Che Guevara memang terlahir menjadi ikon revolusioner. Ia memilih
untuk terjun melawan penindasan. Dan membangun kesadaran masyarakat dari
tirani kekuasaan yang menindas kehidupan manusia. Ia kemudian terlibat
dalam gerilya di hutan-hutan. Melawan dengan bedil untuk menurunkan
rezim yang korup di Kuba. Membangun solidaritas internasional lewat
tulisan dan pidato-pidatonya yang berpihak pada kemanusiaan.
Kesadaran itu tumbuh ketika ia telah melakukan perjalanan keliling daratan Amerika Latin dengan sepedamotor.
Ia mengendarai Norton tahun 1953
pabrikan Inggris dengan kapasitas mesin berbobot 500 cc. Ia mencatat,
bergulat dengan kerasnya jalanan di Amerika Latin, melewati berbagai
budaya dan bahasa, melebur dengan masyarakat lokal, dan ia menulis atas
apa yang ia lihat, alami dan saksikan sendiri tentang
kenyataan-kenyataan itu. Hatinya bergolak resah dengan kenyataan.
Episode perjalanan Che Guevara
penuh dengan pesona dan romantisme. Ia kemudian mati ditembak serdadu
ketika menjadi tahanan penjara di Bolivia. Kematiannya itu justru
menjadi peluru yang jauh lebih tajam dan berbahaya. Pemikirannya terus
tumbuh dan berkembang. Orang rindu dengan sosok Che Guevara yang
kharismatik. Wajah Che yang gagah menempel pada dinding dan tembok
jalanan. Orang bangga memakai kaos oblong bergambar Che. Bahkan sosoknya
hadir di Indonesia.
Dalam poster-poster seperti di
belahan dunia lainnya. Dan memang Che Guevara sendiri pernah bertemu
dengan presiden pertama Indonesia, Soekarno dalam lawatan
internasionalnya.
Dalam documenter Discovery atau
National Geographic juga kita bisa menyaksikan petualangan dua orang
dari Inggris, Edward McGregror dan Charley Boorman yang berkeliling
dunia dengan sepeda motor BMW-nya. Mereka menempuh perjalanan jauh dari
Eropa hingga ke Amerika. Dan kemudian melakukan ekspedisi berikutnya
melibas tanah Afrika. Acara Long Way Down itu sungguh menghibur. Kita
dibawa larut dalam perjalanan panjang melewati gurun, tanah kering,
hutan belantara, dan satwa liar.
Tak hanya melihat berbagai
peradaban dan perubahan dunia. Namun film dokumenter perjalanan tersebut
berhasil menangkap momen apa adanya, bagaimana situasi pengendara,
perjuangan dan rintangan serta kondisi psikologis si pengendaranya. Dan
untuk alasan hiburan dan tontonan acara tersebut juga melibatkan tim
yang hebat. Kru yang tidak hanya menyiapkan kebutuhan logistik lapangan.
Tapi juga tim yang mem back up secara teknis agar menghasilkan
gambar-gambar yang dahsyat untuk menggambarkan suasana perjalanan dan
keindahan alamnya.
Kehadiran dua sosok si
pengendara menambah karakter yang kuat dari sisi personal dan humanisme
dokumenter perjalanan tersebut.
Motor telah membantu peradaban manusia. Memudahkan orang untuk bekerja,
mengenal lingkungannya secara dekat sekaligus meningkatkan kualitas
hidup seseorang.
Sepeda motor melahirkan sejarah
dan pergulatan yang panjang. Dari sosok Che Guevara yang mengelilingi
Amerika Latin hingga tukang ojek di kampung halaman sendiri yang setia
mengantar anak-anak sekolah dan ibu belanja ke pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar