Rabu, 08 Agustus 2012

Taman Dinosaurus Kecil


















Peter Ouwens, direktur Museum Zoologi di Bogor adalah orang yang pertama kali meneliti dan mendokumentasikan keberadaan komodo. Ia bersama pemburu menangkap dan membunuh dua ekor komodo. Penelitiannya ini langsung menggemparkan dunia. Dan membantah adanya mitos tentang seekor naga penyembur api. Sejak tahun 1910 pulau kecil yang berada di antara Flores dan Sumba itu kemudian menjadi sangat terkenal.Dalam laporannya pada tahun 1912, Peter berkesimpulan bahwa komodo termasuk jenis kadal monitor pada kelas reptilia. Ia menyebut kadal raksasa ini dengan Varanus komodoensis sebagai pengganti julukan Komodo Dragon. Pemerintah Hindia Belanda kemudian mengeluarkan peraturan dan melindungi kawasan pulau seluas 1817 km persegi ini. Sejak saat itu, para peneliti dunia sering melakukan ekspedisi ilmiah ke Pulau Komodo tersebut.

Komodo termasuk jenis reptilia yang telah berevolusi dan menyesuaikan diri dengan perubahan alam. Senjata bagi komodo adalah air liurnya yang beracun serta kibasan ekornya yang maut. Seekor kerbau maupun rusa yang lengah langsung terkapar dalam hitungan detik.

Pulau Komodo memiliki keunikan dan keistimewaan. Unesco menetapkan kawasan ini sebagai situs warisan alam dunia dan cagar biosfer penting. Tak hanya pesona alam dan komodo saja yang disuguhkan di pulau ini. Bagi para penyelam keberadaan Pulau Komodo dan pulau lainnya, seperti Pulau Rinca dan Pulau Pada merupakan surga bawah laut. Ada sekitar seribu spesies ikan, beragam jenis terumbu karang, manta ray dan menjadi jalur penting bagi paus dan lumba-lumba.

RoF kagum dan bangga dengan keberkahan alam yang ada di Nusa Tenggara Timur ini. Dan melihat secara dekat kehidupan komodo di alam liar. Berada di pulau yang gersang ini ibarat terlempar pada masa ratusan juta tahun yang lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar