Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran Think-Pair- Share (TPS) adalah:
(1) guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas
kepada semua kelompok, (2) setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas
tersebut sendiri, (3) siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam
kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya, (4) kedua pasangan bertemu
kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk
membagikan hasil kerjanya kepada kelompok berempat (Lie, 2004).
Think-Pair-Share (TPS) memiliki
prosedur ynag ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu
lebih banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama
lain. Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau siswa
baru saja selesai membaca suatu tugas, selanjutnya guru meminta siswa
untuk memikirkan permasalahan yang ada dalam topik/bacaan tersebut.
Langkah-langkah dalam pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) sederhana, namun penting terutama dalam menghindari kesalahan-kesalahan kerja kelompok (http://home.att-net/_clnetwork/think ps.htm).
Dalam model ini, guru meminta siswa untuk memikirkan suatu topik,
berpasangan dengan siswa lain dan mendiskusikannya, kemudian berbagi ide
dengan seluruh kelas.
Tahap utama dalam pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) menurut Ibrahim (2000) adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Thingking (berpikir)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang
berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan
pertanyaan atau isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Tahap 2 : Pairing
Guru meminta siswa berpasangan dengan
siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap
pertama. Dalam tahap ini, setiap anggota pada kelompok membandingkan
jawaban atau hasil pemikiran mereka dengan mendefinisikan jawaban yang
dianggap paling benar, paling meyakinkan, atau paling unik. Biasanya
guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : Sharing (berbagi)
Pada tahap akhir, guru meminta kepada
pasangan untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah
mereka bicarakan. Keterampilan berbagi dalam seluruh kelas dapat
dilakukan dengan menunjuk pasangan yang secara sukarela bersedia
melaporkan hasil kerja kelompoknya atau bergiliran pasangan demi
pasangan hingga sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan
untuk melaporkan.
Langkah-langkah atau alur pembelajaran dalam model Think-Pair-Share (TPS) adalah:
Langkah ke 1 : Guru menyampaikan pertanyaan
Aktifitas : Guru melakukan apersepsi,
menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
Langkah ke 2 : Siswa berpikir secara individual
Aktifitas : Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang
disampaikan guru. Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa
untuk menuliskan hasil pemikirannya masing-masing.
Langkah ke 3 : Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing dengan pasangan
Aktifitas : Guru mengorganisasikan
siswa untuk berpasangan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar atau paling
meyakinkan. Guru memotivasi siswa untuk aktif dalam kerja kelompoknya.
Pelaksanaan model ini dapat dilengkapi dengan LKS sehingga kumpulan soal
latihan atau pertanyaan yang dikerjakan secara kelompok.
Langkah ke 4 : Siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas
Aktifitas : Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara individual atau kelompok didepan kelas.
Langkah ke 5 : Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah
Aktifitas : Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pemecahan masalah yang
telah mereka diskusikan.
Kegiatan “berpikir-berpasangan-berbagi” dalam model Think-Pair-Share memberikan keuntungan. Siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing karena adanya waktu berpikir (think time),
Sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat. Menurut Jones (2002),
akuntabilitas berkembang karena siswa harus saling melaporkan hasil
pemikiran masing-masing dan berbagi (berdiskusi) dengan pasangannya,
kemudian pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan seluruh kelas.
Jumlah anggota kelompok yang kecil mendorong setiap anggota untuk
terlibat secara aktif, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah
berbicara didepan kelas paling tidak memberikan ide atau jawaban karena
pasangannya.
Menurut Spencer Kagan (Jones, 2002) manfaat Think-Pair-Share (TPS)
adalah: (1) para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk
mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka
terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share (TPS) lebih banyak
siswa yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih
dalam pasangannya. Para siswa mungkin mengingat secara lebih seiring
penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik,
dan (2) para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk
berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share (TPS). Mereka
dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa, mengamati reaksi siswa,
dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi.
Regards,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar