SEL
Kompetensi Dasar
- Mendeskripsikan komponen kimiawi sel, struktur dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
- Mengidentifikasi organel sel tumbuhan dan hewan
- Membandingkan mekanisme transpor pada membran (difusi, osmosis,transpor aktif, endositosis dan eksositosis)
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
- Mengkaji literatur dari berbagai sumber tentang komponen kimia sel
- Melakukan pengamatan mikroskopis struktur sel hewan dan tumbuhan
- Membandingkan hasil pengamatan dengan literatur
- Mendeskripsikan organel sel melalui kajian literatur
- Mengkomunikasikan hasil kajian literatur sacara lisan didepan kelas
- Melakukan kajian literatur tentang mekanisme transpor pada membran
- Melakukan percobaan difusi dan osmosis dengan menggunakan kentang/pepaya melalui kerja kelompok
- Menggali informasi dari berbagai literatur tentang proses transpor aktif, endositosis dan eksositosis serta contohnya
Indikator
- Menjelaskan komponen kimiawi sel
- Menjelaskan struktur bagian-bagian sel
- Menjelaskan fungsi sel
- Mengamati sel hewan dan tumbuhan.
- Menjelaskan organel-organel pada selk tumbuhan dan sel hewan
- Menjelaskan fungsi masing - masing organell sel
- Membandingkan struktur sel hewan dan tumbuhan
- Menjelaskan pengertian difusi dan osmosis
- Menyebutkan ciri-ciri transpor secara difusi dan osmosis
- Melakukan percobaan tentang difusi dan osmosis
- Menjelaskan pengertian transpor aktif, endositosis dan eksositosis
- Menjelaskan proses transpor aktif, endositosis dan eksositosis
- Menyebutkan contoh transpor aktif, endositosis dan eksositosis
DASAR THEORY
Jaringan Tumbuhan
Teori-teori tentang sel
- Robert
Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil
pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula)
- Hanstein
(1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang
berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi)
- Felix
Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup dan
menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut
“Sarcode”
- Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma
- Matthias
Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838
menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan
dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel
. konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan
structural makhluk hidup.
- Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang pada protoplasma yaitu inti (nucleus)
- Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup
- Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis celulla ex celulla)
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti
- sel
prokarion, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti
tersebar dalam sitoplasma (sel yang memiliki satu system membran. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan alga biru
- sel
eukarion, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh
satu system membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini
adalah semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga biru
- Struktur
sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel eukariotik.
Akan tetapi, sel prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk)
yang sangat banyak.
Beda Sel prokariotik dan sel eukariotik
Sel Prokariotik
- Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang dinamakan nucleoid
- Organel-organelnya tidak dibatasi membran
- Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
- Diameter sel antara 1-10mm
- Mengandung 4 subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya sirkuler
Sel Eukariotik
- Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus
- Organel-organelnya dibatasi membran
- Membran selnya tersusun atas senyawa lipoprotein - sisi tengah berupa fosfolipid
- Diameter selnya antara 10-100mm
- Mengandungbanyak subunit RNA polymerase
- Susunan kromosomnya linier
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Kromosom dan Fungsinya
- Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid (2n)
- Sel Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid (n) ; contoh sperma dan Ovum (sel telur)
Bagian-bagian Sel
- Bagian
hidup(komponen protoplasma), terdiri atas inti dan sitoplasma termasuk
cairan dan struktur sel seperti : mitokondria, badan golgi, dll
- Bagian mati (inklusio), terdiri atas dinding sel dan isi vakuola
Gambar sel ini perhatikan sungguh sunguh sehingga imaginasi kita bisa bangkit dengan visual dan motoriknya
1. Dinding sel
- Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan.
- Dinding sel terdiri daripada selulosa
- Adanya
selullosa ini membuat sel tumbuhan kuat yang dapat memberikan sokongan,
perlindungan, dan untuk membuat bentuk selnya tetap
- Terdapat lubang /Noktah pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel.
- dari noktah itulah terhubung dua sel oleh serabut / benang semacam syaraf yang disebut Plasmidesma
- Dinding sel juga berfungsi untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
- Dinding
sel terdiri dari Selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin,
lignin, kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg.
2. Membran Plasma
- Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
- Membran sel membungkus organel-organel dalam sel.
- Membran
sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan
keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel.
- Struktur
membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui
membran sel.
- Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang
dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori
mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida
dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang
lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang
menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai
struktur yang dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan
dapat terikat bersama dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen
Komponen penyusun membran sel antara lain adalah phosfolipids, protein,
oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol.
- Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah.
- Molekul
yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik
(CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol).
- Sementara
itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar
(glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus
agar dapat masuk ke dalam sel.
- Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran.
- Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan
- transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus
- transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Transpor pasif
- Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.
- Transpor pasif ini bersifat spontan.
- Difusi
- Osmosis
- Difusi terfasilitasi
- Difusi
terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau
ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi
akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk.
- Osmosis
merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah
perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari
hipotonis ke hipertonis).
- Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
- Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan glukosa.
- Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transpor pasif glukosa terfasilitasi transporter.
- Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.
Transpor aktif
- Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan.
- Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.
- Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein.
- Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore.
- Yang termasuk transpor aktif ialah
- Coupled carriers
- ATP
- Driven pumps
- Light driven pumps.
- Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter.
- Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah,
- sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan.
- ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase.
- Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri.
- Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.
3. Mitokondria
- Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung.
- Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup.
- Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.
- Mitokondria
banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung.
- Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel.
- Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm.
-
Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran
luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di
bagian dalam membran [Cooper, 2000].
- Membran luar terdiri dari
protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein
porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel
- membran mitokondria ini permeable terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton.
- Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif.
- Membran
luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan
enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk
menjalani β-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
- Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein.
- Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP.
- Luas
permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan
yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001].
- Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP.
- Membran
dalam mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi
oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks
mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya
metabolit dari matriks melewati membran dalam.
- Ruang antar
membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam merupakan
tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti
siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam
lemak.
- Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi
genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP,
fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium
4. Lisosom
- Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik
- Enzim Hidrolitik berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.
- Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik.
- Di
dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti
protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun
sulfatase.
- Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.
- Fungsi utama lisosom adalah
- Endositosis dan Eksositosis
- Fagositosis
- Autofagi.
1. ENDOSISOSIS
- Endositosis ialah pemasukan materi makromolekul dari luar sel ke dalam sel .
- Materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal
- Beberapa materi yang masuk dengan cara endositosis itu tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma),
- materi
yang tidak dimasukkan ke sitoplasma dibawa ke lisosom untuk dicerna
oleh enzim hidrolitik yang hasilnya bisa dipakai dan dimasukkan ke
sitoplasma
- materi yang tidak tercerna di eksositosikan ke luar sel
AUTOFAGI
- Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi.
- Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom.
- Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut).
- Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
FAGOSITOSIS
- Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel.
- Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom.
- Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).
5. Badan Golgi
- Badan
Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur
ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
- Organel
ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada
organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
- Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi.
- Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
- Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
FUNGSI BADAN GOLGI :
- Membentuk
kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel
kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
- Membentuk
membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma.
Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
- Membentuk dinding sel tumbuhan
- Fungsi
lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim
untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
- Tempat untuk memodifikasi protein
- Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
- Untuk membentuk lisosom
6. RETIKULUM ENDOPLASMA (RE)
- adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik.
- Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae.
- Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya.
- Retikulum
Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga
retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam
sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan
retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
- RE kasar ( Reticulum Endoplasma Granuler)
- RE halus ( Reticulum Endoplama Agranuler)
RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.
- Ribosom ini berperan dalam sintesis protein.
- Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sirkulasi protein dari ribosom
RE halus
- Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya.
- RE
halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid,
metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi
obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE
sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE
sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang
membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya.
- RE
halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi
otot.
7. Nukleus
- Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
- Organel
ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul
DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis
protein seperti histon.
- Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
- Fungsi
utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen.
- Selain
itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi
pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai
tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi
dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai,
dijalankan, dan diakhiri
8. Plastida
- Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga macam plastida, yaitu :
- leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung) meliputi elaioplast dan amiloplast
- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b (untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten
- kromoplast : plastida yang banyak mengandung karoten
9. Sentriol (sentrosom)
- Sentorom
merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang sentriol)
yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini
akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah.
- Pada
siklus sel di tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari
tahap duplikasi kromoseom, kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
- Terdapat
sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai dengan G1
dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer.
Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk
sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan
tahapan ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang.
Terakhir ialah fase M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan
dan berlekatan dengan mikrotubula yang tersusun atas benang-benang
spindel.
10. Vakuola
- Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris).
- Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya.
- Vakuola
ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan
dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
PERAN VAKUOLA
- memelihara tekanan osmotik sel
- penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
- mengadakan sirkulasi zat dalam sel
Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
1. Sel Hewan :
- tidak memiliki dinding sel
- tidak memiliki butir plastida
- bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak kaku
- jumlah mitokondria relatif banyak
- vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
- sentrosom dan sentriol tampak jelas
2. Sel Tumbuhan
- memiliki dinding sel
- memiliki butir plastida
- bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulosa
- jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastida
- vakuola sedikit tapi ukurannya besar
- sentrosom dan sentriolnya tidak jelas
<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria
Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face
{font-family:"\0022"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-alt:"Times New Roman"; mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other;
mso-font-pitch:auto; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} /* Style
Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:"";
margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} h1 {mso-style-priority:9;
mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Heading 1
Char"; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0in;
mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0in;
mso-pagination:widow-orphan; mso-outline-level:1; font-size:24.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times
New Roman";} span.Heading1Char {mso-style-name:"Heading 1 Char";
mso-style-priority:9; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes;
mso-style-link:"Heading 1"; mso-ansi-font-size:24.0pt;
mso-bidi-font-size:24.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";
mso-ascii-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times
New Roman"; mso-hansi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-font-kerning:18.0pt;
font-weight:bold;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes; mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New
Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} .MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only; margin-bottom:10.0pt; line-height:115%;}
@page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in;
mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;}
div.Section1 {page:Section1;} --> /* Style Definitions */
table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New
Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
table.MsoTableGrid {mso-style-name:"Table Grid";
mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-priority:59; mso-style-unhide:no; border:solid windowtext
1.0pt; mso-border-alt:solid windowtext .5pt; mso-padding-alt:0in 5.4pt
0in 5.4pt; mso-border-insideh:.5pt solid windowtext;
mso-border-insidev:.5pt solid windowtext; mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} Kompetensi
DasarMengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengkaitkannya
dengan fungsinya, menjelaskan sifat totipotrensi sebagai dasar kultur
jaringanMendeskripsikan struktur jaringan hewan vertebrata dan
mengkaitkannya dengan fungsi Materi PokokStruktur jaringan
tumbuhanStruktur jaringan hewan Kegiatan PembelajaranMengkaji
literatur tentang macam-macam jaringnan pada tumbuhan. Melakukan
pengamatan mikroskopis berbagai macam jaringan tumbuhan (preparat
awetan)Melakukan kajian pustaka tentang totipotensi sebagai dasar
kultur jaringanKajian literatur tentang macam-macam jaringan
hewanMelakukan pengamatan mikroskopis berbagai macam jaringan hewan
dengan preparat awetanMelakukan kajian pustaka tentang fungsi dan
lokasi jaringan pada manusiaMengkomunikasikan secara lisan tentang
gangguan-gangguan fungsi jaringan
Indikatormenyebutkan macam-macam jaringan pada tumbuhanmembedakan
macam-macam jaringan pd tumbuhanmenjelaskan fungsi berbagai macam
jaringanMenjelaskan totipotensi.Menyebutkan macam-macam jaringan
pada hewanMengamati struktur jaringan pada hewanMembedakan
macam-macam jaringan pada hewanMenjelaskan fungsi berbagai macam
jaringan hewanMenentukan lokasi berbagai jaringan pada tubuh
manusiaMengkomunikasikan gangguan -gangguan fungsi jaringan pada
manusiaEVOLUSISecara evolusi, tumbuhan berbiji merupakan organisme yang
telah teradaptasi dengan lingkungan di daratan.Tumbuhan memiliki
karakteristik dalam struktur dan fungsi khusus untuk menunjang
kehidupannya di daratan tersebut.Pola struktur jaringan tumbuhan
bervariasi dalam setiap jenis tumbuhan yang tergantung pada tahap
pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan itu sendiri.KARAKTER TUMBUHAN
BIJIUmumnya, tumbuhan berbiji memiliki struktur dasar organ yang sama,
yaitu terdiri atas: akar, batang, dan daun.Namun, ketiga struktur organ
tersebut memiliki variasi dalam hal ukuran, bentuk, dan fungsi pada
setiap jenis tumbuhan.Adanya variasi dari ketiga struktur dasar tersebut
memungkinkan tumbuhan dapat melangsungkan kehidupannya dalam lingkungan
yang beragam, seperti di daerah perairan dun gurun pasir yang
tandus.semua jenis tumbuhan memiliki dasar persoalan yang sama yaitu
bagaimana mereka dapat memperoleh air dari dalam tanah, melalui batang
dan membawanya hingga sampai di daun untuk bahan dasar fotosisntesis
dengan bantuan sinar matahari.secara umum, tumbuhan memiliki dua sistem
organ, yaitu: sistem pucuk-(shoot system) yang terletak di bagian atas
tanah yang membentuk organ batang, daun, tunas, bunga, buah, dan biji;
sistem akai (root systen), yang terletak di bawah tanah membentuk organ
akar umbi, dan akar rimpang (rizoma).Semua organisme tersusun oleh sel
yang memiliki variasi dalam bentuk, ukuran, dan fungsi. sel tumbuhan
berbeda dengan sel hewan karena memiliki struktur khusus, di antaranya
sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang nyata dan bersifat kaku sehingga
tumbuhan tidak dapat bebas berpindah tempat sebagaimana hewan.Di
samping itu, sel tumbuhan memiliki organel khusus untuk fotosintesis,
yaitu kloroplas (plastida).Kloroplas mengandung pigmen klorofil yang
dapat mengabsorpsi energi matahari dan dapat mengubah senyawa anorganik
(CO, dan-air) menjadi senyawa karbohidrat yang dapat digunakan oleh
makhluk hidup lain sebagai makanan.Dengan struktur demikian, maka
tumbuhan hijau merupakan produsen bagi organisme lain dan bersifat
fotoautotrof.Bentuk sel tumbuhan bermacam-macam.Ada yang berbentuk
seperti kubus, prisma, kotak, elips, poligonal, memanjang seperti
serabut dan ada yang seperti pipa. ukuran rata-rata sel tumbuhan
berkisar antara 10 – 100 m.Beberapa sel tumbuhan memiliki diameter
sampai 1 mm atau lebih, sehingga dapat dilihat langsung dengan mata
biasa. pada dasarnya, tumbuhan mempunyai dua bagian utama, yaitu
protoplas dan dinding sel.Protoplas terdiri atas bagian-bagian yang
bersifat hidup dan tidak hidup. Sedangkan, dinding sel bersifat tidak
hidup.Ciri khas yang lain dari sel tumbuhan adalah memiliki vakuola yang
besar yang berperan sebagai tempat cadangan makanan dan memelihara
kekakuan dinding sel dari cengkraman stress lingkungan.Kelompok sel
tumbuhan tertentu membentuk suatu kelompok sel yang memiliki struktur
dan fungsi yang sama dan disebut jaringan.jaringan pada tumbuhan berasal
dari pembelahan sel embrional yang berdiferensiasi menjadi
bermacam-macam bentuk vang memiliki fungsi khusus. Berdasarkan aktivitas
pembelahan sel selama fase pertumbuhan dan perkembangan sel/jaringan
tumbuhan, maka jenis jaringan pada tumbuhan dibagi menjadi dua,
yaitujaringan meristemjaringan dewasa (permanen).Berikut akan diuraikan
karakateristik dari kedua macam jaringan tersebut secara rinci. 1.
Jaringan Meristem ( Jaringan Embrional ) Meristem adalah jaringan yang
sel-selnya mampu membelah diri dengan cara mitosis secara terus menerus
(bersifat embrional) untuk menambah jumlah sel-sel tubuh pada
tumbuhan.Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja pada
tumbuhan.Berd`sarkan letaknya, meristem dibedakan atas:meristem apikal
(meristem ujung) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta
ujung akar,meristem interkalar/aksilar (meristem antara), terdapat di
antara jaringan dewasa, misalnya pada pangkal ruas batang,meristem
lateral (meristem samping), terletak sejajar dengan permukaan organ,
misalnya kambium dan kambium gabus.Karakter sel-sel penyusun jaringan
meristemberdinding tipisisodiametrisrelatif kaya akan
protoplasma.vakuola sel meristem sangat kecil dan tersebar di seluruh
protoplasma. jaringan ini terdiri atas sel-sel yang belum
terdiferensiasi.kemampuan jaringan meristem untuk bermitosis secara
terus-menerus menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi dan
besar.Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem digolongkan
menjadi dua,meristem primermeristem skunder.MERISTEM PRIMERMeristem
primer berasal dari jaringan embrional (embrio/lembaga) yang membelah
secara mitosismenghasilkan pertumbuhan primer pada tumbuhanmenyebabkan
tumbuhan dapat bertambah tinggi.Meristem primer biasanya terdapat pada
ujung (pucuk) batang dan ujung akar.MERISREM SEKUNDERMeristem sekunder
berasal dari jaringan dewasa yang selselnya telah berkembang lebih
lanjut (terdiferensiasi),biasanya pada tumbuhan dikotil.Dari jaringan
meristem sekunder akan menghasilkan pertumbuhan sekunder yang
menyebabkan batang menjadi bertambah besarberupa aktivitas kambium
vaskulerpada batang tumbuhan dikotil kambium vaskuler akan
menghasilkanpembuluh kayu (xilem) ke bagian dalampembuluh tapis (floem)
ke bagian luar.Selain itu, terdapat kambium gabus (felogen) yang juga
merupakan bagian dari pertumbuhan sekunder yang disebut periderm.
Kambium gabus terdiri atas tiga bagian yaitu:felem, yaitu jaringan gabus
itu sendiri yang tersusun atas sel sel matifelogen, yaitu bagian
kambium gabus yang mengarah ke luar membentuk felemfeloderm, yaitu
bagian vang dibentuk felogen kearah dalam dan merupakan jaringan yang
sifatnva serupa parenkim dan terdiri atas sel-sel hidup. 2. Jaringan
Permanen ( Jaringan Dewasa ) Jaringan dewasa merupakan kelompok sel
tumbuhan yang berasal dari pembelahan sel – sel meristem dan telah
mengalami pengubahan bentuk yang disesuaikan dengan fungsinya
(Diferensiasi).Jaringan dewasa ada yang sudah tidak bersifat
meristematik lagi (sel penyusunnya sudah tidak membelah lagi) sehingga
disebut jaringan permanen. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan
dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan
yaitu:Jaringan EpidermisJaringan Dasar (Parenkim)Jaringan
PenyokongJaringan Pengangkut. Jaringan Epidermis Jaringan Epidermis
rnerupakan jaringan paling luarJaringan vang menutupi permukaan organ
tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah, biji, batang, dan
akar.Fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan
yang ada di bagian sebelah dalam.Bentuk, ukuran, dan susunan, serta
fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ
tumbuhan.Ciri khas sel epidermis adalahsel–selnya rapat satu sama lain
membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel.Dinding sel epidermis ada
yang tipisada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap ke
permukaan tubuh,dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan
mengandung lignin. Seperti kita temukan pada biji dan daun
pinus.Dinding luar sel epidermis biasanva mengandung kutin, yaitu
senyawa lipid yang mengendap di antara selulosa penvusun dinding sel
sehingga membentuk lapisan khusus di permukaan sel yang disebut
kutikula.Di permukaan luar kutikula kadangkala kita temukan lapisan
lilin vang kedap air untuk mengurangi penguapan air.MODIFIKASI
EPIDERMISBeberapa bentuk khusus sel epidermis yang telah berubah
struktur dan f ungsinva diantaranya adalah:stomata (mulut daun) yang
berperan sebagai tempat pertukaran gas dan uap airtrikoma yang berupa
tonjolan epidermis dan tersusun atas beberapa sel yang mengalami
penebalan sekunder. Trikoma ini berperan sebagai kelenjar yang
mengeluarkan zat seperti terpen, garam, dan gula;rambut akar merupakan
tonjolan epidermis akar yang memiliki dinding sel tipis dengan vakuola
besar.]aringan epidermis tetap ada sepanjang hidup organ tertentu vang
tidak mengalami penebalan sekunder. Pada beberapa tumbuhan vang berumur
panjang, epidermis digantikan oleh jaringan gabus, bila batangnya menua.
2. Jaringan Parenkim ( Jaringan Dasar) Parenkim terdiri atas kelompok
sel hidup yang bentuk, ukuran, maupun fungsinya berbeda-beda.Sel-sel
parenkim mampu mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah
dewasa sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.Sel-sel
parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik bila
lingkungannya memungkinkan.Jaringan parenkim terutama terdapat pada
bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan endosperma
biji.Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti pada
parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.KARAKTER JARINGAN
PARENKIMCiri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis,
serta lentur.Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada
parenkim xilem.Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan
mengandung vakuola sentral yang besar.Ciri khas parenkim yang lain
adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya
membulat.Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun.Ruang
antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim
dengan udara luar.Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi
metabolisme lain.Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya,
misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung
kloroplas.Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini
disebut klorenkim.Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim
berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal
(amilum).Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling
banyak menyusun jaringan tumbuhan.Ciri penting dari sel parenkim adalah
dapat membelah dan terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang
memiliki fungsi khusus.Sel parenkim biasanya menyusun jaringan dasar
pada tumbuhan, oleh karena itu disebut jaringan dasar.Berdasarkan
fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis jaringan, yaitu: 1,
Parenkim Asimilasi Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ,
misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah.Di dalam selnya
terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat berlangsungnya
proses fotosintesis, 2) Parenkim Penimbun Biasanya terletak di bagian
dalam tubuh, misalnya: pada empulur batang, umbi akaL umbi lapis, akar
rimpang (rizoma), atau biji.Di dalam sel-selnya terdapat cadangan
makanan yang berupa gula, tepung, lemak atau protein, 3) Parenkim Air
Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas (xerofit) untuk
menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan kaktus dan lidah buaya,
4) Parenkim Udara Ruang antar selnva besar, sel- sel penyusunnya bulat
sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun
tumbuhan enceng gondok C. Jaringan Penyokong Jaringan penyokong atau
jaringan penguat pada tumbuhan terdiriKolenkimSklerenkim.Kedua bentuk
jaringan ini merupakan jaringan sederhana, karena sel-sel penyusunnya
hanya terdiri atas satu tipe sel 1) Kolenkim Kolenkim tersusun atas
sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan penebalan dinding sel yang
tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi
tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh.Kolenkim
terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel
kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim.Sel
– sel kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi,
ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut dengan
ujung tumpul.Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel
kolenkim dibedakan atas:1. kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan
jaringan kolenkim dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut
selkolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan dinding
selnya membujurkolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan
dinding selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel
– selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan
sifat elastis.Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid
dan serabut.Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel – sel
pendek, sedangkan serabut sel – selnya. panjangsklereid berasal dari
sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel – sel
meristem.Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh.Sel – selnya
membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit
biji dan mesofil daun.Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola
yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut. d.
Jaringan Pengangkut Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri
atasXilemFloemKeduanya membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler).
Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun,Floem
berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan. 1) Xilem Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun
dari beberapa tipe sel yang berbeda.Penyusun utamanya adalah trakeid dan
trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel yang
cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong.Xilem juga tersusun
atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan
dalam berbagai kegiatan metabolisme sel.Xilem disebut juga sebagai
pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.PENYUSUN XYLEMTrakeid
Trakeamerupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem.Kedua
tipe sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan
tidak mengandung kloroplas sehingga berupa sel mati.Perbedaan pokok
antara keduanya, adalah padaTRAKEIDTrakeid tidak terdapat perforasi
(lubang-lubang)hanya ada celah (noktah)berupa plasmodesmata yang
menghubungkan satu sel dengan sel lainnya.TRAKEATrakea terdapat
perforasi pada bagian ujung-ujung selnya.Transpor air dan mineral pada
trakea berlangsung melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid
berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya.Sel-sel pembentuk
trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang
(ujung bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler).Bentuk penebalan
pada dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala. 2) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Floem juga dikenal
sebagai pembuluh tapis,Floem membentuk kulit kayu pada batangTersusun
atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring,
parenkim, serabut, dan sklerenkim.PENYUSUN FLOEMUnsur penyusun pembuluh
floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa
sel tunggal dan bentuknya memanjangbuluh tapis (sieve tubes) yang
serupa pipa.Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan
gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan. Organ Pada Tumbuhan
- Tumbuhan memiliki bermacam-macam organ yang tersusun atas beberapa jaringan tumbuhan.
- Berdasarkan
fungsinya, organ pada tumbuhan dibedakan menjadi organ sebagai alat
hara (orgnna nutritiaum), dan organ reproduksi (organa reproductikum).
- Alat hara meliputi akar, batang, dan daun, sedangkan organ reproduksi berupa putik dan benang sari yang terdapat pada bunga.
1. Akar Akar merupakan organ tumbuhan yang penting karena berperan
sebagai alat pencengkeram pada tanah/penguat dan sebagai alat penyerap
air. Akar memiliki bagian pelindung berupa tudung akar yang tidak
dimiliki oleh organ lain. Berdasarkan asal terbentuknya, akar dapat
dibedakan atas akar primer dan akar adventitif. Akar primer terbentuk
dari bagian ujung embrio dan dari perisikel, sedangkan akar adventitif
berkembang dari akar yang telah dewasa selain dari perisikel atau keluar
dari organ lain seperti dari daun dan batang.Pada kebanyakan tumbuhan
dikotil dan gimnospermae, sistem perakaran berupa akar tunggang yang
memiliki satu akar pokok yang besar, sedangkan pada tumbuhan monokotil
berupa akar serabut, yang berupa rambut dan berukuran relatif sama.Pada
irisan membujur akar akan terlihat bagian-bagian akar, mulai dari yang
paling ujung disebut ujung akar. Ujung akar ditutupi oleh tudung akar
(kaliptra). Kemudian dari ujung akar ke arah atas, terdapat zona
pembelahan sel, pada daerah ini terdapat meristem apikal dan turunannya
yang disebut meristem primer. Menuju ke atas, zona pembelahan menyatu
dengan zona pemanjangan. Pada zona pemanjangan, sel-sel memanjang sampai
sepuluh kali panjang semula, pemanjangan sel ini berguna untuk
mendorong ujung akar (termasuk meristem) kedepan. Semakin keatas , zona
pemanjangan akan bergabung dengan zona pematangan. Pada zona pematangan,
sel – sel jaringan akar menyelesaikan dan menyempurnakan
diferensiasinya.Apabila kita membuat irisan melintang akar muda, maka
akan terlihat struktur sel dan jaringan penyusun akar, berturut – turut,
yaitu epidermis, korteks, endodermis dan stele (silinder pusat).Lapisan
terluar dari akar adalah epidermis yang tersusun atas sel –sel yang
tersusun rapat satu sama lain tanpa ruang antar sel, berdinding tipis,
dan memanjang, sejajar sumbu akar. Dinding sel epidermis tersusun dari
bahan selulosa dan pectin yang menyerap air. Epidermis akar biasanya
satu lapis. PErmukaan sel epidermis sebelah luar membentuk tonjolan
yaitu berupa rambut atau bulu akar. Korteks akar terutama terdiri atas
jaringan parenkim yang relative renggang dan sedikit jaringan
penyokongnya. Di sebelah dalam lapisan epidermis sering terdapat selapis
atau beberapa lapis sel membentuk jaringan padat yang disebut
hipodermis atau eksodermis yang dinding selnya mengandung suberin dan
lignin.Di sebelah dalam korteks terdapat selapis sel yang bersambung
membentuk silinder dan memisahkan korteks dari slinder berkas pengangkut
di sebelah dalamnya. Lapisan ini disebut endodermis. Sel-sel endodermis
membentuk pita kaspari, yaitu penebalan dari suberin dan lignin pada
sisi radial. Akibat adanya penebalan ini, larutan tidak bisa
menembusnya.Silinder pusat akar (stele) tersusun atas berkas pengangkut.
Bagian ini dipisahkan dari korteks oleh endodermis. Bagian luar yang
berbatasan dengan endodermis adalah perisikel yang tersusun atas sel-sel
parenki berdinding tipis dan mempunyai potensi meristematik, sehingga
sering disebut sebagai perikambium. Peranan perisikel terutama sebagai
awal terbentuknya cabang akar tempat terjadinya kambium vaskuler,
kambium gabus dan berperan dalam proses penebalan akar. sebelah dalam
perisikel terdapat berkas pengangkut xilem dan floem. Xilem pada
tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, tersusun
seperti bentuk bintang, sedangkan pada tumbuhan monokotil, xilem dan
floem letaknya berselang-seling. 2. Batang Pada tumbuhan dikotil,
berkas pembuluh tersusun dalam suatu lingkaran sehingga korteks terdapat
di bagian luar lingkaran dan empulur di bagian dalam lingkaran. Pada
tumbuhan dikotil ini, xilem tersusun di bagian dalam lingkaran. Di
antara floem dan xilem terdapat cambium yang menyebabkan pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan dikotil.Kambium merupakan jaringan meristem
lateral yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder. Dua macam kambium
yang menghasilkan jaringan sekunder tumbuhan dikotil, yaitu:a) kambium
pembuluh (vascular cambium) yairg menghasilkan xylem sekunder (kayu) ke
arah dalam dan floem sekunder ke arah luar,b) kambium gabus (cork
cambium) yang menghasilkan suatu penutup keras dan tebal yang
menggantikan epidermis pada batang dan akar.Empulur batang tersusun atas
jaringan parenkim yang mungkin mengandung kloroplas. Empulur mempunyai
ruang antarsel yang nyata dan tersusun atas perikambium yang disebut
perisikel. Perikambium dibatasi oleh floem primer di sebelah dalam dan
endodermis di sebelah luarnya. Jari-jari empulur berupa pita radier yang
terdiri atas sederet sel,mulai dari empulur sampai dengan floem. Fungsi
utamanya adalah melangsungkan pengangkutan makanan ke arah radial. Pada
tumbuhan dikotil, jari-jari empulur tampak berupa garis-garis halus
yang membentuk lingkaran tahun. 3. DaunStruktur morfologi daun pada
setiap jenis tumbuhan berbeda-beda.Oleh karena itu, struktur morfologi
daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis
tumbuhan.Struktur daun dapat dilihat dari: bentuk tulang daun (menvirip,
menjari, melengkung, dan sejajar); bangun daun atau bentuk helaian daun
(bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai, jantung, dan bulat telur);
tepi daun (bergerigi, beringgit, berombak, bergiri, dan rata); bentuk
ujung daun (runcing,meruncing, tumpul, membulat, rompang/ terbelah, dan
berduri); bentuk pangkal daun (runcing, meruncing, tumpul, membulat,
rata, dan berlekuk); dan prmukaan (licin, kasap, berkerut, berbulu, dan
bersisik).Tidak hanya sebagai tempat fotosintesis, daun juga berfungsi
untuk transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernapasan).Bila kita
mengamati preparat irisan melintang daun, maka akan kita jumpai
bagian-bagian penyusun struktur anatomi daun yang sesuai dengan fungsi
daun tersebut. Daun tersusun atas jaringan epidermis, jaringan
parenkim, dan jaringan pengangkut. Epidermis berfungsi sebagai
pelindung jaringan ini memiliki struktur khusus sebagai adaptasi untuk
berkangsungnya proses fotosintesis, yaitu adanya stoma yang dalam jumlah
banyak disebut stomata. Stomata tersusun atas sel penutup dan
sel tetangga yang banyak mengandung kloroplas. Adanya stomata
memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara sel – sel fotosintetik
dibagian dalam daun dengan udara disekitarnya. Stomata juga merupakan
jalan keluarnya uap air. Bagian tengah dari struktur anatomi daun
juga dapat kita jumpai jaringan parenkim yang menyusun mesofil daun dan
terdiri atas parenkim palisade (parenkim pagar / jaringan tiang) dan
parenkim spons (parenkim bunga karang. Parenkim palisade terdiri
atas sel – sel yang memanjang di sel –sel bulat dan pada bagian ini
banyak terdapat ruang antar sel sebagai tempat pertukaran gas selama
fotosintesis berlangsung. Hamper semua daun memiliki berkas
pengangkut yang tampak sebagai tulang daun atau urat daun. Tulang daun
ini berisi pembuluh angkut xylem dan floem. Berkas pengangkut pada daun
berfungsi untuk mengangkut air dan hasil fotosintesis pada daun. 4.
Bunga Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini
bukanlah organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari
organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya
telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada
tumbuhan. |ika kita memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga,
bagian ini merupakan modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan
mahkota bunga merupakan modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya
berubah. Sebagian masih tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian
lagi akan mengalami metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam
proses reproduksi. Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih
mempertahankan sifat daun. Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi
kuncup bunga sebelum bunga mekar. Mahkota bunga biasanya memiliki warna
dan bentuk yang menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota
bunga ini berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang
lain. Benang sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi
jantan pada bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan
tempat berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai
yang disebut filamen (tangkai sari). Putik merupakan alat reproduksi
betina pada bunga. Pada putik terdapat kepala putik yang biasanya
memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat menempelnya serbuk sari.
Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut tangkai putik. Saluran
ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang mengandung bakal buah tempat
sel telur (gametofit betina). C. Proses Pengangkutan Pada Tumbuhan 1.
Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral Pengangkutan air dan
garam – garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada
tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral
diserap dari dalam tanah menuju sel – sel akar. Pengangkutan ini
dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme
pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar.
selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu
(xilem), sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui
epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian
mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan. a. Pengangkutan
Ekstravaskuler Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan
bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan
mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2
mekanisme, yaitu apoplas dan simplas. 1. Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak
hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air
masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat
terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang
memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal
sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas
pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah. 2. Pengangkutan
Simplas Padap engangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis
bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan
vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain
melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkttan ini , menyebabkan air dapat
mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada
pengangkutan simplas adalah sel – sel bulu akar menuju sel – sel
korteks, endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam
mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun. b. Pengangkutan
melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler) Setelah
melewati sel – sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke
pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara
vertikal dari akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu disusun
oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses
pengangkutan air dan mineral ini adalah sel – sel trakea. Bagian ujung
sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur jaringan xilem
seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel – sel penyusun jaringan
tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel
trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas
dan kohesi air dalam sel trakea xilem. 2. Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Pengangkutan Air. a. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun
(stomata ) yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini
menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air
yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan
molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada
xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke
daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses
penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi
itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan
dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan. Ada beberapa
factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun,
yaitu: Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan
transprasi akan semakin tinggi. Instensitas cahaya matahari, semakin
tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka kecepatan
transpirasi akan semakin tinggi. Kelembaban udara Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi juga dipengaruhi oleh faktor dalam
tumbuhan di antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan
pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata. b. Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh
kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata
lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya
kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan
air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik
kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari
akal sampai ke daun secara bersambungan. c. Tekanan Akar Akar
tumbuhan menyerap air dan €taram mineral baik siang maupun malam. Pada
malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel
akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke
dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu
mencegah kebocoran ion – ion ini keluar dari stele. Akumulasi mineral
di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk
dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa
cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut
tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan
mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari
melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar
dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada
ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil herba (tumbuhan
tak berkayu) dikotil. 3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis Proses
pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ
tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya.
Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang
paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain
itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan
hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan
satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem yang
berjalan satu arah dari akar kedaun, pengengkutan pada pembuluh floem
dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat
penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang
memerlukannya. Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa
membawa cairan floem dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain
dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang berlaianan.
Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung
pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan
oleh pipa tersebut. D. Pembudidayaan Tanaman Dengan Teknik Cangkok dan
Stek Untuk pernbudidayaan tanaman dapat dilakukan dengan cara
menyetek dan mencangkok. Kedua teknik ini merupakan teknik yang telah
banyak digunakan untuk rnemperbanyak tanamin secara vegetative. Banyak
keuntungan dari teknik ini, selain caranya mudah, juga dapat diperoleh
keturunan yang banvak dalam waktu yang relatif cepat sehingga cara ini
juga efektif untuk membudidayakan tanaman yang tergolong langka.
Mencangkok merupakan salah sattu cara memperoleh perakaran dari suatu
cabang tanaman tanpa mcmotong cabang tersebut dari induknya. ‘Ada dua
cara mencangkok yang sering dilakukan di Indonesia, yaitu ‘cangkok kerat
dan cangkok belah. Cangkok kerat dilakukan terhadap tanaman vang
kulitnya mudah untuk dilepas, sedangkan cangkok belah dilakukan untuk
tanaman-tanaman yang kulitnya sukar dilepaskan. Waktu mencangkok
sebaiknva dilakukan pada musim hujan. Bila dilakukan pada musim
kemarau, cangkokan sebaiknya harus selalu disiram untuk mencegah
kekeringan. Adapun cara mencangkok adalah? Tentukan satu jenis tanaman
yang akan dicangkok. Biasanya dipilih dari tanaman yang berkualitas
unggul, seperti rasa, ukuran buah, ukuran batang dan perawatan tanaman.
Pilihlah satu atau dua cabang yang masih sehat, tidak terlalu tua, dan
tidak terlalu muda. Buatlah dua buah keratan melingkar pada daerah
pangkal cabang. Jarak antara keratan yang satu dengan yang berikutnya
berkisar antara 2-5 cm tergantung besarnya diameter cabang tanaman.
Lepaskan kulit di antara dua keratan tadi dan buanglah lapisan kambium
yang masih melekat pada kayu dengan cara mengeriknya hingga lapisan
kambium yang berupa lendir hilang. Tutup bagian cabang vang telah
dilepaskan kulitnya dengan media yang berupa bubuk sabut kelapa, pupuk
kandang, kompos atau mos (akar pakis sararrg) r’arrg banyak tersedia di
toko bibit tanaman dan buah-buahan. Rungkus media c.rngkokan dengan
sabut kelapa, ijuk, atau plastic yang dilubangi. Basahilah cangkokan
tersgb11t1ia p hari dengan air agar tetap lembab. Biarkan beberapa
n’aktu l.rmanva sampai terlihat adanya pertumbuhan akar di sekitar tanah
penutup luka cabang tanamin yang dicangkok tersebut. Potonglah cabang
tadi di sebelah barvah keratan atau akar untuk di tanam terpisah dari
induknva. Stek merupakan salah satu cara memperoleh perakaran
tanaman dari suatu bagian tanaman (cabang, pucuk, daun, atau akar)
dengan memotong bagian tanaman tersebut dari induknya dan menanamnya
dalam suatu media persemaian. Media persemaian untuk stek yang biasa
digunakan adalah pasir atau campuran pasir dengan humus. salah satu hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan stek adalah mencegah terjadinya
penguapan yang terlalu tinggi pada stek tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengurangi jumlah daun dan mempertinggi kelembaban
udara di sekitar media. Berikut ini adalah langkah menyetek cabang
tanaman: Siapkan wadah persemaian yang telah berisi media berupa
campuran pasir dan humus dengan perbandingan 3 : 1. Tentukan satu atau
beberapa bagian tanaman yang akan distek. Pilihlah satu bagian cabang
taniman yang sehat dari tanaman yang akan distek. Buatlah beberapa
potongan cabang yang telah dipilih tadi, masingmasing panjangnya sekitar
10-20 cm tergantung panjang ruas pada cabang tersebut. Bagian bawah
dari potongan dibuat runcing untuk memperluas tempat tumbuhnya akar.
Setiap potongan cabang dapat disertai dengan daun atau tidak. Potongan
cabang yang disertii daun, jumlah daunnya diusahakan tidak terlampau
banyak. Tanamkan potongan-potongan cabang tadi pada baki persemaian
yang telah disediakan, kemudian tutuplah baki tersebut dengan kaca atau
plastik bening untuk menjaga kelembaban di sekitar persemaian. (untuk
stek daun dan pucuk, pengerjaannya hampir mirip dengan Iangkah di atas)
JARINGAN HEWAN Struktur tubuh hewan tersusun atas sel, jaringan,
organ dan system organ. Berbagai struktur organ akan menyusun individu.
Sel hewan adalah unit terkecil secara structural dan fungsional penyusun
individu hewan. Untuk mendukung fungsi tersebut sel tersusun oleh
organel. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan
fungsi yang sama terdapat empat jaringan utama penyusun individu, yaitu
jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan otot dan jaringan saraf.
JARINGAN HEWAN Jaringan pada hewan terdiri dari: Jaringan
epithelium : Berfungsi untuk melindungi permukaan luar dan dalam organ
juga berfungsi melapisi berbagai rongga atau di saluran tubuh dan
membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan ikat : berfungsi
mengikat dan menghubungkan antar jaringan. Jaringan rangka/tulang :
berfungsi menyokong, melindungi tubuh, dan menjadi alat gerak. Jaringan
darah : berfungsi mengedarkan zat makanan dan oksigen maupun mengangkut
sisa metabolisme ke alat pengeluaran. Jaringan saraf : berfungsi
mengoordinasikan dan meneruskan rangsang (stimulus). Jaringan otot :
berfungsi bersama dengan jaringan tulang mendukung fungsi gerak
JARINGAN EPITHELIUM Jaringan epithelium Berfungsi untuk melindungi
permukaan luar dan dalam organ. Berdasarkan struktur : Epithelium
pipih (squamous) Epithelium batang (columnar/silindris) Epithelium
kubus (cuboidal) Berdasarkan susunan sel terdapat epithelim sederhana
dan epithelium komplex: Epithelium pipih epithelium pipih selapis
Untuk proeses difusi,osmosis, filtrsai dan sekresi. Terdapat pada
pembuluh limfe, pembuluh darah kapiler, selaput pembungkus jantung,
selaput perut. epithelium pipih berlapis Sebagai pelindung Terdapat
pada epithelium rongga mulut, rongga hidung, esophagus. Epithelium
silindris epithelium silindris berlapis tunggal Untuk penyerapan
sari-sari makanan pada usus halus(jejunum dan Ileum) dan untuk sekeresi
sebagai sel kelenjar. epithelium silindris berlapis banyak Sebagai
pelindung dan sekresi epithelium berlapis banyak semu (pseudocolumner)
Untuk proteksi, sekresi dan gerakan yang melalui permukaan.
Epithelium kubus epithelium kubus berlapis tunggal Untuk sekresi dan
pelindung Terdapat pada lensa mata dan nefron ginjal epithelium kubus
berlapis benyak Sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan ,sekresi
dan absorbsi. Epithelium Transisional Merupakan jaringan
epithelium yang tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena
bentuknya berubah seiring dengan berjalannya fungsinya. Terdapat pada
ereter, urethra, kantong kemih. Epithelium kelenjar Merupakan
jaringan epitjelium yang khusus berperan untuk sekresi zat untuk
membantu proses fisiologis. Dibedakan menjadi kelenjar eksokren dan
endokren: Kelenjar eksokren Kelenjar yang berada di jaringan kulit atau
bawah kulit Untuk membantu metabolisme dan komunikasi Kelenjar
endokren Kelenjar yang terlaetak di dalam tubuh dan sering disebut
sebgai kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran bagi sekretya
sehingga sekretnya langsung dilepas ke darah. Fungsi untuk metabolisme
JARINGAN IKAT Berfungsi untuk melindungi jaringan dan organ dan
mengikat sel-sel untuk membentuk jaringan dan mengikat jaringan dan
jaringan untuk membentuk organ. Jaringan ikat tersusun atas matriks
dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks adalah bahan dasar
sesuatu melekat. Sel-sel jaringan ikat meliputi Fibroblas :
berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk
membentuk matriks Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan
terspesialisasi menjadi fagositosis Sel lemak : menyerupai fibroblas
dan berfungsi untuk menimbun lemak Sel plasma : Berbentuk seperti
eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody. Sel tiang (mast
cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine Jaringan ikat
berdasarkan struktur dan fungsinya: Jaringan ikat longgar Bersifat
elastis karena matriksnya mengandung serat kolagen, retikuler dan
elastin. Berfungsi sebagai pembungkus organ-organ tubuh dan
menghubungkan bagian-bagian dari jaringan lainnya. Jaringan ikat padat
Bersifat tidak elastis karena matriksnya tersusun atas serat kolagen
yang berwarna putih dan padat sehingga cairannya berkurang. Berfungsi
untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti pada katub jantung,
kapsul persendian, fasia, tendon dan ligamen. JARINGAN TULANG
Kartilago (Tulang Rawan) Osteo ( Tulang Sejati) KARTILAGO
Fungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada
embrio maupun pada saat dewasa. Berdasarkan susunan dan matriksnya,
kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu : Kartilago Hyalin Matriksnya
berwarna putih kebiruan dan transparan, dengan konsentrasi serat elastis
yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada saat embrio, pada orang
dewasa terdapat melapisi permukaan sendi antartulang persendian, saluran
pernafasan dan ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada.
Kartilago Fibrosa Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut
kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga
bersifat keras. Kartilago elastis Matriksnya berwarna kuning dengan
serabut kolagen yang berbentuk seperti jala. Osteon (Jaringan Tulang
Sejati) Berdasarkan kepadatan matriks ada atau tidak ada rongga di
dalamnya , tulang dibedakan menjadi dua, yaitu : Tulang kompak (keras)
Tersusun atas matriks yang rapat. Tulang Spons (bunga karang)
Matriksnya tersusun longgar. Jaringan darah
- Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh.
Komponen penyusun darah
- Eritrosit (sel darah merah)
- Leukosit (sel darah puith)
- Trombosit (keping darah).
- Eritrosit : Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
- Leukosit : Mengandung inti sel dan dapat bergerak.
Leukosit terbagi menjadi dua, yaitu
- leukosit agranuler ( Lymposit dan Monosit)
- leukosit granuler. ( Basofil , Eosinofil dan Neutrofil )
- Trombosit : Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar.
- Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.
Limfe (Jaringan Getah Bening)
- Tersusun
atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang
menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.
- Letak Kelenjar Limfe
JARINGAN OTOT
- Jaringan Otot tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas.
- Jaringan otot berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
- Otot Polos Bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak.
- Otot
Jantung Merupkan otot khusus penyusun organ jantung. Keistimewaanya
otot polos dan jantung diatas adalah bekerja tidak di bawah pengaruh
otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.
- Otot
lurik Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja dalam waktu yang
lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka
tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.
JARINGAN LEMAK
- Jaringan Lemak Tersusun atas sel-sel lemak dan matriks. Jaringan lemak bersal dari sel-sel mesenkim.
- Fungsi jaringan lemak adalah untuk cadangan energi,penjaga kestabilan tubuh danproteksi mekanis.
Jaringan Syaraf
- Jaringan syaraf tersusun atas sel-sel syaraf (neuron).
- Jaringan syaraf merupakan perkembangan dari lapisan embrional ectoderm.
- Jaringan syaraf sangat penting untuk mengatur kerja organ-organ tubuh bersama system hormon.
ORGAN
Organ Hewan
- Merupakan gabungan dari beberapa jaringan yang berbeda-beda untk mendukung satu fungsi atau lebih.
- Berdasarkan
letaknya organ dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu organ dalam dan
organ luar. Organ dalam misalnya hati dan jantung. Organ luar misalnya
kulit, mata, telinga dan hidung.
Sistem Organ
- Sistem
organ adalah gabungan dari beberapa organ yang melaksanakan satu fungsi
dalam koordinasi tertentu. Pada tubuh hewan tingkat tinggi setidaknya
terdapat 9 macam system organ.
Transplantasi Organ
- Transplantasi organ adalah proses pencangkokan organ tubuh manusia atau hewan yang satu ke manusia atau hewan yang lainnya.
- Transplantasi paling aman jika jaringan atau organ yang ditransplantasikan barasal dari tubuh sendiri, Contohnya kulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar