Selasa, 31 Juli 2012

Game komputer untuk redakan depresi pada remaja

SPARX: Game komputer untuk redakan depresi pada remaja

Saat ini, kebanyakan remaja menghabiskan waktu mereka di depan komputer. Mengerjakan tugas, mengobrol, bersosialisasi, menonton film, dan bermain game. Dari sinilah para peneliti mendapatkan ide sebuah cara baru untuk mengatasi depresi pada remaja.
Penelitian terbaru merancang sebuah game komputer khusus yang bekerja untuk merawat depresi pada remaja. Diharapkan game ini dapat memberi dampak setara dengan terapi yang dilakukan bersama ahli.
SPARX, nama game ini, berbentuk permainan interaksi bergenre fantasi yang memberikan tantangan pada pemain untuk membawa keseimbangan ke dalam dunia fantasi yang sedang dikuasai oleh "pikiran negatif."
Permainan ini membawa pemain pada tujuh level yang disebut "provinces," dimana untuk menaklukannya pemain perlu mengasah kemampuan untuk "menemukan harapan", "menghadapi masalah", dan menantang "pikiran buruk."
Para peneliti membandingkan efek permainan ini dengan sesi terapi tatap muka bersama ahli atau psikolog. Ketika para remaja pada usia 12 - 19 tahun dengan tingkat depresi sedang bermain SPARX selama empat hingga tujuh minggu, mereka mengalami pengurangan tingkat depresi yang mereka alami. Hasil ini ternyata hampir serupa dengan hasil yang didapatkan dari sesi tatap muka dengan psikolog.

Peneliti menemukan sekitar 43% remaja yang bermain SPARX tak lagi merasa pada akhir masa penelitian, sementara hanya 16% saja remaja yang tidak mengalami depresi ketika dirawat dengan cara konvensional.
Langkah mencari pengobatan baru untuk depresi ini dilakukan karena banyaknya tingkat depresi pada remaja, sementara tidak semua anak atau daerah memiliki akses terhadap psikolog atau mampu membayar untuk terapi.
"Untuk tempat-tempat yang tidak memiliki psikolog atau orang-orang yang tak bisa mendapatkan terapi, program ini sangat berguna," jelas Dr Harold Koenig, seorang profesor bidang psikiatri dan ilmu perilaku di Duke University Medical Center di Durham, seperti dilansir oleh ABC News.
Bagaimanapun, ide untuk menggunakan permainan ini sebagai alat terapi masih membutuhkan waktu untuk benar-benar diwujudkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar