Angin musim gugur berembus kencang di sepanjang jalan raya dari
Minsk, ibu kota Belarusia, menuju Moskow, ibu kota Rusia, Ahad, 9 September lalu.
Guyuran hujan lebat membuat suhu makin dingin, menjadi 2 derajat celcius. Di
atas jalanan licin ini, sebuah sepeda motor gede (moge) BMW seri R1150 GS
melaju kencang.
Stiker peta Indonesia
berlatarbelakang bendera Merah Putih terlihat di kaca depan. Tiga kotak muatan
terpasang di bagian belakang moge bercat putih itu. Pengemudinya memakai
atributbiker lengkap. Jaket hitam tebal dipadu celana dan sepatu
hitam. Tak ketinggalan helm putih plus kacamata hitam.
Atribut ini membuat
Jeffrey Polnaja, si pengendara, seolah tak peduli dengan terjangan hujan dan
udara yang menusuk tulang. Malah, moge-nya sempat dipacu hingga 150 kilometer
per jam. Hanya butuh waktu delapan jam untuk melibas 700 kilometer jarak
Minsk-Moskow.
Saat motor bernomor D
5010 JJ (singkatan dari “Jurig Jalanan”, julukan buat Jeffrey) masuk ke kota
Moskow, hari sudah menjelang senja. Kang JJ –panggilan akrabnya–
akan singgah sekitar sepekan di kota paling padat se-Eropa ini. Beberapa acara
rutin sudah menanti. Mulai konferensi pers, keliling kota, hingga
presentasi di berbagai komunitas.
Pria kelahiran
Bandung, 48 tahun lalu ini, mengadakan konferensi pers di Kantor Berita Ria
Novosti, 12 September. Acara yang didukung penuh oleh Kedutaan Besar Republik
Indonesia (KBRI) di Moskow ini menarik perhatian banyak media lokal maupun
asing.
Selang sehari, Jeff
bertemu dengan ratusan anggota klub motor BMW Rusia di gedung BMW Service
Centre. Serbuan pertanyan berbaur kekaguman mengarah ke sang Jurig Jalanan
alias Phanthom of The Roads ini. Para anggota klub itu terpesona dengan beragam
kisah unik Jeff menjelajahi 72 negara di Asia, Afrika, dan Eropa.
Rusia adalah negara
ke-43 dalam rangkaian pengembaraan Jeff keliling dunia naik moge sendirian (solo
ride). Di bawah bendera Ride for Peace, ia sudah melibas 75.000 kilometer
dari rencana perjalanan 330.000 kilometer. Ini setara dengan 150 kali
perjalanan Jakarta-Bali pulang-pergi.
Rute ini terbagi
menjadi dua etape, masing-masing selama dua tahun. Pertama, menyusuri
negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa. Kedua, menyusuri negara-negara di
benua Amerika dan Australia. Jeff mengawali petualangan ini di Jakarta 23 April
2006.
Para bikers negeri beruang merah ini pun antusias menanyakan performa sepeda motor BMW yang digunakan. Total berat motor plus perlengkapan seperti peralatan tidur, memasak, makanan, montir, GPS (global positioning system) mencapai 400 kilogram.
Para bikers negeri beruang merah ini pun antusias menanyakan performa sepeda motor BMW yang digunakan. Total berat motor plus perlengkapan seperti peralatan tidur, memasak, makanan, montir, GPS (global positioning system) mencapai 400 kilogram.
Menurut Jeff, motor
yang diberi nama Adventure atau Mahesa (dari bahasa Jawa yang berarti
“kerbau”) ini didesain khusus oleh pabrik BMW di Jerman. Motor bermesin 1.150
cc punya kecepatan maksimal 190 kilometer per jam dan kapasitas tangki bensin
30 liter.
Selama perjalanan,
Jeff melanjutkan, motornya jarang ngadat. Salah satu trik yang digunakan
adalah membagi beban seimbang dan memilih jalan yang pas. ”Kalaupun ada
kerusakan kecil, saya reparasi sendiri,” tuturnya.
Lalu apa sih motivasi
Jeff sebenarnya? Jeff menuturkan ide petualangan ini muncul saat acara menonton
siaran berita bersama keluarga sekitar tujuh tahun lalu. Berita perang di
berbagai belahan bumi mendominasi isi berita. Ini mengundang komentar putra
keduanya Reidraprasta & Rangga Erlangga yang saat itu baru 11 tahun.
“Ayah mengapa mereka memberik contoh buruk pada kami? Lakukanlah sesuatu,” ujar
Jeff menirukan anaknya.
Jeff langsung
menjawab, apa yang bisa dilakukan oleh seorang pengusaha dan bikersepertinya.
Spontan putranya bilang, Jeff bisa kampanye perdamaian dengan mengendarai
sepeda motor. “Ide ini menghantui saya,” ujar suami Santi Polnaja ini.
Kemudian ia mulai
merintis upaya mewujudkan ide itu. Selain menyebarkan misi perdamaian, Jeff
juga ingin mempromosikan Indonesia sebagai negara cinta damai. Sehingga citra
sebagai negara teroris yang mulai melekat bisa dilepas. Selain itu perjalanan
ini juga menjadi bukti semangat petualangan dan kemerdekaan dari tiap manusia.
Ternyata ide Jeff
mendapat dukungan aneka kalangan. Selain karena misinya mulia, juga karena Jeff
sudah lama dikenal sebagai biker tangguh selama 28 tahun menggeluti dunia
motor. Tahun 1996, Jeff terpilih menjadi “Captain Marlboro Adventure Team”
(MAT) di Utah, Amerika Serikat. Ia meraih skor tertinggi pada “Motorcycles
Off-Road” di Manti la Sal Nat Park, Amerika Serikat. Selain itu, dialah
satu-satunya anggota International Long Rider Society asal Indonesia.
Sekitar 30 pendukung
dan sponsor Jeff tergabung dalam tim Ride for Peace Officer yang diketuai
Menteri Perindustrian Fahmi Idris. Ada pula tokoh dari beragam klub sepeda
motor seperti HDCI (Harley Davidson Club Indonesia), HOG (Harley Owners Group),
Biker Brotherhood, dan tentu saja BMCI (BMW Motorcycles Club Indonesia).
Beberapa perusahaan juga ikut jadi sponsor. Ada produsen oli Top One, Eiger,
Oakley, dan Djarum.
Pemerintah pun tak mau
ketinggalan. Ikatan Motor Indonesia (IMI) membantu pembuatancarnette de
passage. Semacam passport untuk kendaraan bermotor. Menteri Pemuda dan
Olahraga Adhyaksa Dault juga menobatkan Jeff sebagai duta bangsa.
Kemudahan seperti ini tak lepas dari karakter Jeff yang ramah, gampang bergaul, dan komunikator. Hanya menguasai bahasa Inggris tak menjadi kendala untuk berkomunikasi dengan puluhan penduduk negara asing. Jika sudah mentok, Jeff biasa menggunakan bahasa tubuh. Dan ternyata bisa dipahami.
Kemudahan seperti ini tak lepas dari karakter Jeff yang ramah, gampang bergaul, dan komunikator. Hanya menguasai bahasa Inggris tak menjadi kendala untuk berkomunikasi dengan puluhan penduduk negara asing. Jika sudah mentok, Jeff biasa menggunakan bahasa tubuh. Dan ternyata bisa dipahami.
Salah satu bukti
keampuhan gaya komunikasi Jeff adalah saat ditodong senjata oleh milisi remaja
berusia 16 tahun di Laos. Jeff berupaya tenang, lalu mulai mengeluarkan kartu
dan main sulap. Mereka jadi terhibur dan membolehkan Jeff lewat.
Ketangguhan Jeff
sebagai biker juga teruji saat melewati medan-medan superberat. “Saya melalui
bermacam medan, mulai hutan lebat di Bhutan, pegunungan tinggi sepanjang
Himalaya, badai gurun pasir, hingga kawasan perang,” Jeff menjelaskan.
Sekretaris Pertama
KBRI Moskow, Johannes Manginsela, mengakui kehebatan Jeff menguasai jalanan.
Johannes menyaksikan aksi Jeff melibas jalanan berkelok-kelok dan licin dari
perbatasan Rusia-Belarusi hingga ke Moskow. Ia naik mobil Mercedes bersama
sopir KBRI mengiringi Jeff. “Orangnya bermental baja dan bertekad kuat untuk
mencapai tujuan, meski hujan deras menghadang,” ujar Johannes.
Makna misi perdamaian
Jeff makin terasa di wilayah-wilayah konflik dan rawan kejahatan yang sempat
dilalui. Selama melewati Kabul, Afghanistan, mesin perang, ranjau, dan milisi
bersenjata lengkap dari beragam suku menjadi pemandangan umum. Untunglah,
berbekal misi perdamaian, Jeff tak mengalami masalah. Malah dia sempat ditemani
salah satu kepala suku hingga ke perbatasan kota.
Media massa
Afghanistan pun kagum pada Jeff yang masih mau masuk ke negara yang tak aman
karena konflik. “Saya datang bukan untuk ikut campur urusan politik dalam
negeri, tapi memperkokoh hubungan emosional antar masyarakat berbagai bangsa,”
kata Jeff.
Kini, jalinan
persahabatan masyarakat antar-bangsa mulai terjalin. Jeff aktif menjaga kontak
terutama lewat e-mail dan website. Sebaliknya,
beberapa komunitas biker di Eropa juga rajin menampilkan update berita
perjalanan Jeff. “Kami terus melanjutkan kontak persahabatan dengan Jeff dan
memuat kisahnya di situs kami,“ ujar Vladimir Chaikovsky, After
Sales Motorrad Manager BMW Rusia.
Untuk penduduk
Indonesia, Jeff menyebarkan misi perdamaian ini lewat buku. Kisah perjalanan
Ride for Peace telah dibukukan dalam buku berjudul Wind Rider. Ia berharap makin banyak warga yang terinspirasi untuk berani
mencoba, jujur, bermental tangguh dan punya kemauan yang keras. “The road may
end, but not our spirit of adventure, brotherhood, and peace,” slogan itulah
yang selalu Jeff pegang teguh.
Zvet Zakharov ( Moskow), dan Astari Yanuarti
[Astakona, Gatra No 47 - Update Version )
[Astakona, Gatra No 47 - Update Version )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar