pura 
bodoh mengenai dampak yang mungkin terjadi, dari apa yang terus-menerus 
dipropagandakan sebagai sebuah operasi "hukuman" yang khusus diarahkan 
terhadap fasilitas nuklir Iran, sebaliknya tidak memberitakan sebuah 
peperangan yang bersifat habis-habisan, termasuk persiapan perang serta 
penyebaran senjata nuklir yang diprodukasi Amerika Serikat dan Israel. 
Dalam konteks ini, konsekuensi yang menghancurkan dari perang nuklir 
apakah memang sengaja tidak disebutkan atau disepelekan.
Menurut media dan pemerintah “krisis 
nyata" yang sebenarnya mengancam kemanusiaan bukan perang nuklir akan 
tetapi pemanasan global. Media akan membuat rekayasa krisis walaupun 
sebenarnya tidak ada krisis: "menakut-nakuti dunia" – dengan pandemi 
global H1N1 - tapi tidak seorang pun tampak takut terhadap perang nuklir
 yang disponsori Amerika Serikat.
Rencana perang terhadap Iran disajikan 
untuk opini publik antara lain sebagai sebuah isu. Hal ini tidak 
dipandang sebagai sebuah ancaman atas "Tanah Air" seperti dalam kasus 
pemanasan global. Perang terhadap Iran bukan berita yang pantas dimuat 
di halaman depan. Fakta bahwa serangan terhadap Iran bisa menimbulkan 
eskalasi dan berpotensi memicu "perang global" yang tidak terkendali 
bukanlah masalah yang menjadi perhatian.
Klenik Pembunuhan dan Pembinasaan
Mesin membunuh global juga menyokong klenik yang merupakan bagian penting dalam pembunuhan
 dan pembinasaan yang disebarkan melalui film-film Hollywood, belum lagi
 Radio dan TV, perang dan kejahatan serial TV di jaringan televisi. Ilmu
 klenik pembunuh ini didukung oleh CIA dan Pentagon yang juga mendukung 
produksi (keuangan) Hollywood sebagai alat propaganda perang.
"Mantan agen CIA Bob Baer mengatakan kepada kami," Ada simbiosis antara CIA dan Hollywood "dan mengungkapkan bahwa mantan direktur CIA, George Tenet sekarang ini," keluar-masuk Hollywood, berbicara dengan orang-orang studio. " (Matthew Alford and Robbie Graham, Lights, Camera… Covert Action: The Deep Politics of Hollywood, Global Research, January 31, 2009)
Mesin pembunuh ini disebarkan pada 
tingkat global, dalam kerangka struktur komando tempur terpadu. Hal ini 
secara rutin dikuatkan oleh instansi pemerintah, pemilik media dan 
birokrat serta intelektual dari the New World Order dan think-tank
 di Washington serta lembaga penelitian studi strategis sebagai sebuah 
instrumen yang tidak diragukan lagi dari perdamaian dan kemakmuran 
global.
Budaya pembunuhan dan kekerasan telah menjadi bagian penting dalam kesadaran manusia.
Perang secara luas diterima sebagai bagian dari proses sosial: Tanah air harus "dibela" dan dilindungi.
"Kekerasan yang dilegitimasi" dan 
pembunuhan di luar hukum yang ditujukan kepada "teroris" dijunjung 
tinggi dalam demokrasi barat, sebagai instrumen penting dari keamanan 
nasional.
A "humanitarian war" is upheld by the 
so-called international community. It is not condemned as a criminal 
act. Its main architects are rewarded for their contributions to world 
peace.
Sebuah "perang kemanusiaan" ditegakkan 
oleh mereka yang menyebut dirinya sebagai masyarakat internasional. 
Namun hal ini tidak dikutuk sebagai tindak pidana. Arsitek utamanya 
dihargai atas kontribusi mereka bagi perdamaian dunia.
Sehubungan dengan Iran, apa yang diungkapkan adalah legitimasi langsung perang atas nama suatu gagasan ilusi keamanan global.
Sebuah "Pre-emptive" berupa serangan udara yang ditujukan terhadap Iran akan mengakibatkan Eskalasi perang.
Saat ini secara terpisah terdapat tiga medan perang Timur Tengah - Asia Tengah: Irak, Afghanistan-Pakistan dan Palestina.
Dimana Iran menjadi objek serangan udara
 "pre-emptive" oleh pasukan sekutu, maka seluruh kawasan, dari 
Mediterania Timur ke perbatasan barat Cina dengan Afghanistan dan 
Pakistan, akan bergejolak, yang secara potensial akan menggiring kita 
kepada sebuah skenario Perang Dunia III.
Perang juga akan meluas ke Lebanon dan Suriah.
Hal ini sangat tidak mungkin bahwa 
pemboman, jika mereka laksanakan, hanya akan membatasi terhadap 
fasilitas nuklir Iran sebagaimana pernyataan resmi yang diklaim oleh 
Amerika Serikat-NATO. Apa yang lebih mungkin adalah sebuah serangan 
udara habis-habisan, baik terhadap infrastruktur militer maupun sipil 
termasuk sistem transportasi, pabrik, gedung-gedung publik.

Iran diperkirakan memiliki cadangan 
minyak dan gas sebesar sepuluh persen, menduduki peringkat ketiga 
setelah Saudi Arabia (25%) dan Irak (11%) dalam ukuran cadangannya. 
Sebagai perbandingan, Amerika Serikat memiliki kurang dari 2,8% dari 
cadangan minyak dunia. Cadangan minyak Amerika Serikat diperkirakan 
kurang dari 20 milyar barel. Daerah yang lebih luas di Timur Tengah dan 
Asia Tengah memiliki cadangan minyak lebih dari tiga puluh kali yang 
dimiliki Amerika Serikat, yang mewakili lebih dari 60% dari total 
cadangan minyak dunia. (Lihat Waddell Eric, The Battle for Oil, Global 
Research, Desember 2004).
Signifikansinya adalah penemuan 
baru-baru ini di Iran mengenai cadangan kedua terbesar yang diketahui 
berupa gas alam di Soumar dan Halgan dan diperkirakan mencapai 12,4 
triliun kubik kaki.
 Penargetan atas Iran unsur utamanya 
tidak hanya sekedar menyatakan kembali kontrol Anglo-Amerika atas minyak
 Iran dan gas murah, termasuk juga rute pipa dan   menantang kehadiran 
pengaruh Cina serta Rusia di kawasan itu.

  The planned attack on Iran is part 
of a coordinated global military road map. It is part of the Pentagon's 
"long war",  a profit driven war without borders, a project of World 
domination, a sequence of military operations.
 Serangan yang direncanakan terhadap 
Iran merupakan bagian dari peta jalan militer global yang terkoordinasi.
 Ini adalah bagian dari "perang yang berlangsung lama" Pentagon, perang 
yang didorong oleh keuntungan ekonomi tanpa batas, sebuah proyek 
dominasi Dunia, yang diwujudkan dalam rangkaian operasi militer.
Perencana militer Amerika Serikat-NATO 
telah memikirkan berbagai skenario eskalasi militer. Mereka juga 
menyadari akan implikasi geopolitiknya, yaitu bahwa perang bisa 
melampaui kawasan Timur Tengah - Asia Tengah. Termasuk dampak ekonomi di
 pasar minyak serta yang lain-lainnya juga telah dianalisis.
Sementara Iran, Suriah dan Libanon 
merupakan target langsung, Cina, Rusia, Korea Utara, belum lagi 
Venezuela dan Kuba juga merupakan tujuan yang di ancam oleh Amerika 
Serikat.
Taruhannya adalah struktur aliansi 
militer. Penyebaran militer Amerika Serikat-NATO-Israel termasuk latihan
 militer dan latihan yang dilakukan di perbatasan Rusia dan Cina segera 
membuahkan hubungan langsung dengan perang yang diusulkan terhadap Iran.
 Ancaman terselubung, termasuk pengaturan waktu mereka, merupakan suatu 
petunjuk yang jelas terhadap kekuasaan semasa era Perang Dingin untuk 
tidak campur tangan dalam cara apapun yang dapat mengganggu terhadap 
serangan yang dipimpin Amerika Serikat terhadap Iran.
Peperangan Global
Tujuan strategis jangka menengah 
adalah untuk mentargetkan Iran dan menetralisir sekutu Iran, melalui 
diplomasi kapal perang - gunboat diplomacy. Tujuan militer jangka 
panjang adalah langsung menargetkan Cina dan Rusia.
Sementara Iran adalah target langsung, 
penyebaran militer tidak terbatas dilakukan ke Timur Tengah dan Asia 
Tengah. Agenda militer global telah dirumuskan.
Penggelaran pasukan koalisi dan sistem 
persenjataan maju oleh Amerika Serikat, NATO dan mitra-mitranya yang 
berlangsung secara bersamaan di seluruh wilayah utama Dunia.
Tindakan militer Amerika Serikat 
baru-baru ini di lepas pantai Korea Utara termasuk melakukan permainan 
perang-perangan adalah bagian dari desain global.
Diarahkan terutama terhadap Rusia dan 
Cina, Amerika Serikat, sekutu NATO dan latihan militer, latihan perang, 
penyebaran senjata, dll sedang dilakukan secara simultan di hotspot geopolitik utama.
-Semenanjung Korea, Laut Jepang, Selat Taiwan, Laut Cina Selatan mengancam Cina.-Penggelaran rudal Patriot di Polandia, pusat peringatan dini di Republik Ceko mengancam Rusia.-Penyebaran Angkatan Laut di Bulgaria, Rumania di Laut Hitam, mengancam Rusia.- Penyebaran pasukan Amerika Serikat dan NATO di Georgia.- Penyebaran angkatan laut yang tangguh di Teluk Persia termasuk kapal selam Israel diarahkan terhadap Iran.
Serentak di Timur Mediterania, Laut 
Hitam, Karibia, Amerika Tengah dan wilayah Andean di Amerika Selatan 
adalah wilayah-wilayah yang sedang berlangsung militerisasi. Di Amerika 
Latin dan Karibia, ancaman diarahkan terhadap Venezuela dan Kuba.
 “Bantuan Militer” Amerika Serikat 
Pada gilirannya, senjata berskala besar 
telah ditransfer dilakukan di bawah bendera "bantuan militer" Amerika 
Serikat ke negara-negara yang terpilih, termasuk kesepakatan 
persenjataan sebesar 5 miliar dolar dengan India yang dimaksudkan  untuk
 membangun kemampuan militer India yang diarahkan terhadap Cina. (Huge U.S.-India Arms Deal To Contain China, Global Times, July 13, 2010).
"Penjualan senjata akan meningkatkan hubungan antara Washington dengan New Delhi, dan disengaja atau tidak, akan memiliki efek yang menahan terhadap pengaruh China di wilayah tersebut." Dikutip dalam Rick Rozoff, Confronting both China and Russia: U.S. Risks Military Clash With China In Yellow Sea, Global Research, July 16, 2010)
Amerika Serikat memiliki perjanjian 
kerjasama militer dengan sejumlah negara-negara Asia Tenggara, termasuk 
Singapura, Vietnam dan Indonesia, meliputi  "bantuan militer" serta 
partisipasi dalam latihan perang pimpinan Amerika di Pacific Rim 
(Juli-Agustus 2010). Perjanjian ini mendukung penyebaran senjata yang 
ditujukan terhadap Republik Rakyat Cina. (Lihat Rick Rozoff, Confronting both China and Russia: U.S. Risks Military Clash With China In Yellow Sea, Global Research, July 16, 2010).
Demikian pula dan lebih langsung 
berkaitan dengan serangan yang direncanakan terhadap Iran, Amerika 
Serikat mempersenjatai negara-negara Teluk (Bahrain, Kuwait, Qatar dan 
Uni Emirat Arab) dengan rudal pencegat darat, Patriot Advanced 
Capability-3 dan Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) serta yang 
berpangkalan di laut yaitu pencegat Rudal Standar-3 yang terpasang pada 
kapal perang kelas Aegis di Teluk Persia. (Lihat Rozoff Rick, NATO’s Role In The Military Encirclement Of Iran, Global Research, February 10, 2010).
Jadwal Penimbunan dan Penyebaran Militer 
Apa yang penting dalam hal transfer 
senjata Amerika Serikat ke negara-negara mitra dan sekutunya adalah 
pemilihan waktu saat pengiriman dan penyebarannya. Melancarkan operasi 
militer yang disponsori Amerika Serikat biasanya akan dilakukan setelah 
sistem persenjataan ini berada di tempat, dengan efektif dikerahkan 
 melalui pelaksanaan pelatihan personil. (India e.g).
Apa yang kita pahami adalah desain 
militer global yang teliti dan terkoordinasi yang dikontrol oleh 
Pentagon, melibatkan angkatan bersenjata gabungan lebih dari empat puluh
 negara. Ini merupakan penyebaran militer multinasional global, dan 
sejauh ini merupakan pertunjukkan terbesar sistem senjata mutakhir dalam
 sejarah Dunia.
Pada gilirannya, Amerika Serikat dan 
sekutunya telah mendirikan pangkalan militer baru di berbagai belahan 
dunia. "Permukaan Bumi Disusun sebagai sebuah Medan Perang yang Luas - 
The Surface of the Earth is Structured as a Wide Battlefield". (See 
Jules Dufour, The Worldwide Network of US Military Bases , Global Research, July 1, 2007).
The Unified Command susunannya dibagi 
menjadi Combatant Command geografis berdasarkan pada strategi 
militerisasi tingkat global. "Militer Amerika Serikat memiliki pangkalan
 di 63 negara. Pangkalan militer baru telah dibangun sejak 11 September 
2001 di tujuh negara. Secara total terdapat 255.065 personel militer 
Amerika Serikat yang ditempatkan di seluruh dunia." (Lihat Jules Dufour,
 The Worldwide Network of US Military Bases , Global Research, July 1, 2007

Source: DefenseLINK-Unified Command Plan
Skenario Perang Dunia III
"Tanggung Jawab Wilayah Komandan Dunia" 
(Lihat peta di atas) mendefinisikan rancangan militer global Pentagon, 
yang merupakan salah satu penaklukan Dunia. Penyebaran militer ini 
terjadi di beberapa wilayah secara bersamaan di bawah koordinasi Komando
 regional Amerika Serikat, yang melibatkan penimbunan sistem 
persenjataan buatan Amerika Serikat oleh pasukan Amerika Serikat dan 
negara-negara mitra, beberapa di antaranya mantan musuh, termasuk 
Vietnam dan Jepang.
Keadaan sekarang ditandai dengan 
pembangunan militer global yang dikontrol oleh sebuah negara adidaya 
Dunia, yang menggunakan banyak sekutunya untuk memicu perang regional.
Sebaliknya, sewaktu terjadi Perang Dunia
 Kedua merupakan gabungan yang terpisah dari medan perang regional. 
Mengingat teknologi komunikasi dan sistem senjata tahun 1940-an, belum 
ada strategi yang koordinasi selama “waktu aktual proses berlangsung” 
dalam aksi militer  antara wilayah geografis yang luas.
Perang global didasarkan pada penyebaran
 terkoordinasi kekuatan militer tunggal dominan, yang mengawasi tindakan
 sekutu-sekutu dan mitranya.
Dengan pengecualian Hiroshima dan 
Nagasaki, Perang Dunia Kedua ditandai dengan penggunaan senjata 
konvensional. Perencanaan perang global bergantung pada militerisasi 
ruang angkasa. Apakah perang yang diarahkan terhadap Iran yang akan 
diluncurkan tidak hanya akan menggunakan senjata nuklir, tapi juga 
seluruh gamut baru sistem persenjataan canggih, termasuk senjata 
elektrometrik dan teknik modifikasi lingkungan (ENMOD) akan digunakan.
Dewan Keamanan PBB
Dewan Keamanan PBB pada awal Juni 
mengadopsi putaran keempat sanksi sweeping terhadap Republik Islam Iran,
 termasuk embargo senjata yang diperluas dan juga "kontrol keuangan yang
 lebih ketat". Hal tersebut merupakan sebuah ironi yang pahit, karena 
resolusi ini disahkan oleh Dewan Keamanan PBB yang dalam beberapa hari 
sebelumnya secara tegas Dewan Keamanan PBB menolak untuk mengadopsi 
sebuah mosi yang mengutuk Israel atas serangannya terhadap Freedom 
Flotilla di Gaza, armada di perairan internasional.
Baik Cina maupun Rusia, ditekan oleh 
Amerika Serikat, yang telah mendukung sanksi DK PBB yang merugikan 
mereka. Keputusan mereka dalam DK PBB berkontribusi melemahkan aliansi 
militer mereka, yaitu organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), di mana Iran 
memiliki status pengamat. Resolusi Dewan Keamanan membekukan kerjasama 
militer bilateral masing-masing China dan Rusia dan perjanjian dagang 
dengan Iran. Hal ini berakibat serius pada sistem pertahanan udara Iran 
yang sebagian bergantung pada teknologi dan keahlian Rusia.
Resolusi Dewan Keamanan memberi "lampu hijau" secara de facto untuk melancarkan perang pre-emptive terhadap Iran.
Inquisi Amerika: Membangun Sebuah Konsensus Politik Untuk Perang
Secara serempak media Barat telah mencap
 Iran sebagai ancaman terhadap keamanan global mengingat dugaan (tidak 
ada) program senjata nuklir. Bergemanya pernyataan resmi, media kini 
menuntut pelaksanaan hukuman pemboman yang diarahkan terhadap Iran dalam
 rangka menjaga keamanan Israel.
Media Barat memukul genderang perang. 
Tujuannya adalah untuk menanamkan secara diam-diam, melalui pengulangan 
laporan media,  yang menurut kesadaran batin orang sampai memuakkan, 
karena semata-mata berdasarkan dugaan bahwa ancaman Iran adalah nyata 
dan bahwa Republik Islam harus "dihancurkan".
Dalam membangun sebuah konsensus proses 
untuk berperang mirip dengan inkuisisi Spanyol. Hal ini mengharuskan dan
 menuntut ketundukkan terhadap gagasan bahwa perang adalah usaha 
kemanusiaan.
Dikenal dan didokumentasikan, ancaman 
nyata terhadap keamanan global berasal dari aliansi Amerika 
Serikat-NATO-Israel, sekalipun demikian relitasnya dalam lingkungan 
inquisitorial adalah terbalik: para penghasut perang berkomitmen untuk 
perdamaian, para korban perang diperkenalkan sebagai tokoh utama perang.
 Padahal pada tahun 2006, hampir dua pertiga orang Amerika menentang 
tindakan militer terhadap Iran, baru-baru ini jajak pendapat 
Reuter-Zogby pada Februari 2010 menunjukkan bahwa 56% orang Amerika 
mendukung aksi militer Amerika Serikat-NATO terhadap Iran.
Membangun sebuah konsensus politik yang 
didasarkan pada sesuatu yang sama sekali bohong, bagaimanapun juga hanya
 mengandalkan posisi resmi mereka yang merupakan sumber kebohongan.
Gerakan anti-perang di Amerika Serikat, 
yang sebagian telah diinfiltrasi dan dikooptasi, berasumsi pada posisi 
yang lemah berkaitan dengan Iran. Gerakan antiperang terpecah. 
Penekanannya hanya terhadap perang yang telah terjadi (Afghanistan, 
Irak) daripada tegas menentang perang yang sedang dipersiapkan dan yang 
saat ini dirancang  Pentagon. Sejak pelantikan pemerintahan Obama, 
gerakan antiperang telah kehilangan beberapa daya pendorongnya.
Selain itu, mereka yang aktif menentang 
perang di Afghanistan dan Irak, tidak  menentang pelaksanaan "pemboman 
hukuman" yang diarahkan kepada Iran, juga tidak mengkategorikan 
pengeboman tersebut sebagai tindakan perang yang berpotensi bisa menjadi
 awal Perang Dunia III.
Skala protes anti-perang dalam kaitannya
 dengan Iran sangat minim dibandingkan dengan demonstrasi rakyat yang 
mendahului pemboman dan invasi Irak tahun 2003.
Ancaman nyata terhadap keamanan global berasal dari aliansi Amerika Serikat-NATO-Israel.
Operasi Iran tidak ditentang di arena 
diplomatik oleh Cina dan Rusia, mendapat dukungan dari pemerintah 
negara-negara Arab garis depan yang terintegrasikan ke dalam NATO yang 
disponsori dialog Mediterania. Hal ini juga mendapat dukungan diam-diam 
opini publik Barat.
Kami menyerukan kepada orang-orang di 
seluruh wilayah Amerika, Eropa Barat, Israel, Turki dan di seluruh dunia
 untuk bangkit menentang rencana militer, melawan pemerintah mereka yang
 mendukung tindakan militer terhadap Iran, terhadap media yang berfungsi
 untuk menutupi implikasi menghancurkan dari perang terhadap Iran.
Agenda militer mendukung keuntungan yang mendorong merusak sistem ekonomi global yang memiskinkan kawasan besar penduduk dunia.
Perang ini kegilaan belaka.
Perang Dunia III adalah terminal. Albert
 Einstein memahami bahaya perang nuklir dan kepunahan kehidupan di bumi,
 yang telah dimulai dengan kontaminasi radioaktif yang dihasilkan 
depleted uranium. "Saya tidak tahu dengan senjata apa Perang Dunia III 
akan dipertarungkan, tetapi Perang Dunia IV akan dipertarungkan dengan 
tongkat dan batu."
Media, kaum intelektual, para ilmuwan 
dan para politisi, serempak, mengaburkan kebenaran yang tidak 
diceriterakan, bahwa perang dengan menggunakan hulu ledak nuklir akan 
menghancurkan kemanusiaan, dan bahwa proses keaneka-ragaman  kerusakan 
yang secara bertahap telah dimulai.
Ketika kebohongan menjadi kebenaran maka tidak akan berbalik kembali.
Ketika perang ditegakkan sebagai upaya 
kemanusiaan, Keadilan dan seluruh sistem hukum internasional terbalik: 
maka pasifisme dan gerakan antiperang dianggap kriminal. Menentang 
perang menjadi tindak pidana.
Kebohongan harus disingkapkan untuk apa 
itu dan apa yang dilakukannya. Ini sanksi pembunuhan tanpa pandang bulu 
pria, wanita dan anak-anak.
Ia bisa menghancurkan keluarga dan masyarakat. Ia bisa menghancurkan komitmen masyarakat terhadap sesama manusia.
Perang mencegah orang untuk 
mengekspresikan solidaritasnya kepada mereka yang menderita. Menjunjung 
tinggi perang dan negara polisi hanya satu-satunya jalan.
Ia menghancurkan baik nasionalisme maupun internasionalisme.
Menghentikan kebohongan berarti 
menghentikan proyek kejahatan kehancuran global, di mana pencarian 
keuntungan yang merupakan kekuatan utamanya.
Keuntungan yang mendorong agenda militer
 ini akan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan dan mengubah orang tidak
 sadar menjadi zombie.
Mari Kita Membalikkan Arus.
Menentang  penjahat perang yang berkedudukan tinggi dan termasuk kelompok pelobi yang kuat yang mendukung mereka.
Pecahkan inkuisisi Amerika.
Rusak usaha perang pembasmian militer Amerika Serikat-NATO-Israel.
Tutup pabrik-pabrik senjata dan pangkalan militer.
Bawa pulang pasukan.
Personel angkatan bersenjata harus menentang perintah dan menolak untuk berpartisipasi dalam perang kriminal.
Part II of this essay will be published shortly. 
Preparing for World War III.  Nature and History of the Planned Military Operation against Iran
Includes analysis of the role if Israel
Michel Chossudovsky
 seorang penulis pemenang penghargaan, Profesor  Ekonomi (Emeritus) pada
 Universitas Ottawa dan Direktur dari the Centre for Research on 
Globalization (CRG), Montreal. Ia menulis buku berjudul The 
Globalization of Poverty and The New World Order (2003) dan America’s 
“War on Terrorism” (2005). Ia juga seorang kontributor the Encyclopaedia
 Britannica. Tulisan-tulisannya telah diterbitkan dalamlebih dari 
duapuluh bahasa. Ia dapat dihubungi di  globalresearch.ca website
Diterjemahkan oleh: akhirzaman.info
Tidak ada komentar:
Posting Komentar