Selasa, 31 Juli 2012

Kekerasan masa kecil sebabkan kelainan mental

Kekerasan masa kecil sebabkan kelainan mental

Kekerasan, dalam bentuk apapun adalah hal yang tak boleh dilakukan. Terutama kekerasan pada anak-anak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa efek kekerasan pada anak tak hanya sekedar bekas luka pada kulit, tetapi juga kelainan mental.
Orang yang pada masa kecilnya sering mengalami kekerasan, seperti ditampar, ditendang, dipukul, maupun kekerasan dalam bentuk mental, memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami depresi, kecemasan, dan kelainan personal saat mereka dewasa.
Penelitian yang diterbitkan pada jurnal Pediatrics ini menemukan bahwa antara dua hingga tujuh persen kelainan mental yang diderita oleh orang dewasa berkaitan dengan kekerasan yang pernah mereka alami saat kanak-kanak.
"Kebanyakan orang percaya bahwa selama mereka tak melampaui batas, maka tak masalah memberikan hukuman fisik pada anak-anak," kata ketua penelitian, Tracie Afifi, pada Reuters (02/07).
"Namun menurut kami, yang terbaik adalah tak ada hukuman fisik, atau hukuman fisik yang tak melibatkan kekerasan," tambahnya. Afifi juga menyebut bahwa memukul anak sudah termasuk pada kekerasan secara fisik.
Dari 35.000 orang yang diamati dalam penelitian ini, sekitar 20% orang yang pernah mengalami kekerasan pada saat kecil mengalami depresi, dan 43% memiliki kecanduan alkohol.
Sementara itu depresi hanya dialami oleh 16% orang yang tak pernah mengalami kekerasan fisik pada masa kecil, serta 30% orang yang mengaku terlalu banyak minum alkohol.
Michele Knox, salah seorang psikolog untuk masalah anak dan keluarga menyetujui hasil penemuan ini.
"Hukuman fisik bisa mengakibatkan tekanan yang besar pada anak-anak. Kita tahu hal ini bisa mempengaruhi otak," kata Knox.
Hasil penelitian di atas mungkin bisa jadi pertimbangan bagi para orang tua sebelum mereka memberikan hukuman fisik pada anak. Selama anak masih bisa diperingatkan dan diberi pengertian, ada baiknya para orang tua menghindari hukuman secara fisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar