Peter Ouwens,
direktur Museum Zoologi di Bogor adalah orang yang pertama kali meneliti dan
mendokumentasikan keberadaan komodo. Ia bersama pemburu menangkap dan membunuh
dua ekor komodo. Penelitiannya ini langsung menggemparkan dunia. Dan membantah
adanya mitos tentang seekor naga penyembur api. Sejak tahun 1910 pulau kecil
yang berada di antara Flores dan Sumba itu kemudian menjadi sangat
terkenal.Dalam laporannya pada tahun 1912, Peter berkesimpulan bahwa komodo
termasuk jenis kadal monitor pada kelas reptilia. Ia menyebut kadal raksasa ini
dengan Varanus komodoensis sebagai pengganti julukan Komodo Dragon. Pemerintah
Hindia Belanda kemudian mengeluarkan peraturan dan melindungi kawasan pulau
seluas 1817 km persegi ini. Sejak saat itu, para peneliti dunia sering
melakukan ekspedisi ilmiah ke Pulau Komodo tersebut.
Komodo termasuk
jenis reptilia yang telah berevolusi dan menyesuaikan diri dengan perubahan
alam. Senjata bagi komodo adalah air liurnya yang beracun serta kibasan ekornya
yang maut. Seekor kerbau maupun rusa yang lengah langsung terkapar dalam
hitungan detik.
Pulau Komodo
memiliki keunikan dan keistimewaan. Unesco menetapkan kawasan ini sebagai situs
warisan alam dunia dan cagar biosfer penting. Tak hanya pesona alam dan komodo
saja yang disuguhkan di pulau ini. Bagi para penyelam keberadaan Pulau Komodo
dan pulau lainnya, seperti Pulau Rinca dan Pulau Pada merupakan surga bawah
laut. Ada sekitar seribu spesies ikan, beragam jenis terumbu karang, manta ray
dan menjadi jalur penting bagi paus dan lumba-lumba.
RoF kagum dan
bangga dengan keberkahan alam yang ada di Nusa Tenggara Timur ini. Dan melihat
secara dekat kehidupan komodo di alam liar. Berada di pulau yang gersang ini
ibarat terlempar pada masa ratusan juta tahun yang lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar